Chapter~4

36 5 2
                                    

Bima menepikan motor ninja biru nya ke garasi yang menempel di sisi kanan rumahnya. Cowok berparas tampan yang memiliki Mata tajam dengan manik mata coklat pekat itu menuruni motornya dan berjalan mamasuki rumahnya.

Di lepasnya helm fullface miliknya itu sehingga memperlihat wajah nya yang merupakan anugrah terindah tuhan untuknya .

Cowok bertubuh jangkung itu memiliki hidung mancung, Rahang lebar, bibir tipis bewarna merah muda ditambah lagi dengan rambutnya yang memiliki ponis tipis, Jika dibandingkan dengan Oppa korea, Bima bisa dibilang 11 dan 12 dengan mereka.

Ketika ia mendorong pintu rumahnya, terlihat langsung cuplikan sosok wanita yang berumur lebih setengah abad. Memakai daster dan kain lap yang tergantung di bahunya. Wanita itu tersenyum hangat menyambut kehadiran Bima.

"Eh..den bima udah pulang" katanya berjalan menghampiri bima.

"Belum bik... Udah dirumah aja" kata bima, setelah nya terdengar kekehan kecil dari bima yang lansung duduk di sofa ruang tamu di rumahnya. Wanita itu adalah Yani, Pembantu rumah tangga di rumah bima, Yani sudah merawat Bima dari umur Bima 12 tahun.

"Den bima mah" Wanita itu geleng-geleng kepala.Bima terkekeh lagi mendengar perkataan wanita itu. Beginilah keseharian Bima, Bima hanya tinggal dengan seorang pembantu rumah tangga dan seorang supir pribadinya.

"Bi yani masak apa? Bima laper nih bik, nasi gorengnya bibik udah kecerna semua sama perut bima" Ujarnya sangat ringan, bahkan jauh dari kata dingin yang sering di lontarkannya.

"Bibik teh buat sop buah den, pas banget diminum panas-panas gini den"bersemangat Yani menawarkan kepada bima.

"Bima kan laper bik, kagak haus" protes bima tanpa menyelipkan kekesalan di kata-katanya.

"Den Bima kan harus sering-sering makan buah den, enak kok den, den bima coba ya" Wanita itu menawarkan lagi dengan mata berbinar.Setelah itu Bima mengangguk mengiyakan kata Yani.

Dengan semangat Yani menyiapkan semangkok sop buah untuk Bima. Bima lansung menyambut sop buah itu dan melahap nya, benar saja sangat enak dan segar. Yani mengambil tempat untuk duduk disamping bima, Karna telah menjaga bima dari umur bima 12 tahun bima sangat menghormati Yani, dan tidak ada gengsi lagi diantara mereka.

Yani menatap bima yang masih sibuk melahap sop buah nya, matanya menjadi sayu menatap bima.

"Den bima gak lupa minum obat kan?"ucapannya kini lirih menatap sendu Bima. Bima yang mendengar itu langsung menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah Yani.

"Ga kok bik, tadi bima udah minum obatnya, bibi gak usah khawatir" Bima tersenyum meyakinkan Yani bahwa ia baik-baik saja.

Yani mengangguk mengerti, tatapannya masih saja sendu. Bima kembali memfokuskan diri ke sop buah nya.

Sempat hening, Yani kembali bersuara.
"Kemaren, den bima kenapa ga minum obat di sekolah?"

Kemarin setiba Bima dirumah, Nyeri di perutnya kembali menggorogoti tubuhnya, karna gara-gara bekal nasi gorengnya tumpah terpaksa Bima tak makan apa-apa lagi ,itu disebabkan karna bima tak cocok dengan makanan yang di beli luar dan makanan yang dibuat oleh orang yang tak dikenal nya, karna tubuhnya akan menolak dengan sendirinya kalau mendapati makanan dari luar.

Maka selama ini Yani lah yang membuat masakan untuk bima karna sudah terbiasa tinggal bersama selama lima tahun.

"kemaren bima ketemu cewe rese bik, dia buang semua masakan bibik, sayang banget padahal enak banget"gerutu Bima, kembali kesal teringat kejadian waktu Zasya menabraknya.

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang