WARNING! adegan part ini mengandung unsur kekerasan, bagi pembaca yang memiliki phobia terhadap kekerasan disarankan tidak membaca.
_______Semesta memang sangat kejam padaku, kesalahan apa yang ku perbuat sampai aku harus merasakan penderitaan seberat ini
Vian
___________
Vian baru saja sadar, setelah masa kritis yang dilaluinya,kepalanya masih terasa berat tubuhnya pun seakan tertimpa batu-batu besar,ia melihat sekelilingnya tak ada siapa pun. Vian pun mencoba untuk memejamkan matanya kembali, namun suara decitan pintu terbuka membuatnya kembali membuka mata, ia melihat dua orang mengenakan pakaian serba hitam serta mengenakan penutup muka.
"Siapa kalian!? " Tanya Vian sedikit berteriak.
Tak ada yang menjawab keduanya malah semakin mendekati tempat tidur Vian.
Vian panik namun saat ia berusaha untuk turun dari tempat tidurnya, seluruh tubuhnya serasa remuk.
Salah satu orang tersebut mengeluarkan sebuah pisau dari balik bajunya, Vian semakin takut perasaannya sunggu tak enak. Saat hendak memencet bel yang berada di samping ranjangnya, satu orang yang lain dengan sigab mencengkram tangan Vian.
Orang tersebut maju dan mengarahkan pisau tersebut tepat di bagian perut Vian.
Cak.. Cak...
"Arg.. Sakit.. " Erang Vian
"Si-sipa kalian, arg.. " Sura Vian tersedat, tusukan pisau kembali mendarat pada perutnya.
"Arg.. A-apa salahku pada kalian." Vian masih berusaha mengeluarkan suara, air mata Vian pun ikut mengalir.
Orang tersebut terus menancapkan pisau tersebut pada perut Vian secara berulang kali. Darah segar terus mengalir dengan derasnya dari perut Vian.
Setelah puas kedua orang tersebut pergi meninggalkan Vian yang masih sedikit sadar, memencet tombol yang ada disamping ranjangnya. Hingga cahaya hitam itu kembali menghampiri indra penglihatan Vian._____________
Setelah kejadian penikaman tersebut Vian dinyatakan Koma oleh dokter Renal setelah melakukan operasi.
Dokter sempat mengatakn bahwa Vian seorang yang kuat karena masih sanggup bertahan setelah apa yang terjadi padanya.
Vina yang mendapat kabar tersebut kembali tak sadarkan diri.
Bian merasa sangat menyesal karena tak bisa menjaga sang putri, ia seorang ayah yang sangat Bodoh. Namun entah mengapa rasa benci itu juga timbul secara bersamaan.
Sedangkan Ratih ia hanya diam menatap lurus lantai, ia terduduk tak tau harus berbuat apa. Ia tak berdaya, rasa penyesalan selalu timbul namun ego kebenciannya lebih besar.
Jangan tanyakan keadaan Bondan, ia sangat-sangat kacau saat ini bahkan ia sampai menangis sesegukan hingga meraung,Ia pun menyesal karena meninggalkan Vian seorang diri. Semua anggota Zeus pun berkumpul bagi mereka Vian adalah wanita yang berjasa. Mereka terlihat melas melihat keadaan Vian ,dan Bondan yang terus menangis.
"Dan lo yang sabar ya, kita sekarang doain Vian biar dia cepet siuman." Kata Bintang menenangkan Bondan. Bintang dan yang lain pun ikut merasakan kesedihan yang mendalam.
"Huuu hik.. Vian tang.. Vian... Hik.. " Isak Bondan .
Tadi saat ia menghampiri kediaman Vian, Vian tengah berada di ruangan operasi. Awalnya juga yang datang hanya Bian, entah kenapa Ratih dan Vina pun suda berada disana juga.
"Udah Dan jangan nangis, lo bikin kita semua sedih tau." Ujar Carles, matanya juga mulai memanas.
"Hik... Vian!... Gue mau liat Vian!.. " Teriak Bondan memberontak hendak masuk keruangan Vian.
Dengan segera Jodi menghalanginya. Vikram dan Akram tak bisa berbuat apapun mereka pun merasa sakit saat ini.
Keluarga Vian yang lain pun juga berada disana, orang tua Vikram dan Akram, kakek nenek mereka oma dan opa serta saudara yang lain.
"Apa yang sudah kamu lakukan Bian hik.. Kamu apakan cucuku! " Bentak Nenek
Bian hanya diam mematung ditempatnya.
"Ratih, jelaskan pada ibu apa yang terjadi! " Teriak nenek kembali.
Suasana diluar ruangan ini didominasi suara tangisan.
Bondan tetap memberontak ingin masuk, sampai Jodi pun kualahan, mau tak mau Jodi menbuat Bondan menjadi tak sadar kan diri. Dan membawa nya keruangan perawatan.
"Lin suruh anggota yang lain pulang aja dulu, nanti kalo ada apa-apa kita kabarin, kasian mereka," Suruh Bintang
"Iya, gue kemereka dulu ya," Berlin bergegas menyuruh semua anggota geng tersebut untuk pulang terlebih dahulu. Biar para inti dulu saja yang berjaga-jaga.
"Kamu sudah keterlaluan Bian! " Bentak Opa
"Kamu belum juga melupakan masa lalu, dia putri mu Bian putri mu! " Kakek pun angkat bicara, ia tak habis fikir dengan jalan pikir anak dan mantunya.
"Belum puas kamu selama ini Ha! Belum puas kamu nyakitin Vian! Ayah macam apa kamu ini!" Kali ini Oma yang angkat bicara.
"Dosa apa aku dahulu Ya Allah, hingga melahirkan anak seperti mu Bian."
Bian tetap tak bergeming. Ia terus mematung ditempatnya.
Namun diujung lorong sana ada seseorang yang terus mengamati keluarga tersebut.
"Ini belum seberapa Bian, tunggu pembalasanku selanjutnya." Ucapnya seraya mengeluarkan smirk mengerikan.
___________
Wah nulis part ini rasanya ngeri-ngeri sedep. Gemeter tangan, sempet grogi tapi terus mencoba dan akhirnya berhasil.
Kalo kalian bingung nenek-kakek itu dari pihak Ratih
Oma-Opa dari pihak Bian
Jelaskan.Sorry lama up nya, kehabisan paket belum sempet beli juga, uang mingguan ku sekarat😭
Huuu ,(
Tinggalkan jejak
Vote ⭐ & comen 📩Typo typo
See you next part 👋❤😊
KAMU SEDANG MEMBACA
LAMPION
Teen Fiction[ Sebelum Baca Follow dulu ❤❤☺ HAPPY READING ✨❤] Yang diinginkan oleh seorang anak bukan hanya sebatas mainan dan uang, melainkan juga kasih sayang. Namun banyak orang tua yang tidak memperhatikan hal tersebut, begitu juga yang dirasakan oleh seora...