Twilight: Nightmare [ONEUS•Oneshoot Horror Story Collection]

Secret Place: School Labyrinth

Ravn, Seoho, dan Leedo merupakan detektif kepolisian yang sedang menyelidiki sebuah kasus menghilangnya siswa secara misterius di sebuah sekolah di Ulsan. Dari keterangan pihak sekolah, serta beberapa siswa, di sekolah ini memang sering kali terjadi kasus seperti ini setiap tahunnya. Setiap tahun, selalu saja ada siswa entah itu laki-laki ataupun perempuan yang menghilang tiba-tiba. Tanpa jejak, tanpa kabar. Mereka seolah lenyap begitu saja. Orangtua dan guru-guru mereka tidak ada yang tahu kemana perginya siswa tersebut. Para wali murid pun jadi resah dan takut kalau anaknya akan jadi korban selanjutnya. Pun semakin hari, orang-orang tidak ada yang mau menyekolahkan anak mereka ke sekolah ini. Bahkan beberapa murid ada yang memilih pindah ke sekolah lain demi keamanan dan keselamatan mereka. Sehingga sekolah itu selalu kekurangan murid setiap tahunnya. Namun ada juga yang masih bertahan bersekolah di sana karena tak punya pilihan lain. Faktor ekonomi, jarak dan sebagainya jadi alasan mereka untuk tetap bertahan.

Setelah salah satu siswi tingkat dua dikabarkan menghilang sejak tiga hari yang lalu, wali murid siswi itu memohon pada pihak kepolisian untuk menemukan putrinya. Dan karena beberapa pihak kepolisian menyatakan menyerah untuk mencari jejak si korban, ketiga detektif muda itu dengan sukarela mengajukan diri untuk membantu menyelidiki kasus itu. Sebenarnya sudah lama ketiga detektif itu tahu mengenai kasus tersebut. Tapi atasan mereka selalu menahan ketiganya untuk menangani kasus yang lain. Sementara dia dan para detektif senior yang mengambil kasus sekolah itu. Namun nyatanya sampai saat ini sang atasan dan para detektif senior tidak bisa memecahkan kasusnya. Mereka memutuskan menyerah mencari siswa yang hilang itu, sehingga membuat ibu dari siswi itu kian tersedu.

Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya Komisaris Polisi memutuskan untuk menyerahkan kasus itu pada mereka bertiga. Tak lupa memberi wejangan untuk tetap berhati-hati dan selalu waspada. Yang diangguki oleh ketiga detektif muda itu. Komisaris Polisi percaya pada mereka bertiga. Selain handal, mereka terkenal dengan insting dan naluri menemukan petunjuk yang kuat. Jadilah ia menyerahkan kasus itu pada ketiganya.

Dan sekarang, mereka bertiga tiba di depan gedung sekolah ini. Mereka saling bertukar tatap, memandang sekitar gedung sekolah yang tampak lengang. Semua murid sudah dipulangkan sehingga mereka bisa menelusuri sekolah untuk mencari petunjuk.

"Kita mulai dari mana?", tanya Leedo pada kedua rekannya.

"Ayo masuk dulu, kita diskusikan di lobi.", ujar Ravn yang diangguki oleh Seoho.

Mereka pun mulai memasuki area sekolah. Hingga sampai di lobi, mereka duduk di salah satu bangku panjang. Sementara Seoho mengecek tab-nya, melihat data-data para murid yang hilang serta informasi kesaksian para guru dan siswa di sekolah ini.

"Begini, menurut pernyataan teman-teman si korban, sebelumnya korban selalu mengatakan tentang mimpi menemukan buku aneh. Lalu sebelum hari di mana dia menghilang, dia mengatakan bahwa memimpikan sebuah labirin di sekolah ini. Aneh sekali, memangnya benar di sekolah ini ada labirin?", gumam Seoho, masih sambil menggulir layar tab di tangannya.

Ravn terpekur, dahinya berkerut ketika berusaha berpikir keras.

Leedo di sebelah Ravn, mendongak menatap Seoho yang betah berdiri di hadapan mereka. "Tapi setahuku, di cetak biru sekolah ini, tidak ada bagian yang menggambarkan adanya labirin. Kalau ada pun, di mana? Di depan? Di belakang sekolah? Tidak ada apa-apa di sana selain sawah dan perkebunan desa. Lagipula itu mimpi kan?", ujar Leedo.

"Yya.. Tapi menurutku ini petunjuknya. Kau tidak sadar? Setiap korban punya cerita yang sama menurut pengakuan teman-temannya. Mereka memimpikan hal yang sama pula. Tidakkah ini aneh?", kata Seoho. Menatap dua rekannya bergantian.

"Ya.. Kurasa Seoho benar, sepertinya itu salah satu petunjuk. Coba kau lihat lagi Seoho, apakah ada kejanggalan di kesaksian teman korban?", tanya Ravn.