3. Membalik keadaan

311 12 5
                                    

My First Story
13August2020

Happy Reading...

Binar berjalan cepat menuju aula. Dia tau jika sudah terlambat, Nadine pasti akan memarahinya habis habisan.

Sampai di depan pintu aula, Binar menenangkan diri juga nafasnya.  Dirasa sudah siap, Binar  masuk ke dalam aula, untung saja semua sedang sibuk melihat ke arah panggung jadi Binar bisa masuk tanpa ketahuan. Jika teman teman nya tau seorang Naya yang terkenal rajin dan tepat waktu datang terlambat, rusak sudah reputasinya sebagai murid teladan.

Binar mengamati para murid mencari keberadaan Nadine, setelah melihat keberadaan teman nya itu, Binar mulai berjalan menunduk agar tidak ada yang mengenenali dirinya. Sial nya Nadin memilih kursi barisan nomor 3 dari depan. Mau tidak mau Binar harus berjalan agak mendekati panggung.

Setelah duduk di kursi kosong sebelah Nadine. Barulah Binar bisa bernafas lega.

"Hey hey.. Nadine anak anak dari ekskul Dance  udah tampil ?" Binar bertanya seraya berbisik pada Nadine.

"Oh My Gosh ! Lo kemana aja hah ! Anak murid lo udah tampil dari tadi! Mereka nyariin lo tadi!" Jawab Nadine yang hampir saja berteriak jika tidak ingat tempat.

Binar memang membantu melatih anak anak di ekskul tari, dari mulai tari tradisional hingga tari modern atau dance Binar latih untuk tampil di acara sekolah maupun lomba antar sekolah.

Dua hal yang paling Binar suka, yaitu Dance dan Buku. Tentu saja tempat favorit seorang Binar Kanaya adalah perpustakaan dan ruang latihan. Yah.. walaupun kecewa tidak bisa melihat adik tingkat nya tampil, tak apa Binar tetap bangga.

"Yah.. aku baru saja selesai mengepel perpustakaan  !" Jawab Binar lelah, mengingat perpustakaan, Binar memang telah membersihkan perpustakaan, mengepel seluruh lantai, serta mengelap rak beserta bukunya. Binar tidak mau kelakuan bejat yang ia lihat mengotori ruangan favorit nya. Itulah kenapa ia bisa terlambat datang ke aula.

"Gue tau lo rajin, tapi lo tuh berlebihan tau gak?! Udah lulus juga! Masih ngebabu! " Nadine tak habis fikir dengan sahabat nya yang kelewat rajin.

"Soal nya ada sedikit kecelakaan tadi di perpus mangkanya aku bersihin" jelas Binar

"Kecelakaan ? Kecelakaan apa?!"tanya Nadine

'Ada yang hampir berhasil  mantap mantap, untung  aku dateng duluan'

"Yah ada lah.. gak penting kok !" Binar berusaha mengalihkan  pembicaraan.

"Eh..! Nay liat deh pemilik Yayasan ternyata ganteng banget! Keliatan muda banget loh Gak nyangka Gue."  Mata Nadine terlihat berbinar, seolah manusia yang berdiri di panggung itu adalah oasis di padang tandus.

Binar hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan sahabat nya ini. Pasti otak Nadine sudah di penuhi dengan adegan tak senonoh. Lihat saja wajah itu, bahkan air liur nya hampir menetes.

Karna di dorong rasa penasaran Binar menghadap panggung ingin melihat objek fantasi sahabatnya itu.

Degg..

Wajah itu, jas abu abu itu, mata dan seringaian nya. Binar tidak mungkin salah, itu pria yang bersama Monica tadi !

Glekk..

'Apa yang kau lakukan Binar Kanaya..?! Hidup mu akan berakhir hari ini juga ! Dia akan menendang mu tanpa surat kelulusan dan Ijazah ! Lalu bagaimana kau akan membantu adik adik panti dan ibu Ningrum?!'

Wajah Binar pucat, bahkan keringat dingin sudah mengalir di pelipis nya. Sang pembaca acara juga tidak membantu, dia justru meminta Binar naik ke panggung untuk menerima penghargaan sebagai peraih Nilai tertinggi saat ujian.

I Can't HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang