CHAPTER VIII

17 3 2
                                    

Aku melihat sosok orang yang familiar.

Orang itu memanggil namaku tanpa suara. Mereka berdua menunggu di depan gerbang sekolah dan melambai kecil ke arahku. Ia dan Beomgyu Oppa tersenyum lebar sambil menunggu aku sampai di tempat mereka berdiri.

"Namchin baru saja memanggil~."
"Wah... sekarang aku merasa iri."

Yubi dan Soobin sedang berjalan bersamaku keluar dari gerbang sedangkan Taehyun sedang mendapat giliran piketnya. Mereka berdua tidak pernah bisa berlagak normal dan pura-pura tidak mengenal mereka berdua setiap mereka melihatnya.

"Aish... berhentilah memanggilnya namchin."

Aku malu sekali setiap Yubi menyebutnya dengan panggilan itu. Selalu menutup muka dan tersenyum lebar bukan berarti aku senang. Pada kenyataannya dia tidak memiliki hubungan apapun selain teman denganku.

Aku mengucapkan selamat tinggal kepada mereka berdua dan berpisah.

Mereka sempat saling bertatap-tatapan dengan Beomgyu maupun Yeonjun Oppa dan membungkuk sedikit sambil berjalan pergi.

"Ayo kita makan daging hari ini. Aku akan mentraktir."

...

Aku, Beomgyu Oppa, dan Yeonjun Oppa baru saja kembali dari minimarket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku, Beomgyu Oppa, dan Yeonjun Oppa baru saja kembali dari minimarket. Lebih tepatnya, aku baru saja selesai belajar dan mereka menjemputku. Ini sudah larut malam, sekitar pukul sepuluh. Mereka pun menjemputku setelah selesai latihan. 

Kami membeli ramyeon untuk makan malam hari ini, mengitari tempat ini dan memilih. Melihat Beomgyu Oppa sedang berada di kasir, aku buru-buru menaruh seluruh makanan yang aku pilih di meja kasir agar dibayar olehnya. Ia melihatku dan aku tersenyum lalu kabur.

Yeonjun Oppa sudah duduk di bawah payung itu dengan makanannya yang masih tertutup dan dijepit dengan sumpit, masih menunggu agar termasak dengan baik. Aku mengambil ramyeon milikku setelah Beomgyu Oppa membayarnya kemudian mengisi air panas ke dalam mangkuk mi.

Kami makan dalam diam. Namun, aku tidak merasakan kesunyian canggung mengitariku. Semua orang memang sedang fokus kepada makanannya masing-masing.

Makanan milik Yeonjun Oppa terlihat sedikit berbeda dengan milikku maupun Beomgyu Oppa. Ia mencampurkan beberapa topping lain ke dalam makanannya. Memang ahli dalam makanan, aku menyetujuinya. Aku baru saja mencicipi sedikit dan ramyeon miliknya terasa lebih lezat.

"Sooyeon-ah, kau tahu? Awalnya Yeonjun tidak ingin makan ramyeon bersamaku. Tapi setelah ia tahu bahwa aku akan menjemputmu, ia jadi ada di sini sekarang."

Aku yang sedang melahap mi ini terbatuk. Apa maksud dari oppa mengatakan demikian?

"Itu karena aku tiba-tiba merasa ingin makan ramyeon makanya aku berubah pikiran."

My Brother's Friend, Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang