Chapter 19: Cold

905 97 45
                                    

Guys, aku nulis ini di sela-sela otakku yang lagi ngebul sama materi2 full English. Mon maap kalo banyak typo dan gak bisa maksimal ya. Sorry juga gak sempat publish bareng foto2 juga. Seng penting update ya walau telat sehari. Mianhae. Aku dari Senin (baru mulai kuliah lagi) udah hectic banget ehueue😭😭
Kayanya next time aku ubah deh schedulenya jadi jumat atau sabtu ya. Soalnya Rabu tuh kek puncak keribetanku. Entar deh aku kabarin lagi yaaaa.

Well, sorry Author Notenya aku buat di sini karena buru2 ueueue.

Happy reading guys!
💚💚💚



Sejeong tahu dirinya tak melakukan kesalahan fatal apapun sehingga dirinya harus merasa begitu berat untuk sekedar berjalan menghampiri sang suami. Tapi mau dikata apa, Sejeong justru merasa aneh. Seperti ada sengatan di kedua mata Sehun yang kini menatapnya lamat. Bahkan laki-laki yang masih mengenakan setelan kantornya itu tak jua menunjukkan sambutan hangat yang sebenarnya begitu Sejeong harapkan. Dalam hati, agaknya Sejeong mengerti apa yang membuat lelaki Oh tersebut demikian.

"Kau sudah pulang? Kupikir kau akan pulang terlambat seperti biasanya." Sejeong menyapa sebiasa mungkin. Wajahnya terlihat lelah, mungkin karena seharian ini ia menumpahkan tenaga dan pikirannya dalam hal mengurusi toko barunya.

Sementara Sehun yang tak bergerak barang seinci pun dari posisinya hanya menatap pada Sejeong yang telah berdiri di hadapannya. Ditelisik berapa kali pun, Sejeong tampak kurang sehat. Tapi bukan itu yang lebih dahulu ditanyakan Sehun, ada hal lain yang lebih mengusik keingintahuannya.

"Mobilmu ke mana?" tanyanya to the point.

"Ah matta..." Sejeong menyibak rambutnya seraya mengerjapkan matanya yang agak terasa lelah. "Mobilnya tiba-tiba saja tidak mau jalan. Jadi aku sudah menelepon tim perbaikan dan membawanya ke bengkel. Mungkin sebentar lagi, setelah selesai mereka akan mengantarkannya ke mari."

Sehun tak menjawab. Wajahnya masih terlihat sulit dipahami. Membuat Sejeong langsung mengerti apa yang perlu ia lakukan sekarang.

"Kau tahu kan, toko rotiku kebetulan berseberangan dengan klinik Eun Woo. Jadi, saat dia melihatku kesulitan tadi dia langsung membantuku—"

"Justru itu, di antara banyaknya toko. Kenapa harus di depan kliniknya?"

"Hanya ada dua toko yang kosong di daerah itu. Dan aku memilih tempat yang sekarang karena hanya itu yang strategis. Lagi pula, aku kan sudah bilang ingin memulai bisnis di sana karena tempat itu satu lingkungan dengan Wendy eonnie. Itu akan memudahkanku untuk mengontrol Sejun ketika masuk sekolah nanti. Bukankah kita akan menyekolahkannya di sekolah yang sama dengan In Jun? Kita sudah membahas soal ini."

Sehun diam sebentar. Ia tahu yang Sejeong katakan adalah kebenaran, tapi dirinya tak pernah mengira jika kesepakatan yang telah mereka bicarakan justru akan berakhir seperti ini. Membuatnya diliputi perasaan aneh yang membuatnya takut sendiri. Juga membuatnya diliputi perasaan tidak menentu seperti ini.

The Conqueror [ Oh Sehun - Kim Sejeong ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang