CHAPTER~10

22 3 0
                                    

Welcome back reader💙
Happy reading ya💙

🌸

Yani masih tak berhenti melemparkan pujian atas kecantikan Zasya hari ini, baginya baru kali ini yani melihat gadis yang cantik natural seperti Zasya. Zasya yang kini sudah bergabung dengan Yani dan bima hanya bisa tersipu malu karena di lihat seperti itu.

Bima yang awalnya menyamakan reaksi seperti seperti Yani, seketika langsung mengembalikan wajah pokernya, datar tanpa ekspresi. Ia bahkan tak sedikitpun menoleh ke arah Zasya yang kini tengah duduk di samping Yani.

Pertama kali yang terlintas di benak Bima saat melihat Zasya keluar dari kamar Bundanya, ia langsung teringat dengan Bundanya, Meski tak pernah melihat langsung sosok ibunya, Bima pernah melihat foto Rasda mengenakan dress itu, sama cantiknya dengan Zasya saat memakai itu.

"Den, non zasya cantik kan den?" Yani bersemangat bertanya kepada Bima, Zasya tertunduk malu dengan pertanyaan Yani, bagi Zasya kali ini ia merasakan bagaimana di katakan cantik seperti itu.

Bima melirik zasya sekilas lalu menaikkan sebelah alisnya.

"Cantik apa nya bik, kek ondel-ondel mau kondangan gitu" ucapnya tanpa dosa, sangat ringan bahkan dengan ekspresi yang sulit diartikan.

Zasya seketika mengurucutkan bibirnya, ternyata Bima masih memegang teguh jiwa es batu, cuek dan keras kepalanya.
"Ga perlu ngatain gue ondel-ondel juga kali bim" gerutunya.

"Yee, emang kenyataannya gitu mau gimana lagi" Ucap Bima lagi dengan nada yang sangat cuek.

Zasya benar-benar tak habis pikir dengan seorang Bima, apapun yang ia katakan pasti selalu mendapat jawaban dingin dan menohok dari bima.

"Sayang banget bim, Jiwa sok cuek dan sikap dingin berhasil nutupin kegantengan lo bim"tutur Zasya.

Bima mematung di tempat, ia bahkan tak mau menatap ke arah zasya lagi, Secara tidak langsung maksud dari kalimat Zasya itu mengatakan bahwa ia Ganteng. Bima merasakan hatinya memanas, ada perasaan aneh yang terpacu ketika Zasya mengatakan itu.

"Apaan sih lo!" ujar Bima yang kini tak mempedulikan Zasya lagi.

Yani terkekeh kecil, melihat tingkah 2 orang remaja didekatnya, Yani bisa merasakan keduanya masih sangat gengsi untuk saling dekat terutama bima.

"Udah-udah jangan berantem,  kita makan malam dulu nasi nya udah mateng" Yani menengahi mereka.

Tanpa aba-aba, Bima langsung menarik langkah pasti menuju meja makan, ia tak mau lagi terjebak dalam suasana yang menciptakan gejolak emosi aneh dalam hatinya.

---


"yah hampir aja gue menang" gerutu julian yang histeris seusai bermain game online di Hp nya. Julian matikan layar menyala miliknya dan menyimpannya ke dalam saku celananya.

Julian menoleh kepada seseorang yang seperti kehilangan nyawa, karena duduk melamun menatap keluar jendela rumah Julian.

"yoo.. Ntar kalo lo kesambet mba kunti gue ga tanggung jawab ya" celetuk julian. Suara julian berhasil mengembalikan alam sadar orang tersebut. Siapa lagi sahabat Julian kalau bukan Rio.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang