She's Beautiful

700 110 10
                                    

Song: You Get Me So High - The Neighbourhood

Hujan deras tidak kunjung reda, Rubi khawatir dia akan terlambat di hari pertamanya bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan deras tidak kunjung reda, Rubi khawatir dia akan terlambat di hari pertamanya bekerja. Hanna, mamanya itu padahal baru saja berpesan agar dia berangkat lebih awal. Rubi mencebik tatkala volume air hujan yang tambah deras, sepertinya badai akan segera datang.

"Kalau aku terobos kemeja ku akan basah kuyup..." Gumamnya dengan wajah resah. Rubi mengecek jam tangannya, jarum jam menunjukkan pukul delapan pagi. Waktunya tersisa sepuluh menit lagi atau dia akan benar-benar terlambat. Mungkin hari ini keberuntungan sedang tidak berpihak padanya. "Apa aku telepon papa aja ya?" Tanya Rubi kepada dirinya sendiri.

Suara gerbang yang terbuka berhasil mengalihkan perhatiannya, sebuah mobil sedan berwarna hitam masuk ke dalam area pekarangan rumahnya. Rubi mengernyit, dia belum memesan kendaraannya untuk berangkat pagi ini. Apa itu teman orangtuanya? Tetapi jarang sekali tamu ayahnya datang pagi-pagi begini. Setelah mengintip dari jendela kamar, Rubi buru-buru keluar untuk mencari tahu siapa orang-orang yang turun dari mobil dengan penampilan semi formal tersebut. Namun saat Rubi sedang menuruni anak tangga, yang dia dapat adalah pemandangan rumah yang sudah kacau balau. Para pelayan di rumahnya terkapar pingsan dan sebagian dari mereka sedang dipaksa untuk membungkuk hormat kepada segerombolan orang itu. Rubi menjerit ketakutan. Dia menyadari kini dirinya sedang menjadi pusat perhatian mereka.

"Rubianna Jayendra, ikut kami sekarang juga!" Seru laki-laki yang berada di barisan paling depan, tatapannya sangat tajam hingga Rubi bergidik ngeri di tempat.

Rubi tersentak ketakutan, tangannya segera mengelak jangkauan salah seorang dari mereka yang berusaha menggapai pergelangan tangannya, dia berjalan mundur guna menjauh dari mereka. "Aku ga mau! Emangnya kalian ada urusan apa dengan ku?" Lawan Rubi sengit.

Laki-laki paling depan tersebut tergelak, perut buncitnya naik turun. Tidak lama yang lain ikut tertawa bersamanya. Laki-laki itu kemudian menunjukkan logo bergambar singa meniup api yang berada di lengan kanan bajunya. "Lo pura-pura bodoh? Masa ga tau Rajendra?"

Rubi bergeming, apa hubungan gangster yang sering diberitakan di tv itu dengan keluarganya? Dia butuh waktu untuk mencerna semua kejadian aneh yang menimpanya saat ini. Rubi tidak habis pikir akan berurusan dengan kelompok Rajendra. Sangat mustahil baginya untuk mencari keributan dengan antek-antek Rajendra. Dia bahkan tidak pernah sekalipun berpapasan dengan mereka. "Aku tidak pernah membuat masalah dengan kelompok kalian, aku ga tau apa-apa!"

"Emang bukan lo masalahnya tapi orang tua lo yang bersalah di sini." Sang laki-laki mendekat, mengeluarkan sejumlah kertas sebagai bukti dari aksi penyergapan mereka. Rubi membaca kertas tersebut dengan seksama. "Atau lebih tepatnya, Thomas yang menggadaikan lo ke kelompok Rajendra."

Rubi tidak percaya, dia langsung mengeluarkan ponselnya. Dia tidak bisa tinggal diam. Rubi lantas menekan tombol panggil agar dapat menghubungi Hanna. "Mama, kelompok Rajendra–" Namun panggilan terputus detik itu juga, Rubi memencet ulang tombol panggil tetapi tidak ada jawaban. Seketika perasaan panik menggerogoti dirinya, dia ingin kabur sekarang juga.

She's All I NeedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang