#4.

61 10 2
                                    

Dan ...yah...
setelah acara yang menguras isi dompetku tadi.
kini aku sedang berada di ruang makan.
aku bunda dan adik cengeng ku itu sekarang sedang melahap masakan yang telah susah payah dibuatkan oleh bunda untuk kami.

Iya ayahku tidak ikut makan bersama karena tadi mendadak ia mendapatkan seorang tamu.
Katanya sih temannya itu dulu adalah teman waktu mereka masih duduk di bangku sekolah.
dan ayahku, diajak pergi olehnya.
entah kemana aku pun tak tahu.

hanya suara dentingan sendok yang terdengar disana.
hingga piring piring yang tadi penuh dengan makanan tersebut kini tinggal menyisakan sedikit makanan.
Yang tidak lama kemudian piring piring tadi yang berisi makanan tersebut sudah ludes habis dimakan.
itu berarti aku akan memberitahu bunda tentang rencanaku dan devina waktu itu.

"Bun"panggil ku ragu ragu sambil menatap wajah teduhnya.

"Iya kak ada apa?ngomong aja gak papa" Jawab bunda enteng.

"Emm... Emm... Emm..."
Seketika mulut ku membisu. Suara ku tidak bisa keluar. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan ku.

"Ngomong apa sih kak, am... em... am... em... Bunda kan gak ngerti, mau nyanyi kamu". tanya bunda heran

Duh gimana ini bingung ngomong nya dari mana. Batin ku
Sambil memilin hijab ku.
Itulah andalan ku ketika gugup,
Meskipun tidak berefek apa apa untuk kejadian yang sedang aku alami.
Tapi entah kenapa secara reflek tangan ku tidak bisa diam ketika kegugupan melanda diriku.

" Nggak bun- nggak bun, gini lo bun
Mel- meli pengen mondok! " Jelasku singkat padat dan jelas.

HENING....
hanya ada suara jarum jam yang berputar.
Tiba-tiba vino pun tertawa.
Aku pun bingung dengan nya, waktu tegang begini ia masih sempat sempat nya tertawa.

"Ada apa vin?" Tanya ku padanya berbisik.

"Beneran kak mondok? Kakak kan cerewet, nanti gak punya temen lagi " Ucap vino sambil meredakan tawa nya.

"Diem deh vin, anak kecil gak boleh ikut campur" Balas ku ketus.

"Ya udah deh vino pergi main aja,daripada di sini kena semburan mulu! "

"Iya pergi sana! " Usir ku sambil mengibas ngibas kan tangan.

"Lho kok ngusir" Tanya nya lagi.

" Dasar baperan gitu aja kok mewek" ejek ku padanya.

"Ya udah vino main aja, daripada di sini. Bye,assalamualaikum".
Ucap nya sambil ngacir pergi.
"Dasar manja, waalaikumsalam"

Setelah si vino pergi meninggalkan ku dan Bunda berdua.
tiba tiba suasana kembali mencekam. Hening tidak ada pertanyaan ataupun pernyataan yang di lontar kan oleh bunda.
Akhirnya aku pun membuka pembicaraan.
Aku menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskannya kembali.

"Em...Bunda gimana? Meli bolehkan pergi mondok? tanya ku sekali lagi.

"sebelumnya bunda mau tanya apa tujuan kamu nyantri atau mondok?" tanya bunda yang sedaritadi diam kini pun mulai membuka mulut nya.

"Biar meli menjadi pribadi yang lebih baik, biar bisa disiplin, mandiri, rajin dan masih banyak lagi deh bun!.
Jadi gimana apa bunda izinin meli mondok? "
Tanyaku cemas takut gak di kasih restu.

"Bunda nggak setuju" Balas bunda ku sambil memalingkan wajah menghadap ke samping.

"Tapi kenapa bun?"Tanya ku kecewa.
Sudah ku duga itu lah jawaban yang akan di lontarkan nya .
Tapi bagaimanapun aku harus siap untuk menerima konsekuensi nya.
Meskipun itu tidak sesuai dengan kemauan ku.

Mr.PinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang