chapter~3

30 5 2
                                    

"lo suka sama gue?" Rio mengulang kalimatnya, zasya masih terpana dengan petanyaan itu.

"Hmm..i..iyaa...satu sekolah juga tau kan, tanpa aku kasih tau pun sekolah lain juga ikut tau tentang itu"zasya menjawab pertanyaan itu dengan menahan gugupnya.

Rio tersenyum sinis. "Lo mau jadi pacar gue?"begitu saja kalimat itu terlontar dari bibir Rio. Zasya yang mendengar sontak membulatkan matanya tak percaya apa yang di dengar nya barusan. Hatinya seketika menghangat mendengar ucapan Rio.

"ka..ka..kamu..se..serius??" zasya berusaha meyakinkan Namun langsung dipotong oleh Rio.
"Gue gak nembak lo, gue cuma nanya" ketus nya dengan tatapan dingin miliknya. Nyali zasya ciut harapan nya telah menjatuhkannya dari langit, ternyata Rio memang se sulit itu ditaklukan.

"kalau lo mau jadi pacar gue lo harus turutin semua kemauan gue" Rio dengan serius berbicara menatap lurus Zasya.

"aku harus apa?" zasya di buat bingung dengan pernyataan Rio.
"Beneran lo mau ikutin semua mau gue?"Sekali lagi rio menegas kan kalimat itu.

Zasya berpikir sejenak, menundukkan kepalanya menatap sneakers kesayangannya, diselipkannya anak rambut yang sedari tadi hampir menutupi matanya ke belakang telinganya.

"Iyaa..aku mau" jawab zasya yang sebenarnya masih setengah yakin dengan keputusannya.

Rio mengangguk, masih tersenyum sinis ke arah zasya.
"oke karna lo udah jawab iya berarti lo udah ga bisa ubah keputusan lo"
"Gue liat tadi pagi lo lagi ngomong sama bima, jadi gue ga perlu lagi ngenalin lo sama dia, tugaslo-"kalimat rio tergantung karna dipotong oleh zasya yang heran ketika nama bima di sebut oleh Rio.

"Bima?? Kenapa bawa-bawa bima?"kata zasya yang menjadi bingung dengan situasi saat ini.
"udah gue bilang ga usah tanya"Rio meninggi, sangat terligat jelas bahwa ia mulai muak berbicara dengan zasya.

"ma..maaf" suara zasya kembali menciut.
"Gue mau lo nyakitin dia, bukan dengan kekerasan, tapi perasaan! Lo bakal tau alasan gue nyuruh lo ngelakuin ini semua"Rio terbawa suasana sepertinya bayangan tentang bima kembali muncul di otak rio. Zasya memperhatikan mimik wajah Rio, seperti nya rio sangat membenci bima, sampai ia menyuruhnya melakukan itu.

"Tapi...aku ngga bisa rio, Aku aja ngga tau dia siapa, aku kenal dia baru kemaren" tatih zasya benar-benar tak sanggup melakukannya.

"Itu terserah lo, Gue kasih lo waktu 3 minggu, kalo lo berhasil lo jadi pacar gue , kalo lo nolak liat aja yang akan terjadi" Ancam Rio.

Zasya mematung, kali ini dia serba salah, di satu sisi ia senang karna mendapatkan kesempatan dari Rio. Disisi lain, apa harus dengan cara mempermainkan bima supaya bisa mendapatkan hati Rio?

Suara Rio kembali membuyarkan lamunan zasya. "Gue kasih waktu 3 minggu" ujarnya dan berlalu seketika meninggalkan zasya yang masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

---

Sekarang Zasya,Ashila, dan Dian sedang duduk di kursi kantin sekolah mereka dengan hidangan wajib yang selalu nangkring di meja mereka yaitu siomay mba ratih. Shila dan dian sangat menikmati siomay mereka, berbeda dengan zasya yang hanya mengobrak-abrik makanannya, siomay lezat itu seketika menjadi hambar saat zasya mimikirkan hal yang  terjadi tadi pagi ,perkataan Rio masih saja terngiang di telinganya.

"kenapa harus dengan cara itu? " batin zasya

"woy sya..siomay lo ga mau di makan?  Perut gue siap nampung nih" celoteh shila masih memegang sendok siomay nya,  zasya segera tersadar dari lamunan nya.

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang