#6.

34 8 3
                                    

Aku duduk menunggu devina di pelataran pondok dengan sandal yang sudah melekat di kakiku .
Aku memakai kostum seperti biasa, gamis dengan hijab yang berwarna senada.
Aku juga telah menyiapkan semua peralatan Diniyah ku.
Tinggal menunggu devina yang tak kunjung datang.
Seharusnya kita udah sampai di kelas, ya karena ulah Devina yang semalam tidur terlambat.

Katanya sih baca novel gitu,
Memang sih kita berdua 8 baca novel tapi ya gak sampai kemaleman juga.
Perasaan aku baca novel juga gak sampai malam banget.

bayangkan saja sekarang sudah pukul delapan malam,
dan dia baru selesai mandi.
Tadi Habis jamaah sholat isya dia baru cari antrian mandi.

Haduh kalau terlambat kan bisa kena marah dari ustadz tembok itu.
Memang sih tampan tapi sayang,
Cuek nya minta ampun.

Astaghfirullah, tuh kan malah ngomongin ustadz rian,
Kena karma baru tahu kamu ya,
Astaghfirullah
Maafin meli ya Allah.
jangan di tiru lho readers.

Oh iya aku sekarang ada di pesantren.
Sudah hampir 2 minggu sih aku di sini.
Di sini ya temannya banyak
baik baik pula.
tempatnya juga bagus,bersih,dan nyaman
Top deh pokoknya.

Tapi ada satu yang aku kurang suka.
Di sini kalau malam ada yang namanya Diniyah atau ngaos kitab.
Nah tempatnya kan di gedung paling utara,
jadi otomatis aku kesana pasti ngelewatin asrama putra.

Jadi gini, ini gedung pertama.
asrama putri di sebelah selatan bagian kiri lalu di sebelahnya itu ada ndalem atau rumah pak kyai.
Terus di sampingnya lagi ada aula. Setelahnya barulah asrama putra.
Seperti di buat pembatas antara asrama putra dan putri gitu.
Dan letak musholanya berhadapan dengan ndalem.
Kalau kelas buat Diniyah atau ngaosnya itu berada di gedung ke-2
Dan letaknya itu di jalur paling utara

Tetapi untuk sekolah,
Berbeda tempat ya.
Gedung Sekolahnya berada di sebelah barat.
Kalau berangkat sekolah juga harus keluar dari pondok.
Tapi gak seberapa jauh juga
Hanya beberapa meter doang.

Kalau belum paham komen ya biar bisa masuk kalau baca.

Terus apa alasan aku kurang suka,
Karena ya mereka itu centil ganggu gangguin gitu.
Tapi ya gak semuanya juga sih, mungkin itu sebagian dari anak anak yang nakal.
Nah itu yang bikin aku kurang suka.


*****


5 menit sudah berlalu dan Devina belum keluar juga astaga bisa telat beneran ini.
Mau ninggal tapi kok gak tega
Nungguin juga takut telat,
Duh gimana ini bingung.

Alhamdulillah tidak lama kemudian Devina datang juga.
Akhirnya udah datang
huft... Bikin bimbang aja.

"Hey kamu kenapa mondar mandir gitu,eh iya maaf ya lama"
Kata Devina yang sedang memakai sandal dan jangan lupakan wajah tak bersalahnya itu.
Udah mau aku jadiin santapan makan malam aja.

"Gak papa Ya udah ayo"
Ucapku yang sedang berbaik hati kalau nggak mungkin udah sampai jakarta dapat ceramah dariku.

Nggak mungkinkan aku omelin sekarang,
bisa bisa dapat kena hukuman lagi dari si ustadz.

"Eits... Bentar bentar mau ngaca dulu lah nanti kan ketemu sama doi"
Katanya sambil membenarkan jilbab nya dan senyum senyum sendiri melihat bayangannya di kaca.

Detik ini juga.
Tanpa meminta izin aku pun langsung mencekal pergelangan tangannya dan menyeretnya dengan paksa.
Langkahku tak beraturan ketika pikiran dan hati sudah tak bisa di kontrol.

Sudah tahu terlambat,
Gak malah lari kek,
Cara solusi biar gak di marahin kek
Apa kek.
Eh ini malah ngaca,
kan bikin orang sungutan.
Untung aja aku baik
Astaghfirullah.

Mr.PinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang