Pada siang yang menyengat
Kuadukan sebuah keluh pada Tuhan yang Maha Mendengar
Di antara bisingnya jalanan ibukota,
Suaraku tak ada apa-apanyaTanganku bekerja melahap jarak
Mulutku mengoceh sendirian
Mengadu entah pada siapa -sebenarnya kepada Tuhan
Tentang pahitnya hari-hari yang kulewati akhir-akhir iniAtas segala peristiwa yang kulalui
Tuhan pasti tahu
Atas segala perasaan yang merusak jiwaku
Tuhan pasti juga tahu
Atas segala hati yang berniat jahat terhadap diriku
Tuhan juga pasti tahuKecemasanku tak karu-karuan
Kesedihanku terlalu menyakitkan
Kekecewaanku sudah terlalu dalam
Kemarahanku sudah membusuk -di dalam hatiApa yang kupendam selama ini menolak untuk terus-menerus dipendam
Tuhan pasti tahu,
Bahwa sudah saatnya aku tidak seperti dulu lagi
Bahwa sudah saatnya aku fokus dengan diri sendiriMemikirkan masa depan
Memulai apa yang harus dimulai
Menemukan bahagiaku sendiriBukan orang lain
Bukan orangtua sendiri
Bukan juga kekasihBahagiaku, masa depanku, kesehatanku
Aku yang bertanggungjawab atas semua ituDan kuminta kepada Tuhan mengajarku;
Bagaimana mengikhlaskan yang harus diikhlaskan
Bagaimana memaafkan yang harus dimaafkan
Bagaimana membahagiakan yang harus dibahagiakan
Dan bagaimana dapat menjadi bodo amat
Sambil kutembus jalanan ibukotaDitulis oleh Kris
24 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
[ PUISI ] TENTANG CINTA DAN LUKA
PoésieTentang perasaan-perasaan yang katanya haus akan cinta. Tentang luka yang disebabkan oleh cinta. Ketika cinta tak lagi didamba, luka merambah hidup seorang anak Adam. Cinta bukan hanya tentang perasaan bahagia, selalu akan ada luka saat engkau menge...