"Karna sikap nya membuat ku kembali berharap," -Aurelia qistina.
●●●5. HARAPAN
"Aurel, lu pulang naik apa?" tanya Tahta. Gadis itu kini berjalan beriringan dengan Aurelia menuju ke depan gerbang.
Beberapa menit tadi suara lonceng pulang sekolah bergema membuat koridor hingga depan gerbang di penuhi dengan siswa-siswi yang siap melangkah untuk pulang.
"Di jemput si, kayak nya," jawab Aurelia, walau sedikit ragu.
"Yakin di jemput? Kalau enggak bareng gue aja," tawar Tahta.
"Eh, gausah. Rumah kita kan gak searah," tolak Aurelia.
Tahta mendengus. "Gapapa kali. Kayak sama siapa aja,"
"Gausah... Gue di jemput kok. Sono lu pulang, jemputan lu udah datang tuh," ujar Aurelia, ketika ia melihat sebuah mobil hitam milik orang tua Tahta berhenti tepat di depan gerbang.
Tahta hanya melirik sebentar ke arah mobil nya, lalu kembali memujuk Aurelia. "Serius nih di jemput? Biasa nya lu ngomong gitu, tapi ujung-ujung nya malah naik ojek!"
"Kali ini gue serius, ibu gue sendiri bilang bakal jemput gue pas pulang sekolah," ujar Aurelia, berusaha meyakinkan teman nya itu.
"Yaudah deh, gue duluan. Pas sampe rumah jangan lupa chat gue!" ujar Tahta memperingati.
Aurelia tersenyum, seraya mengangkat kedua jempol nya. "Oke siapp... hati-hati lu,"
Tahta memutar bola mata nya. "Lu juga hati-hati, sorry gabisa temenin lu nungguin jembutan,"
"Iya.. Gapapa," jawab Aurelia memaklumi.
"Oke byee,"
"Byee,"
Setelah itu Tahta langsung berlari ke arah mobil nya. Aurelia hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala apa lagi saat melihat Tahta yang masih sempat melambaikan tangan nya sebelum masuk ke dalam mobil.
Hingga tak selang beberapa detik mobil Tahta pun meleset pergi meninggalkan area sekolah, meninggal kan Aurelia yang kini kembali melanjutkan langkah nya menuju ke tempat pos satpam.
Ia duduk sendiri di situ, entah kemana pergi nya para satpam. Berkali-kali pandangan nya turun untuk melihat ponsel yang sedari tadi ia genggam, berharap ada notifikasi balasan pesan yang ia kirim ke ibu nya.
Aurelia:
Bu jadi kan jemput aku?Aurelia menghela nafas, bahkan pesan nya belum kunjung di baca. Kini ia kembali mengedarkan pandangan nya melihat sedikit demi sedikit siswa-siswi mulai meninggalkan sekolah. Hingga tidak sengaja pandangan nya terpaku pada sosok orang yang sangat ia kenali.
Lonel, cowok itu tampak berlari mengejar seorang gadis yang berjalan dengan cepat ke depan gerbang. "Sya, Tunggu!" ujar nya seraya berusaha menggapai tangan gadis tersebut.
Gadis itu berhenti, kemudian berbalik menatap Lonel. "Apa?!"
Oh, ternyata pacar nya
"Sya, maaf. Gue gak bisa antar lu pulang, gue kan udah bilang ada rapat os__"
"Pilih mana? Organisasi kamu apa aku, pacar kamu?" ujar tasya menyela ucapan Lonel.
"Syaa... Kali ini aja," bujuk Lonel yang terus berusaha menggenggam tangan gadis itu namun selalu di tepis.
"Hahaha lu ngomong apa? Kali ini aja? Bahkan berkali-kali lu ajak gue pulang bareng tapi ujung-ujungnya malah nyuruh pulang sendiri. lu tau gak si gue dari tadi tuh nungguin lu di depan kelas! Sendiri!" ujar Tasya emosi, namun nada suaranya tampak putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonel My Senior
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Cerita ini mengisahkan tentang cinta gadis remaja yang baru saja menduduki bangku kelas 10. Ia menjalani MOS tiga hari hingga dimana hari terakhir ia di pertemukan dengan senior berwajah datar dan sial nya mampu membuat jant...