Chapter 11: Worry

632 99 18
                                    

Annyeong yeorobun!
Vote and comment juseyo dan jangan lupa, banyak2 pegangan ya di part ini🌚

Happy reading~


■■■■



Seusai mengantarkan Sejeong pulang, Sehun langsung mengarahkan mobilnya ke alamat yang telah dikirimkan padanya melalui pesan singkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seusai mengantarkan Sejeong pulang, Sehun langsung mengarahkan mobilnya ke alamat yang telah dikirimkan padanya melalui pesan singkat. Alamat itu ternyata membawanya kepada sebuah hotel bintang lima yang berjarak tak begitu jauh dari kantornya.

Hotel di mana rekan kerjanya bernama Yoona Lim itu bermalam.

"Aish!" Sehun mengumpat dalam hati kala panggilan yang ia lakukan pada perempuan bermarga Lim itu tak jua mendapatkan balasan.

Bukan tanpa alasan Sehun menjadi seheboh ini. Tadi, setelah meneleponnya dengan suara sumbang, Yoona mengiriminya sebuah foto yang memperlihatkan bagaimana lantai kamar hotelnya dipenuhi oleh pecahan kaca dan cairan kemerahan yang di mata Sehun tampak seperti darah. Saat ditanya ada apa, perempuan itu tak menjelaskan apapun. Ia hanya mengirimkan sebuah pesan berisi alamat.

Sehun juga sudah berulang kali mencoba menghubunyi Jaehyun, tapi sampai detik ini pun. Bahkan setelah Sehun menjejakkan kakinya di depan pintu kamar hotel yang ia yakini sebagai tempat di mana Yoona Lim berada, Jaehyun tak jua bisa dihubungi.

Ting nong!

Meski sempat ragu di awal, Sehun akhirnya menekan bel juga.

Sekitar dua menit menunggu dan tak ada jawaban. Sekali lagi Sehun memencel bel tersebut lalu tak berapa lama pintu terbuka.

Sehun masuk ke dalam, namun ia tak langsung menemui Yoona. Yang pertama kali dilihatnya adalah ruangan luas yang tampak temaram. Lampu utama kamar dimatikan, hanya penerangan dari cahaya bulan yang menembus dinding kaca tak tertutup tirai.

Sehun menyelami lebih jauh ruangan itu dan matanya pun mulai menemui pecahan gelas yang berceceran di lantai dengan bercak merah yang tak berapa lama membuatnya sadar. Itu bukan darah. Melainkan wine yang entah bagaimana bisa tertumpah dan menimbulkan kekacauan seperti itu.

"Anda mabuk?" Pertanyaan Sehun membuat perempuan yang ia lihat terduduk di bangku depan meja bar dapur, menoleh.

"Ah Oh Sehun-ssi!" Dengan tampang tak berdosa Yoona yang terlihat setengah mabuk itu melayangkan seulas senyum lebar. Senyum yang langsung memperlihatkan barisan gigi rapinya.

"Anda mengatakan sesuatu yang serius terjadi tapi kenyataannya... Anda sedang mabuk?" Agak kesal, Sehun bertanya lalu membuang napasnya kasar.

"Wae? It's all look quite serious, isn't it?"

Kali ini, Sehun mengusap wajahnya. Berusaha meredam emosinya sendiri.

"Ya... mau minum denganku?"

The Conqueror [ Oh Sehun - Kim Sejeong ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang