10. Menuju Negri Jin

1.4K 57 11
                                    

"Tolong kau antarkan makanan ini ke kamar Putri Ana. Kamarnya berada di lantai lima, dengan pintu berwarna emas putih,"

Nabilla tersenyum tipis seraya menganggukan kepalanya dua kali. Tangannya bergerak menerima segelas susu dan sepiring nasi goreng yang tertata rapi di atas nampan yang disorongkan oleh seorang wanita paruh baya dengan seragam dan rambut disanggul, seorang kepala pelayan tepatnya.

Berbalik, Nabilla melangkahkan kakinya menyusuri lorong kecil panjang yang menghubungkan dapur dengan ruang inti Kerajaan. Setelah dirasa cukup jauh dari keberadaan para pelayan, Nabilla menghembuskan nafas lega. Setidaknya untuk sejauh ini ia aman, tidak ada siapapun yang dapat mengenalinya.

Nabilla mengangkat tangan kirinya sebatas pinggang, ia kemudian tersenyum ke arah sebuah gelang yang melingkar di tangan kirinya. Pinkan dan Pinky berada di halaman belakang istana Jin-mereka mengawasi ia melalui gelang tersebut-mereka tidak ikut masuk karena usul Pinky. Pinky berasumsi kalau ia dan Pinkan ikut masuk, kemungkinan mereka untuk diketahui keberadaannya lebih besar. Greyson mengenali Pinky, dan jika Pinkan masuk, Greyson pasti akan mengenali Pinkan juga. Karena wajah Pinkan dan Pinky yang mirip.

Itu sebabnya, Nabilla harus merelakan diri menyamar menjadi pelayan istana.

Setelah sampai di lantai lima, Nabilla mengedarkan pandangan ke arah sekitar. Menyisir dengan pandangannya, memastikan kalau tidak ada yang tengah mengawasi gerak-geriknya dari radius dekat. Setelah dirasa aman, Nabilla melangkahkan kaki menuju pintu berwarna emas putih dan mengetuknya.

Tidak ada jawaban.

Terpaksa Nabilla membuka pintu itu, tidak ada penghuni di dalamnya.

Memilih jalur aman, Nabilla meletakan nampan berisi makanan itu di atas nakas berukuran sedang di sebelah ranjang tidur dan keluar.

Sepanjang perjalanan menuju dapur, Nabilla mencari cara agar ia dapat menemukan pusaka Kerajaan Peri dalam waktu singkat. Ia ingin segera pergi dari Kerajaan mistis itu dan menjalani kehidupan normalnya. Namun sebuah suara percakapan terdengar saat Nabilla melintasi sebuah pintu ruangan yang terbuka sedikit.

Menguping adalah hal biasa yang sering Nabilla lakukan. Jadi ia melakukannya untuk saat ini.

"Mereka menghilang," suara berat yang Nabilla yakin milik Greyson terdengar.

Nabilla mengernyit, siapa yang ilang?

"Tenang, Grey, tenang. Jangan terpancing emosi, Mom yakin mereka belum jauh," kali ini suara lembut keibuan.

"Lagi pula, memang mereka memiliki tujuan?" suara lain terdengar.

Terdengar helaan nafas berat, "Atau ... mereka menuju kemari? Memang sebesar apa nyali mereka untuk masuk ke dalam lingkungan istanaku ini?"

"Ah, Mom akan menyuruh suruhan terpercaya Mom untuk mencari jejak mereka. Dan, Ana Sayang, apa kau sudah menjalankan perintah Mom?"

Ana, adik Greyson. But, wait ... perintah apa?sejauh ini, Nabilla dapat menyimpulkan kalau topik pembicaraan Greyson adalah ia dan Vander serta yang lainnya.

"Semua aman di tanganku, Mom. Sekarang, dia sudah tidur dengan tenang,"

Mata Nabilla membulat saat melihat seorang penjaga berlari panik ke arahnya, atau ke arah ruangan tempat Greyson sedang berbincang?-entahlah, yang pasti Nabilla harus bersembunyi agar ia tidak ketahuan kalau sedang menguping.

Pink [Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang