"Seharusnya tato itu tidak ada di tubuhmu, Min Yoongi."
Kalimat itu terucap begitu lancar dan lugas, penuh penekanan tanpa keraguan. Yoongi bahkan sempat menahan napas ketika kalimat itu terdengar jelas di kedua telinganya.
"Apa?" beo Yoongi tidak percaya, suaranya tercekat perih seperti terjepit.
Taehyung tidak menatap mata Yoongi yang mulai dilapisi airmata, dia malah menatap bond berupa tato di bawah collarbone kanan Yoongi. Tato itu memerah bersamaan dengan ringisan kecil keluar dari bibir si omega, tato di punggung tangan Taehyung ikut memerah dan terasa sakit.
Reaksi dari kalimat yang Taehyung ucapkan ternyata tidak berefek pada Yoongi saja, melainkan Taehyung ikut merasakan imbasnya meskipun sakitnya tidak terlalu parah. Dari sana Taehyung sadar jika kalimatnya tadi termasuk pada sedikit penolakan pada matenya sendiri, Yoongi merasakan sakit karena ruh omeganya sakit hati terlebih sekarang sedang heat, dan Taehyung merasakan sakit karena ruh alphanya marah.
"Katakan lagi, karena sepertinya bukan hanya aku yang merasakan sakitnya," gumam Yoongi dengan senyum remeh, namun keningnya berkerut dalam. Menahan rasa terbakar di tatonya dan juga rasa sakit lain di tubuhnya.
Taehyung mendengus, "Kau ingin celaka?"
Yoongi malah terkekeh sarkas, merasa ironi karena yang bisa membuatnya celaka saat ini adalah seseorang yang seharusnya melindungi dirinya. "Jika kak Taehyung mencelakaiku, maka kakak akan merasakan imbasnya juga, benarkan?"
"Ya, dan aku tidak cukup bodoh untuk membuat diriku terluka, jadi kau selamat kali ini." Taehyung melepas cengkraman tangannya, berjalan mundur dengan tangan yang beralih menutup hidung, berusaha menghalau feromon khas yang dengan kurang ajar semakin semerbak menggodanya.
Yoongi tentu saja jatuh merosot karena sejak tadi bebannya ditahan Taehyung dengan paksa. Dia duduk dengan napas terengah-engah, kedua matanya masih menatap Taehyung yang perlahan menjauh, meskipun beberapa kali bolamatanya melirik Yoongi, namun dia tetap melangkah pergi meninggalkannya sendirian.
Setelah terdengar suara pintu tertutup, tanda jika alphanya benar-benar pergi, Yoongi baru bisa menangis bersama raungan ruh omeganya yang terdengar pilu. Dia baru saja ditolak, bahkan dalam keadaan heat, kondisi apa yang bisa lebih buruk dari ini?
Bagi seorang omega sepertinya, ditolak alpha terlebih dalam keadaan rentan seperti ini sangat menyakitkan.
Yoongi bahkan merasa dirinya begitu buruk dan tidak beruntung. Alphanya tidak menginginkannya sama sekali, lalu untuk apa Yoongi hidup dalam penantian selama ini?
Ponsel Yoongi yang teronggok di bawah meja tiba-tiba bergetar, Yoongi lekas masuk ke bawah meja dan meraih ponselnya. Ternyata Jimin menelepon. Dalam sekejap bahunya bergetar, tangisnya kian hebat.
"Hiks Jimin~"
"Ha-- Yoongi?! Apa yang terjadi?! Hei?!"
Mendengar Yoongi terisak Jimin berseru bahwa dia akan segera ke kelas, Yoongi juga mendengar sayup-sayup suara Jihoon yang rusuh di seberang sana.
Untungnya mereka tidak lama dan sebelum sesuatu yang lebih buruk terjadi mereka sudah berada di kelas, bersama Jungkook dan Guanlin yang kebetulan ikut.
"Yoongi sedang heat?" Jungkook ikut menerobos ke dalam kelas dengan hidung berkerut, disusul Guanlin yang mengendus udara dan bergumam serupa.
Jimin dan Jihoon sudah berlari ke arah meja Yoongi dan menemukannya bersembunyi di bawah meja sambil terisak kecil. "Astaga, Yoongi ayo keluar dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enduring Bond |taegi-abo| (Complete)
Manusia SerigalaTaehyung tidak muluk-muluk dalam hal pasangan hidup, tidak perlu cantik asalkan dia bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak, dan yang terpenting harus perempuan. Sementara Yoongi terlahir sebagai omega, satu dari sekian ribu werewolf den...