Chapter 3

459 24 11
                                    

Pukul 16.00, Raina terbangun dari tidurnya. “Gue ketiduran, sekarang jam berapa ya? Tumben ibu belum pulang.” Raina meraih ponsel miliknya. Raina mendapat pesan dari Nara, ibunya. Raina membuka pesan tersebut.
__
Ibu
+62 089-7429-XXX
Raina sayang, maaf hari ini Ibu pulangnya sedikit telat. Di rumah Pak Alex ada tamu jadi Ibu belum bisa pulang. 15:45

16:02 Oke, Bu.
__
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari pintu depan.
“Siapa yang datang ya?”

Raina pun beranjak dari ranjangnya untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya. Raina membukakan pintunya.
“Lo lagi? Kok lo bisa tahu sih alamat rumah gue?” tanya Raina kesal setelah melihat tamu yang datang ialah Rain Arkatama, cowok yang bagi dirinya menyebalkan.

“Lo ga perlu tahu gue dapat alamat lo dari mana yang pasti gue ke sini mau ngasih ini buat lo,” jawab Rain sambil memberikan sebuah kantong karton.

“Apaan nih? Ini buat gue?”

“Iya, ini jaket buat lo. Maaf, soal tadi pagi. Gue benar-benar ga sengaja bikin jaket lo kotor. Ini terima sebagai permintaan maaf gue.”

Raina mengambil kantong tersebut dan melihat isinya.
“Hmm, kok ada tulisan nama gue? Lo beli ini khusus gue?”

“Jaketnya sih iya. Tapi tulisannya gue yang bikin sendiri.”

“Hebat juga lo, bisa jahit. Btw, makasih jaketnya. Lo duduk dulu sana. Gue ke dalam dulu mau ambil minum buat lo.”

“Oke, gue tunggu sini.”

Raina masuk ke dalam untuk mengambil minuman untuk Rain. Tak lama Raina keluar membawa dua gelas teh untuk Rain dan dirinya.
“Ini silakan. Maaf, minumnya hanya ada teh.”

“Tidak apa.” Rain mulai menyeruput teh yang telah dihidangkan. “Lo lagi sendirian di rumah? Mama lo mana?”

“Iya, gue lagi sendirian. Ibu lagi kerja belum pulang.”

“Oh, gitu. Ya sudah, gue pulang ya! Makasih tehnya.”

Tiba-tiba Nara datang.
“Raina, Ibu pulang!” panggil Nara.

“Eh, Ibu sudah pulang,” sambut Raina sambil menyalami ibunya.

“Ini siapa, sayang? Teman baru kamu?” tanya Nara.

“Sore, Tante. Saya Rain, calon pacarnya Raina,” jawab Rain sambil menyalami Nara.

“Bukan, Bu. Dia bohong. Lo jangan ngaku-ngaku deh. Gue ga akan pernah jadi pacar lo!” protes Raina.

Nara terkekeh-kekeh mendengar perkataan Rain dan protes anaknya.
“Oh, Nak Rain. Saya Nara, Ibunya Raina,” balas Nara dengan tersenyum. “Raina sayang, kamu tidak boleh begitu sama temanmu.”

“Maaf, Bu. Habis dianya ngaku-ngaku gitu. Raina ga suka.”

“Tidak apa-apa, Tante. Saya suka lihat Raina marah-marah gitu. Dia jadi makin cantik.”

“Ah, Nak Rain bisa saja. Ayo, masuk dulu!” ajak Nara.

“Tidak usah, Tante. Saya mau pamit, sudah sore. Rai, gue balik dulu ya!”

“Baguslah, kalau lo mau pulang sekarang. Jangan balik lagi lo ke rumah gue! Ini yang pertama dan yang terakhir!” teriak Raina.

Rain menaiki motor gedenya dan memakai helmnya, “Tante, saya pulang dulu ya!” Setelah pamit, ia menjalankan motornya.

“Hati-hati, Nak,” jawab Nara.

“Raina sayang, kamu kok galak gitu sama temanmu itu? Ibu tidak suka ya! Kamu itu perempuan, Nak. Kamu tidak boleh galak-galak seperti itu.”

“Maaf, Bu. Habis dia tadi pagi mengotori jaket kesayangan aku.”

“Jaket kotor bisa dicuci, Nak. Jadi hanya karena itu kamu marah sama dia? Dia pasti tidak sengaja.”

“Iya sih, Ibu benar.”

“Ya sudah, ayo kita masuk! Pasti kamu sudah lapar. Ibu sudah beli soto ayam kesukaan kamu.”

Raina dan Nara masuk ke rumahnya.
“Kamu baru beli jaket, sayang?” tanya Nara sambil menghampiri jaket yang digantung di kursi ruang tamu.

“Ngga, Bu. Itu jaket dikasih sama cowok nyebelin tadi. Katanya sebagai permintaan maaf.”

Nara mengambil jaket tersebut dan melihat-lihat jaketnya.
“Jaketnya bagus, ada tulisan nama kamu. Pasti ini jaketnya spesial buat kamu. Kalau Ibu lihat sih, dia suka sama kamu, sayang. Kamu suka ga sama dia?” tanya Nara menggoda.

“Ih, amit-amit. Raina ga mungkin suka sama cowok nyebelin dan sok kegantengan gitu,” jawab Raina.

“Masa? Biasanya yang amit-amit nantinya bakal jatuh cinta loh.”

“Ih, Ibu. Raina yakin, Raina ga akan pernah suka sama dia.”

“Ya sudah, ayo kita ke ruang makan! Nanti sotonya keburu dingin.”

Raina dan Nara pergi ke ruang makan untuk makan malam.

Bersambung...
©2020 By WillsonEP
Penasaran dengan kisah selanjutnya?
Jangan lupa vote, comment, dan share ke teman kalian.
Thanks.
👇🏻⭐ Vote sekarang!

Anak MotorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang