20.🐺🐺🐺🐺

9.1K 1.2K 323
                                    

Yoongi sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya, ketika pertama kali membuka kelopak matanya yang terasa berat, ia melihat ruangan serba putih dengan bau yang sangat tidak disukainya.

Tidak perlu berpikir lama Yoongi sadar dia berada di mana, yang menjadi pertanyaan adalah kenapa dia terbaring menyedihkan di brankar rumah sakit? Dengan alat bantu pernapasan dan juga jarum infus di punggung tangan kanannya.

'Apa yang terjadi?'

Yoongi terdiam cukup lama, merasakan dirinya yang seperti kehilangan separuh nyawa. Dia tahu ada yang hilang, dan itu tanpa sadar membuat kedua matanya berkaca-kaca. Yoongi tidak mendengar apapun, dia tidak mendengar suara deru napas yang selama ini seirama dengannya, dia bahkan tidak mendengar dengkuran halus atau geraman feminim dari ruh omeganya.

... Tidak ada, dia menghilang.

Yoongi mulai panik, satu tangannya bergerak menyingkirkan alat bantu pernapasan dari area mulut dan hidungnya, setelah itu berusaha untuk duduk dan mencoba menepuk-nepuk dadanya sendiri.

"K-kenapa kau diam? Kenapa tidak bersuara? Jangan bersembunyi ... Jangan membuatku takut! Hiks keluarlah! KUBILANG KELUAR!" Yoongi berteriak dengan tangis yang pecah.

Bersamaan dengan pintu yang terbanting cukup keras dan seseorang berlari masuk ke arah brankar. "Yoongi? Ada apa?! Hei?" Hoseok terkejut melihat Yoongi menangis keras sambil menepuk kencang dadanya sendiri.

Dia lekas menahan kedua tangan Yoongi, sementara Kris segera memanggil dokter.

"M-mom hiks-- ti-tidak ada ... Aku tidak dengar apapun-- hiks .."

Hoseok meringis tidak tega, jadi dia menarik Yoongi dalam pelukan dan berusaha membuat putranya lebih tenang, akan tetapi Yoongi berontak, menarik tangannya yang ditahan sang mom dan dia gunakan untuk memukul-mukul dadanya lebih keras.

"Yoongi, jangan begini!" Hoseok semakin khawatir, ia hampir ikut menangis melihat Yoongi mulai histeris dan hampir meloncat dari brankar jika saja Kris dan seorang dokter tidak datang.

"DIA MENGHILANG HIKS MOMMY DIA PERGI MENINGGALKANKU HIKS ..." Yoongi menjerit hebat, kedua kakinya mendorong seorang suster yang berusaha menahan kedua kakinya. Tangisnya semakin menjadi saat bahunya ditarik, kemudian dipeluk erat di dada Hoseok.

Kedua kaki Yoongi yang terus bergerak menendang siapapun yang mendekatinya ditahan oleh Kris, membantu suster dan dokter yang terpaksa menyuntik Yoongi dengan obat bius agar Yoongi tenang.

"Hiks-- mom--" Tubuh Yoongi terkulai, napasnya kembali teratur sementara kedua mata yang baru terbuka beberapa menit harus kembali terpejam. Hoseok masih memeluknya, mengusap halus punggung rapuh sang putra sampai Kris membantunya untuk membaringkan Yoongi lagi.

"Kita keluar dulu, biarkan dokter memeriksa keadaan Yoongi, okay?"

Hoseok mengangguk lemah, kemudian mengikuti Kris yang merangkul bahunya dan membawanya keluar.

"Apakah kita perlu menghubungi ayahnya?" tanya Kris setelah membantu Hoseok duduk. Omong-omong Junmyeon memang kembali ke Mokpo dua jam yang lalu karena dia memang ada urusan pekerjaan di sana, terpaksa meninggalkan Yoongi sebentar.

"Beritahu saja."

Kris mengangguk seraya meraih ponsel, sementara sebelah tangannya masih merangkul bahu kecil omeganya, mengelusnya pelan untuk menghantarkan ketenangan yang memang sangat dibutuhkan saat ini.

Ketika Kris sibuk menghubungi Junmyeon, Hoseok mengetukkan sepatunya pada lantai dengan gelisah, karena menurutnya dokter sangat lama di dalam sana. Hoseok sudah tidak sabar untuk mendengar keadaan Yoongi saat ini.

Enduring Bond |taegi-abo| (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang