My First Story..
Maaf klo bnyak typo..
Happy Reading...
" Ibu, kami berangkat! " pamit Binar.
" Iya hati hati! Tolong antar adik adik mu sampai sekolah ya!" Teriak Ningrum dari dalam Panti.
"Baik bu !"
Binar tinggal di panti asuhan sejak bayi, menjadi yang tertua dari yang lain, membuatnya menjadi sosok kakak paling mandiri. Sejak lahir Binar hanya mengenal Ningrum sebagai ibu. Dia tidak pernah tau alasan kenapa dia dibuang. Tak apa Ibu Ningrum sudah cukup bagi Binar.
Walau tinggal di panti asuhan, hidup Binar dan semua adik nya terbilang berkecukupan. Semua adik binar yang sudah cukup usia bersekolah di sekolah SD dan SMP swasta, sedangkan Binar bersekolah di SMA elit dengan biaya bulanan yang setara dengan biaya makan tiga bulan seluruh penghuni panti. Untung saja Binar merupakan murid pintar, jadi bisa membayar dengan beasiswa yang Binar dapatkan.
Sekolah Binar dan adik adiknya tidak jauh jadi bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Butuh waktu 15 menit untuk sampai ke sekolah Binar. Berjalan bersama menuju sekolah sudah menjadi kebiasaan para anak panti seperti pagi ini.
Di persimpangan jalan Binar dan adik adiknya berpisah, karna sekolah adik adik Binar berasa di arah yang berbeda.
"Kak kita berangkat dulu ya!" Aldo mewakili yang lain untuk pamit
"Iya hati hati ya! Belajar yang benar oke!" Ujar Binar sambil tersenyum dan melambailkan tangan.
Hari ini adalah hari spesial untuk Binar. Setelah dinyatan lulus dua hari yang lalu, hari ini sekolah Binar mengadakan perayaan kelulusan. Akan ada pertunjukan musik, tari, drama dan lainnya.
Oh, jangan lupa untuk sambutan dari pemilik sekolah yang di tunggu para siswa. Entah lah, Binar juga binggung kenapa yang mereka tunggu adalah sambutan pemilik sekolah, mungkin karna selama Binar bersekolah tidak ada yang pernah melihat wajah pemilik sekolah secara langsung.
Jika ada acara atau rapat, pasti yang datang hanya perwakilan atau orang suruhan. Tapi, kali ini berbeda, pemilik sekolah berjanji akan datang langsung menghadiri acara perayaan. Mungkin karna hal itu para murid begitu antusias.
Binar berjalan melewati koridor menuju aula tempat perayaan yang sebentar lagi akan di mulai.
"Pagi kak !"
"Iya, pagi juga !"
"Selamat pagi Kak !"
"Pagi juga !"
" Eh ada kak Naya, mau ke aula ya kak ?!"
"Iya nih, duluan ya !" Jawab Binar dengan senyum manis. Menjadi mantan ketua Osis membuatnya populer di angkatan dan tingkatan di bawahnya. Hampir semua orang yang Binar kenal memanggil nya dengan Naya, menurut mereka nama Naya lebih bagus dari pada Binar, itu tidak masalah.
Tidak seperti di dalam novel, dimana gadis yatim piatu selau di bully dan di jauhi. Disini Binar dihormati dan disegani siswa lain. Otak yang cerdas dan pandai dalam berorganisasi, juga sikap nya yang tegas membuat Binar menjadi contoh terbaik para adik tingkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't Hold
RomanceBinar Kanaya gadis panti asuhan yang harus rela menikah dengan anak donatur panti asuhan tempat ia tinggal. Menikah dengan Om - om sebenarnya tidak pernah masuk di list hidup nya. Tapi keselamatan panti asuhan adalah tanggung jawab nya Ken...