Kami berlima tak pernah salat
karena kami tak tahu niatnya.
Ketika kami nongkrong di pertigaan,
Pak Kyai menyuruh kami pergi ke masjid.
Lalu kami pergi ke masjid itu,
duduk, diam terus kembali nongkrong.
Jika kami dimintai tolong,
kami akan bantu. Kalau dikasih imbalan
kami terima, kalau tidak ya tidak apa-apa.
Setiap dua hari sekali kami
selalu menjalani rutinitas yaitu
mabuk sampai pagi, di pertigaaan.
Tidak ada yang melarang kami,
kalau dilarang, ya kami tinggal pindah tempat saja.
Lalu kami pulang, tidur seharian.
Hidup kami memang tidak berharga tapi kami berusaha menikmatinya.
(2020)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempat Sampah (Kumpulan Puisi)
PoesíaAda satu keunikan, hal apapun bisa menjadi kebalikan. Hal serius bisa ditertawakan penduduknya, hal lucu bisa diseriusin penghuninya, laki-laki bisa menjadi wanita begitupun sebaliknya. Hanya di sini kamu bisa melihat taman bermain untuk orang dewas...