Seperti langit yang tak selalu cerah
Seperti air yang tak selalu jernih
Dan seperti angin yang tak selalu berhembus tenang.Kehidupan juga memiliki titik di mana ia akan menunjukkan sisi lainnya
Kehidupan yang penuh tantangan serta Cobaan.Dan yang dapat di lakukan manusia hanya berusaha,berdoa,dan berharap kepada sang pencipta, apapun rencana nya kelak, pasti adalah hal terbaik.
Thefir.
"Jena,kau bahkan tidak menghabiskan setengah dari makan siang mu!"
Pria manis berdarah China itu tengan mengomel, sepanjang perjalanan menuju kelas. Ya mereka baru saja selesai makan siang.
Lebih tepatnya hanya renjun yang makan,jena? Huh,gadis itu hanya mengabiskan mungkin tidak sampai 5 sendok suapan ke dalam mulutnya yang biasanya cerewet itu. Kini hanya ada diam,murung,dan tidak ada lagi senyuman yang biasanya renjun lihat.
"Jena..,aku tau kau sangat terpukul dengan apa yang menimpa Jeno,tapi bukan hanya kau yang sedih di sini,kita semua merasakan hal yang sama, setidaknya kau harus menguatkan ibu mu juga,bantu ayah mu,kasihan dia,dan untuk kau jadikan tempat sandaran... Mmm mungkin aku bisa.."
"Hiks...HIKSS...LONJUINNN KENAPA INI HARUS TERJADI PADA JENO HIKS..,KASIAN DIAA,AKU BAHKAN RELA BERTUKAR POSISI DENGAN ADIK KU LONJUINN,TAPI LIHAT AKU MALAH MEMBUAT KALIAN KHAWATIR HIKS..A-aku m-memang tidak berguna lonjuin..."
Renjun yang kaget karena tiba tiba Jena berteriak sambil menangis hanya bisa memeluk gadis itu erat, sambil membisikkan kalimat kalimat penenang,karena sejujurnya renjun tau betapa sakit nya melihat orang yang kita sayangi menderita.
Thefir.
"Halo anak ayah.. ayah bawakan boneka kucing baru,untuk teman Jeno jika bosan,tapi yang ini mirip dengan bongshik,ayah memesan nya secara langsung,hei apa jagoan ayah suka?"
Tidak ada jawaban, begitulah keseharian Jung Jeffry kini,pulang kantor, langsung mendatangi rumah sakit tempat anak nya di rawat,dan bisa di bilang ia dan Anne lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit ketimbang di rumah mereka,begitu juga dengan Jena.
Sementara Jeno.., setelah ia mengetahui keadaan nya ia menjadi amat pendiam,entah apa yang anak itu fikirkan bahkan Jeffry pun tidak tau. Pernah suatu waktu Jeffry kesal karena Jeno yang susah sekali di suruh makan,sampai nampak berisi makanan berhamburan di lantai karena ia memberontak, Jeffry membentak Jeno dan anak itu mulai takut dengan Jeffry dan tidak akan menanggapi ucapan ayahnya,entah bisa di bilang ngambek?,tapi tidak lucu jika ngambek nya terlalu lama,kan Jeffry kangen.
"Sudah Jeff,lebih baik mandi,lalu makan siang. Tadi kak Jennie datang membawakan beberapa makanan favorit mu"
"Hmm,baik lah,kau juga jangan terlalu lelah mengurus Jeno,aku tak ingin kau sakit nantinya sayang"
Kecupan singkat di terima anne,lelahnya selama ini tidak ada apa apanya. Anne rela mengorbankan apa saja demi keluarga nya jika itu nyawa sekalipun.
"Hmm,aku mengerti tuan Jung Jeffry"
Mereka tertawa pelan agar tidak menggangu Jeno,namun tanpa mereka sadari sejak tadi Jeno mendengar obrolan ayah dan bunda nya,ia sedikit merasa bersalah,mengapa ia tega membuat ayahnya semakin tersiksa seperti ini.
"Bunda.."
"Iya sayang.."
"Mau bongshik"
"Tapi kan je-"
"Yang ayah bawa tadi"
TBC.
Hadu, apa kabar temen temen? Maafin aku lamaaaa banget upnya,tugas ku numpuk banget guys,dan belakang ini aku lagi sering pusing,dan baru aja sembuh dari demam,makasih juga kalo ada yang masih nungguin,aku ga berharap banyak sama cerita ini, semangat aku nulis ilang karena beberapa alasan,sekali lagi maaf,dan aku bakal up cerita ini kalo idenya ga ngelag, terimakasih 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
the Fir family-jaeros
Randomdailylifenya keluarga ayah Jeffry dan bunda anne bersama anak anak nya.