《Seventeenth》

68 43 7
                                    

Pertandingan sudah selesai,tapi sepertinya tim dari SMA merah putih sedang tidak beruntung menjadi juara 1,tapi tak apa mereka masih tetap membawa kebanggaan menjadi juara 2,hebat...

Rania dan salma sedang makan di kantin SMA pejuang,mereka di beri kesempatan untuk istirahat beberapa menit,setelah itu baru pulang.

"Ran,kenapa sih bete mulu?".tanya salma.

"Gak apa-apa sal".jawab rania dengan lesu.

Salma melihat kebelakang,melihat deretan bangku-bangku kantin,dan tepat mata nya tersorot pada zara dan davin yang sedang mengobrol entah membicarakan apa semua itu tidak terdengar,dan kini salma tau apa yang buat sahabat nya ini menjadi orang yang pendiam sekarang.

"Itu alasan lo jadi gini?".tanya salma pada rania.

"Ga-gak kok sal ,lo lanjut makan aja keburu pulang tar".kata rania,berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Bisa aja ngeles nya".ucap salma pelan,lalu melahap lagi makanan milik nya.

Rania hanya melihat ke akraban davin dan zara dari kejauhan,sesekali ia palingkan pandangan nya ketika davin memperhatikan nya,rania memperhatikan kembali dua sejoli itu,tak lama kemudian atmosfer di sekeliling nya mulai terasa panas,sangat panas,saat davin memberikan sebuah kotak kecil berisikan kalung sangat cantik pada zara,tepat sekali tertangkap oleh mata rania.

Sebuah kotak berisi kalung?

Sebuah kalung cantik?

Apa yang di maksud?

Rania berdiri dari bangku nya,lalu menyelendangkan tas milik nya,menjauh dari tempat ia duduk tadi.

"Ran,rania mau kemana,tungguin gw".teriak salma,lalu salma berlari untuk menghampiri rania.

Rania secepat mungkin berjalan tak tentu arah ia akan kemana sekarang,davin dan zara memperhatikan rania yang berjalan terburu-buru tapi penuh amarah.

Rania duduk di bangku taman SMA pejuang,memang sepi tempat nya,dia duduk dan menundukan kepalanya,rasanya ia merasakan sakit yang sangat luar biasa di hati nya.

Salma melihat sahabatnya itu tak baik-baik saja saat ini,apa dia harus menghampiri rania?,atau beri rania waktu untuk sendiri?,sepertinya dia butuh teman,salma pun mendekati rania.

"Ran,lo kenapa?".tanya salma.

"Gak apa-apa sal".jawab rania sambil mengangkat kepalanya yang posisi awal tertunduk,cairan bening membasahi matanya saat ini.

"Lo nangis?,jangan nangis dong ran,kok jadi gini sih?".kata salma,lalu menghapus air mata rania.

"Gw gak nangis salma,gw cuma sedikit kecewa".kata rania,berusaha tetap tersenyum.

Tak lama dari situ zara dan davin datang,tapi jarak mereka tidak terlalu dekat,rania melihat kehadiran zara dan davin pun langsung beranjak dari tempat duduk nya.

"Ran,mau kemana lagi?".kata salma.

"Kak rania , kakak mau kemana?".kata zara yang ikut berteriak.

Davin hanya diam,bukan tanpa alasan,tapi dia tau rania sedang salah faham sekarang,davin harus melakukan ini sendiri tanpa bantuan orang lain.

"Kak davin gimana dong?".kata zara yang mulai takut kalau rania akan marah padanya.

"Sini kotak nya,biar saya sendiri yang selesaikan,dia cuma salah faham".kata davin seraya meninggalkan zara dan salma di sana.

"Za,ada apaan dah?".tanya salma kepo.

Zara hanya mengangkat kedua bahu nya bertanda tidak tau,sebenarnya zara tau apa yang akan di lakukan davin tapi zara tidak tau kedepannyaakan bagaimana.

Make You Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang