"Ketika diri mu mampu membuat hari ku terasa berbeda," -Aurelia qistina.
●●●6. BERBEDA
Sinaran matahari jingga tampak begitu terang memenuhi seluruh pelusuk kota sore ini. Aurelia melihat ke bawah, memerhatikan bayangan nya yang begitu jelas. Perlahan ia tersenyum, ketika menyadari bayangan sosok di depan nya bukan lagi abang-abang ojek, melainkan Lonel. Sang senior yang beberapa hari ini mengganggu fikiran nya.
Entah kenapa, Aurelia merasa sore ini begitu berbeda dari sore kemarin. Rasanya hari ini begitu lebih indah, nyata, dan hidup. Hingga ia tidak ingin sore ini cepat-cepat berlalu.
Aurelia kini mengalihkan pandangannya ke arah kaca spion. Dan seketika senyum nya luntur, melihat wajah cowok itu yang selalu saja datar. Berbeda ketika bersama Tasya, cowok itu malah terus menunjukkan senyum tipisnya.
Ya iyalah, Tasya kan pacar nya.
"Eh, kenapa kak?" ujar Aurelia, ketika motor itu tiba-tiba berhenti di pinggir jalan yang lumayan sunyi, di bawah pohon rimbun.
Lonel tidak menyaut, namun ponsel yang ia keluarkan dari saku nya seolah memberikan jawaban. Aurelia terdiam, ia tidak salah lihat. Di ponsel cowok itu tertera sangat jelas nama Tasya di sana.
"Ada apa?" ujar Lonel setelah mengarahkan ponselnya di telinga.
"Kamu dimana?" terdengar sahutan di sebrang sana.
"Sekolah," jawab Lonel, membuat Aurelia mengerutkan dahinya. Kenapa cowok ini berbohong?
"Serius? kamu gak bohong kan?"
Lonel terdiam sesaat, Kemudian kembali bersuara. "Enggak,"
"Huffft... syukurlah,"
"Ada apa?"
"Masa tadi aku lihat ada cowok mirip kayak kamu lewat depan rumah aku. Terus boncengan sama cewek..."
"Aku fikir tadi tuh beneran kamu, tapi gamungkin si. Kamu kan ada rapat, masa ngantarin aku aja gabisa apa lagi antar cewek lain? Iya kan?"
Dan Lonel malah terdiam, membisu.
Aurelia yang dapat mendengar itu menggerutu dalam hati, menyalahkan dirinya. Seharus nya tadi ia tidak menerima tawaran cowok ini apa lagi setelah melihat bagaimana kejadian di gerbang tadi.
Jujur Aurelia sangat merasa bersalah sekarang. Walaupun ia ada rasa kepada Lonel, tapi sedikit pun tidak ada niat di dalam hati nya untuk merebut apa lagi merusak hubungan orang.
"Helloo... Nel, kamu dengar aku gak?"
"Iya, gue tutup dulu ya,"
"Ohh, yaudah. Ntar kalau pulang hati-hati. Nanti aku telfon lagi,"
"Iya,"
"byee..."
Setelah itu sambungan pun terputus. Membuat Lonel akhirnya menghela nafas. Kemudian Ia kembali menyalakan mesin motornya.
"Pegangan,"
kedua mata Aurelia melebar. Ia yakin, mungkin dirinya salah dengar.
"Kenapa kak?""Buruan pegangan, gue mau ngebut!"
Oh tidak, ternyata pendengaran nya benar. Aurelia terdiam, tidak bergeming. Mana mungkin diri nya mau pegangan apa lagi setelah Tasya menelfon tadi membuat dirinya harus segera menjaga jarak dengan cowok ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonel My Senior
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Cerita ini mengisahkan tentang cinta gadis remaja yang baru saja menduduki bangku kelas 10. Ia menjalani MOS tiga hari hingga dimana hari terakhir ia di pertemukan dengan senior berwajah datar dan sial nya mampu membuat jant...