Practice Room [Hwanwoong]

223 21 7
                                    

Seorang pemuda tampak terbaring di lantai ruangan dengan cermin besar di salah satu sisi. Deru napas cepatnya terdengar ke segala penjuru ruangan itu. Peluh membanjiri wajah dan tubuhnya. Dapat didengarnya musik kembali terputar otomatis dari speaker di sudut ruangan. Malas mematikannya, ia memilih tetap berbaring telentang sejenak sambil mengatur napas. Istirahat. Ya, ia butuh istirahat sebentar sebelum kembali berlatih gerakan dance.

Pemuda itu, Yeo Hwanwoong, salah satu trainee di sebuah agensi yang cukup ternama di Seoul, untuk pertama kalinya menginjakkan kaki ke tempat latihan setelah lolos audisi minggu lalu. Menari adalah passion-nya. Ia senang menikmati alunan musik dari berbagai aliran, pop bahkan hiphop, khususnya dance music lalu mengekspresikannya lewat gerakan-gerakan tubuh. Dengan ritme pelan hingga cepat dan tegas, ia mampu melakukannya.

Malam ini ia menyibukkan diri berlatih koreografi dance salah satu grup seniornya di ruang latihan agensi. Waktu sudah semakin larut, namun tampaknya ia masih belum ingin pulang. Beberapa staf yang kebetulan lewat sesekali mampir untuk menyuruhnya pulang dan beristirahat. Yang hanya diangguki dan dibalasnya dengan cengiran lebar, batu memang. Tapi mau bagaimana lagi, saat sudah terlanjur menari, rasanya ia tak ingin berhenti. Ia terlalu bersemangat hingga seolah tak peduli apapun. Mungkin sampai ia benar-benar lelah baru bisa berhenti.

"Hwanwoong-ah... Kau belum mau pulang?" Untuk kesekian kalinya, salah satu staf menghampiri. Menyembulkan kepala dari balik pintu, bertanya kapan ia mau pulang.

Hwanwoong duduk, menoleh ke arah staf agensi itu. "Lima menit lagi ya, hyeong? Satu koreografi lagi. Aku janji setelah ini akan pulang! Hehe", jawabnya diakhiri cengiran, seperti sebelumnya.

Staf itu pun hanya menghela napas, kemudian mengangguk. "Baiklah... Tapi kalau sudah selesai nanti tak usah mematikan lampu, ya? Kunci saja pintunya, jangan lupa! Kalau kau perlu sesuatu, aku ada di ruang staf! Dah!", pesannya sebelum menutup pintu kembali.

"Jja! Latihan terakhir!"

Hwanwoong berdiri, bersiap memulai latihan dance-nya lagi.

.

.

.

.

Selesai latihan, Hwanwoong mengemasi barang-barangnya, botol air minum, handuk kecil, dan sebagainya ke dalam tas jinjing hitam miliknya. Ia pakai kembali jaketnya yang tergeletak di kursi, menjinjing tasnya lalu berjalan keluar ruang latihan. Sebelum itu, ia mematikan lampunya agar stafnya juga tak repot-repot melakukannya. Kasihan para staf yang sudah sangat sibuk, kalau harus mengecek seluruh ruangan di gedung ini untuk sekadar mematikan lampu dan mengunci pintu. Jadi ia berinisiatif mematikannya.

Hwanwoong segera menutup dan mengunci pintu ruang latihan begitu selesai mematikan lampunya. Ia pun lanjut berjalan menyusuri koridor yang sudah sangat sepi di gedung ini. Para trainee kemungkinan sudah pulang, hanya tersisa beberapa staf yang menginap karena lembur dan sebagainya. Jadi wajar kalau sepanjang koridor sangat lengang, hingga langkah kakinya saat berjalan saja yang terdengar.

Sampai di dekat ruang staf, ia mengintip sedikit karena kebetulan pintunya juga terbuka. Di sana sepi, ada dua orang staf yang sedang tidur, sementara staf yang barusan menyuruhnya pulang tak terlihat ada di dalam sana. Hwanwoong mengendikkan bahu, mungkin dia ke toilet, atau membuat kopi. Ia masuk ke ruangan staf itu, lalu meletakkan kuncinya di kotak gantung kunci. Kemudian ia keluar dari ruang staf, melangkahkan kakinya menuju lift di ujung koridor.

Sampai di lift, Hwanwoong merogoh saku celananya. Ia tertegun, ponselnya tidak ada. Ia lanjut merogoh kantung jaketnya, tidak ada juga. Kemudian ia membuka tasnya, benda itu juga tak ada di dalam sana. Apakah tertinggal di ruang latihan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Twilight: Nightmare [ONEUS•Oneshoot Horror Story Collection]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang