Hari pertama.
Telat. Taehyung telat bangun karena lupa waktu dan berakhir hari ini telat untuk berangkat ke kampus—untuk menjadi salah satu panitia ospek kampus. Dia sebenarnya menjadi panitia pengganti dan hanya dia yang rumahnya dekat kampus lalu nganggur, tidak ada kegiataan sama sekali selama liburan selain rebahan.
Taehyung bergegas dan ngebut sebisa mungkin, seharusnya panitia adalah contoh bagi mahasiswa baru dan ia telat. Belum lagi dia tidak mengenal satu pun panitia selain Park Jimin.
Setibanya di kampus Taehyung berlari menuju gedung rektorat—karena acara selama ospek diadakan di sana. Berlari sebisa mungkin, dan tetap saja telat. Dihadapannya terdapat ratusan mahasiswa sudah berbaaris dengan atribut ospek yang aneh-aneh. Taehyung berdiam dan ssegera menelpon Jimin untuk meminta bantuan—membawanya ke dalam ruangan tanpa ketahuan mahasiswa baru.
"Kenapa di sini?" suara itu tegas dan terkesan menyelidik.
Taehyung menoleh dan menatap sosok ketua kementrian pengembangan sumber daya manusia—yang kabarnya sangat galak dan disiplin; Jeon Jeongguk.
"E-eh i-itu kak, nunggu teman. Ah iya nunggu teman." Taehyung menjawab dengan terbata-bata dan tidak menoleh sedikit pun ke arah Jeongguk. Menatap terus ke arah kamera yang tergantung dilehernya.
Hening.
"Taehyung," suara Jimin memecahkan hening diantara keduanya. Dan Taehyung bersyukur karena akan bebas dari Jeongguk.
"Oh, lo Jim."
"Eh iya kak, ini Taehyung. Si Jaemin kan ada acara dadakan dan Taehyung ini penggantinya." jelas Jimin dengan menggebu-gebu.
"Panitia kok telat." cemooh Jeongguk. Dan Taehyung hanya bisa terdiam melihat Jeongguk pergi dengan wajah datarnya. Semoga ospek ini segera berakhir dan Taehyung tidak berurusan lagi dengan Jeongguk.
Hari kedua.
Ospek hari ini adalah pengenalan kampus. Taehyung yang sebagai panitia PDD—mendapatkan tempat untuk dokumentasi gedung A—yang berisi tentang anak-anak dari jurusan mesin dan lingkungan; jurusannya.
Dari jauh Jeongguk sejak tadi memperhatikan Taehyung yang asyik menekan tombol shutter dan menampilkan senyum kotaknya ketika dirasa puas dengan hasil jepretannya. Melihat itu semua Jeongguk ikut tersenyum. Abai dengan panggilan Mingyu yang perlu bantuan untuk mendisiplinkan maba.
Hari ketiga.
Ospek terasyik, hari ini adalah hari penuh dengan tawa. Permateri yang mengisi sangatlah lucu dan tidak membuat bosan. Mahasiswa baru tidak ada yang mengantuk dan Taehyung dapat membidik banyak moment dengan kameranya. Menghasilkan ketenangan dalam diri karena fotonya seperti berbicara dan mengantarkan tawa. Objek-objek yang ia bidik dapat menyalurkan itu semua. Dan ia mendapat pujian dari Kim Namjoon—selaku presiden mahasiwa. Tapi yang paling membuat hainya hangat ialah mendapatkan senyuman dan pujian dari Jeon Jeongguk.
"Bagus. Lo sangat berbakat, Taehyung. Ada foto gue nggak?"
Taehyung bersemu karena ia memang sering mengambil gambar ketua kedisiplinan tersebut; saat ia marah, saat ia mencuri waktu untuk tidur dan masih banyak yang lainnya.
"A-ada beberapa."
Taehyung menunjukkanya dan mendapat balasan elusan sayang dikepala. Jeongguk tersenyum disela elusannya dan ada yang bergetar diantara keduannya, hati mereka. Hati mereka telah jatuh di hari ketiga.
Hari keempat; hari terakhir.
Penutupan, perpisahan, cukup sampai sini. Ospek jurusan telah sampai di ujung kisah. Menghadirkan banyak kenangan untuk semua individu yang terlibat.
Terlebih untuk Kim Taehyung dan Jeon Jeongguk yang saat ini duduk berdua di atas rooftop dengan pemandangan mahasiswa baru tengah bersiap di posisi masing-masing untuk video dokumentasi yang selalu ditunggu—paper mob.
Hanya empat hari dan keduanya seakan menerima atensi masing-masing. Terasa pas dan lengkap tanpa pendekatan yang berlebih, hanya sesekali Jeongguk memberi senyuman di kala mendisiplinkan mahasiswa baru yang tertidur dan Taehyung berjaga untuk mengambil momen lucu. Hubungan mereka seperti kilatan blitz pada kamera yang begitu cepat dan terang. Singkat tapi juga terang karena jika berdua, mereka terasa lengkap.