Hallo🙌
Terima kasih utk yg sudah bersabar dan stay dengan Bima-Cia ❤️❤️
Kali ini partnya aku panjangin yaa karena lagi pengen mengabadikan moment Bima-Cia. Yup bener banget part ini full isinya Bima sama Cia doang 🤭😂
Tekan bintang jangan lupa jika kalian support cerita ini🌟🌟🌟 Happy reading!
*****
Setiap manusia memiliki privasi tersendiri sementara yang lain tidak berhak atas apapun.
-Bima Raka Sidrata
*****Bima menyetir mobilnya sambil curi-curi pandang pada Cia yang tidak mau bicara dari tadi. Ia pikir, ia akan ditolak tadinya padahal ia sudah menyiapkan segala rencana apabila Cia memberontak seperti kemaren.
"Kamu mau mampir? Sekalian beli apa gitu?" tanya Bima datar.
"Gak," jawab Cia tak kalah datar.
"Oke," sahut Bima pasrah.
"Hm," dehem Cia pelan tidak mengalihkan fokus dari jendela.
Bima melirik Cia lagi, merasa ada yang berbeda–nampak tidak mood. Kalau begini jatuhnya akan jadi les yang tidak menyenangkan. Bima benci mengajar dengan suasana seperti itu.
"Biasanya sih kalau belajar enak sambil nyemil. Yakin gak mau beli? Takut berat badan naik?" tanya Bima lagi menoleh sekilas pada Cia.
"Enggak. Gak paham banget sih," gerutu Cia cemberut.
Bima diam. Memahami berbagai kemungkinan mengapa Cia bersikap demikian. Mungkin Cia tertekan atas semua upaya Ayahnya.
Tanpa banyak bicara Bima mampir ke kedai terang bulan.
"Tunggu sini," kata Bima lalu keluar mobil.
Dalam diamnya Cia memperhatikan segala pergerakan Bima. Ia akui Bima tidak bisa dianggap angin lalu. Tubuh tegap nan atletis, kulit kuning langsat, juga kacamata yang bertengger di hidung mancungnya menarik perhatian berbagai pasang mata.
Cia melipat tangan depan dada lalu tertawa miring. "Sayang gue gak minat. Terlalu kaku. He's not my tipe."
Sepuluh menit kemudian barulah Bima kembali ke mobil dengan satu kantong plastik berisi terang bulan campur.
Bima meletakkan terang bulan di kursi belakang. "Walaupun kamu gak minat. Saya tetap beli, barangkali kamu suntuk waktu pembelajaran," ucap Bima.
"Terserah," ujar Cia baru menatap lawan bicaranya.
Cia menoleh ke jendela lagi kembali dengan ekspresi cemberut. Lagian gue gak bakal bisa makan, batinnya.
Setelah 15 menit melawan kemacetan, sampailah Bima di rumah Cia. Dengan Cia yang masuk ke rumah lebih dulu. Persetan dengan kehadiran Bima. Pokoknya ia tidak mau mempersilahkan Bima masuk.
Tepat di ujung tangga Cia menjeda langkahnya, menoleh ke belakang melihat Bima sudah duduk di sofa tengah membuka laptopnya.
Nah kan.. gak gue suruh duduk aja udah duduk. Gak ada akhlak emang.
"Kalau Om jemput aku pulang sekolah berarti jam lesnya diajuin gitu?" tanya Cia menahan semua kekesalannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/224481795-288-k661959.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
U for Me
Jugendliteratur"Om naksir sama saya? Om suka nyuri anak perawan orang kan?!" "Iya Cia kamu memang menarik. Mau ciuman sama saya?" "Berengsek! Gue aduin lo ke Papa!" "Kenapa kamu ngadu? Ingin cepat-cepat saya nikahi begitu?" **** Allycia atau biasa dipanggil Cia. R...