Menghindarimu? aku tak bisa

5 2 0
                                    

Pukul 19.05

Malam ini, malam minggu aku bosan dirumah saja. Mau keluar, tetapi tidak ada yang mengajakku keluar.

Akhirnya aku memutuskan untuk keluar sendiri tanpa pamit nenek dan orang tua. Karena orang tuaku sedang  kerja dan nenek sedang tidur.

Udara diluar benar benar sangat segar. Aku berjalan menuju bukit. Karena aku ingin melihat pemandangan kota.

Sesampainya dibukit, aku berteriak. aku ingin mengeluarkan semua yangku pendam.

Tiba tiba dari belakangnya ada yang memukulku....

'woiii, ngapain lu kesini?',tanya Al

Aku terkejut melihatnya berada disampingku. Jantung berdebar begitu kencang. Aku harap dia tak mendengar.

'pengin liat pemandangan kota',  jawabku

'kenapa, lu tadi ngga masuk?', tiba tiba mulutku berbicara sendiri tanpa sadar.

Ngapain gitu aku tanya
(bicara didalam hati)

'gue sakit tau',  jawabnya sambil mengaruk rambut.

Aku tau dia berbohong, aku tak menanyakan sesuatu lagi padanya. Karena semakin aku bertanya semakin jauh, semakin terluka hatiku.

'udah ya aku mau pulang', pamitku kepada Al.

Lalu, dia menarik tanganku.

'sini aja dulu, temenin gue!!', Al memegang tanganku.

Otakku memaksaku kakiku untuk bergerak, tetapi hatiku berkata 'bukankah kau suka bilang dekat dengannya?'.
'aku sangat sukaa'.

Akhirnya aku memutuskan untuk menemaninya.

Aku berdiri disampingnya lalu di tiba tiba bernyanyi. Sungguh bagus banget suaranya. Aku tak berani memadang mukanya. Aku hanya melihat langit yang dipenuhi bintang dan bulan yang cerah.

Disana kita bercanda dan tawa. Aku sangat nyaman berada didekatnya.

'eh udah jam setengah sepuluh ni', Al membuka hpnya.

'yuk pulang, gue anter', dia memegang tanganku.

Aku terdiam membeku. Inginku lepas tangaku karenaku, tau dia milik orang lain. Tetapi sangat disayangkan kalau aku melepasnya.

Akhirnya aku tak melepaskan genggamannya.

Tanganku ditarik olehnya. Sampai ditengah jalan, dia melepaskan tanganku. Aku tak suka kejadian ini, aku ingin dia memegang tanganku lagi.

'Al, sampai sini aja. Rumahku udah deket kok. Makasih'.

'ooke'.

'eh lu kalau malem cantik tau', kata Al.

'berarti kalau siang ngga?', jawabku yang malu malu.

'cantik kok', jawab Al sambil mengaruk kepalanya.

Aku tak menjawab dan langsung pergi.

Jantungku berdebar sangat kencang.

Sesampainya dirumah aku melihat mobil bunda dan ayah. Aku takut kalau mereka memarahiku karna tak pamit.

Aku membuka pintu...

'habis dari mana bul?', tanya bunda dengan muka dingin.

'bukit bun'.

'kok ngga pamit?'.

'tadi nenek tidur. bunda juga belum pulang'.

'lihat hpmu bunda udah telpon sepuluh kali'.

'maaf bun, Bulan ngga bawa hp'.

Bunda memarahi aku tau, aku salah karena tak pamit dan wajar bunda memarahiku.

Aku sudah menganti baju, cuci muka, sikat gigi, lalu tidur.

Saat aku menarik selimutku.

drett...

Aku melihat notif ternyata itu pesan dari Al. Aku langsung membukanya.

Alano : udah tidur lu?
Me : belum
Alano : gue ngga bisa tidur. Gue telpon lu ya.

Aku bingung harus jawab apa. Aku takut bunda tau tapi aku ingin telepon dengannya. Akhirnya aku meng-iyakan karena bunda dan ayah pasti sudah tidur.

Me: oke deh.

Halo, bulan. Lu ngga bisa tidur gara gara lu baper ya. Gara gara gue bilang cantik.

Hah, enggak lahh.

Alah jujur aja.

Engga woii. Jawabku teriak...

Nyanyi buat gue dongg.

Aku ngga bisa nyanyi!!!.

'bul, tidur udah malem', kata bunda.

Apa suaraku terlalu kenceng yaa.

Al yang mendengar itu
Tidur sana dek

Aku langsung mematikan telepon karena aku tak mau membuat bunda marah lagi.

drett

Al : mimpi indah

Mimpi indah juga Al, kataku didalam hati.














                                 🌒

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang