Chapter 4

386 17 2
                                    

Sepulang dari rumah Raina, Rain langsung menuju basecamp AMC (AMC singkatan dari Anak Motor Club). Pukul 16.30, Rain tiba di basecamp. Gino, Alvin, Erick sudah berkumpul sejak pukul 16.00 tadi.
"Akhirnya lo datang juga. Lo habis dari mana sih? Bukannya rumah lo dekat dari basecamp," tanya Gino.

"Sorry, sorry. Tadi gue ada urusan sebentar," jawab Rain santai.

"Hmm, urusan apaan?" tanya Alvin penasaran.

"Ada deh, bukan urusan kalian. Daripada bahas urusan gue, mending kita makan. Mang Ucok, biasa pesan Indomie goreng double 4 porsi. Gue traktir kalian."

"Siap! Mang Ucok, buat heula nya Indomienya," jawab Mang Ucok sambil mengancungi jempol.

"Asik, ditraktir. Nuhun (Makasih), Rain!" jawab Alvin.

**
Beberapa saat kemudian, Mang Ucok menghampiri Rain, Gino, Alvin, Erick dengan membawa nampan yang di atasnya terdapat  4 mangkok pesanan Rain.
"Ini pesanannya, Indomie goreng double 4 porsi," ucap Mang Ucok sambil menaruh 4 mangkok tersebut di atas meja.

"Nuhun, Mang. Mantap pisan!" ujar Erick.

"Sami-sami. Oh iya, tehnya sebentar Mang Ucok ambil dulu ya! Tadi nampannya gak muat."

Mereka pun mulai menyantap Indomie goreng buatan Mang Ucok. Tiba-tiba hujan mengguyur dengan lebat. Memang sejak tadi langit sudah mendung.
"Dengar-dengar nanti malam ada balap liar di Jalan Diponegoro. Hadiahna (hadiahnya) lumayan. Kita teu ngiluan (ga ikutan)?" tanya Erick.

"Kan gue sudah bilang, anak-anak AMC tidak boleh ikutan balap-balap liar. Kita ini anak klub motor bukan anak-anak geng motor yang sukanya balap liar," tegas Rain.

"Gue setuju sama Rain. Kan itu salah satu aturan klub ini. Lo gimana sih, Rick?" tambah Gino.

"Lagian balap liar itu membahayakan pengguna jalan lain. Kasihan mereka," tambah Alvin.

"Ah, lu pada ga asik orangnya. Masalahnya kan di Bandung ga ada sirkuit, masa balapan hanya di sirkuit. Ga seru atuh! Gue bosen kalau gini-gini terus. Ya sudah, kalau kalian ga mau ikut, biar gue sendiri saja yang balapan," ujar Erick sambil beranjak dari kursi yang ia duduki.

"Rick, tunggu! Kalau lo mau balapan silakan, tapi lo harus keluar dari AMC sekarang juga! Sini jaket lo!" panggil Rain.
Erick melepaskan jaketnya dan melemparnya ke Rain.
"Nih, makan tuh jaket. Gue keluar dari AMC!" teriak Erick sambil menaiki motor miliknya.

"Rick, lo benar-benar keterlaluan! Sini lo!" teriak Alvin emosi.

"Sudah, Vin. Lo ga usah emosi sama dia. Biar saja dia pergi," ujar Rain menenangkan.

"Benar, kata Rain. Lu ngapain emosi sama dia? Dia pergi kita cari lagi saja," tambah Gino.

"Oh iya, Gin. Anak-anak AMC yang lain ke mana?" tanya Rain.

"Gue juga kurang tahu. Mungkin sibuk," jawab Gino.

"Oh, bisa jadi mereka sibuk. Oh iya, jangan lupa lo kabarin anak-anak yang lain di grup. Erick keluar dari AMC, terus jangan lupa kick dia dari grup," ujar Rain.

"Siap, laksanakan!" jawab Gino.
Mereka bertiga pun melanjutkan ngobrol-ngobrol sambil melanjutkan menikmati Indomie goreng.

Pukul 17.00, hujan reda.
"Gin, Vin, gue balik dulu ya!" pamit Rain.

"Oke, Rain. Hati-hati di jalan!" pesan Gino.

"Siap!" jawab Rain.

Rain pun mengambil helmnya dan langsung menuju motornya.
"Gue pulang duluan ya!" pamit Rain sambil memakai helmnya.

Setelah itu, ia langsung meninggalkan Warung Mang Ucok. Karena jaraknya dekat, pukul 17.15 Rain sudah tiba di rumahnya.
"Bi, Rain pulang!" panggil Rain.

"Den Rain sudah pulang! Habis dari mana, Den?"

"Oh, tadi habis dari basecamp, Bi. Biasa kumpul-kumpul sama teman-teman. Oh iya, papa sudah pulang?"

"Belum, Den. Katanya hari ini lembur lagi. Banyak kerjaan."

"Oh, belum pulang. Ya sudah, Bi. Rain mau ke kamar dulu ya! Mau istirahat."

Rain pun masuk ke kamarnya.
<Rain POV>
"Kenapa sih papa selalu begitu? Terus saja lembur? Kapan papa ada waktu buat Rain? Apakah papa sudah ga peduli sama Rain?"

Gue membaringkan diri di ranjang. Kemudian meraih pigura yang ditaruh di nakas.
"Ma, Rain kangen sama mama. Sejak mama ga ada, papa jadi tidak peduli sama Rain. Dia lebih memilih mengurus pekerjaannya dibanding mengurus Rain. Apa papa sudah ga peduli lagi sama Rain, Ma? Untung di rumah ada Bi Asih dan Pak Joko yang menemani Rain kalau papa kerja. Jadi Rain tidak sendirian."

Bersambung...
©2020 By WillsonEP
Penasaran dengan kisah selanjutnya?
Jangan lupa vote, comment, dan share ke teman kalian.
Thanks.
👇🏻⭐ Vote sekarang!

Anak MotorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang