Song: Confident - Justin Bieber ft. Chance the Rapper
Rubi terbangun ketika mendengar suara gaduh yang mengusik pendengarannya. Akibat tidur yang panjang, kini mata Rubi benar-benar terjaga sepenuhnya. Terutama setelah mendengar suara keras yang entah dari mana asalnya itu. Rubi sendiri terkejut karena isi kamar yang kini ditempatinya kembali berubah. Perabotannya lebih lengkap dan ukuran kamar ini sangat luas. Tetapi yang lebih mengagetkannya lagi adalah fakta bahwa Gio tengah terlelap di sampingnya. Tubuh laki-laki itu benar-benar tergeletak dengan posisi tidur yang membelakangi dirinya. Sejak kapan Gio berada di satu ranjang yang sama dengannya? Rubi lalu menyingkap selimutnya, melangkah ke pintu balkon yang anehnya terbuka lebar di tengah malam begini. Pantas saja suhu di kamar Gio terasa lebih dingin, Rubi bahkan sampai menggigil ketika menginjakkan kaki polosnya ke permukaan lantai.
Ketika Rubi ingin menutup pintu, sudut matanya menangkap gerakan mencurigakan dari bawah alias halaman belakang rumah Gio. Beberapa orang melintas sambil menenteng sejumlah botol minuman beralkohol. "Rubi...." Rubi sontak tertegun lalu memalingkan wajahnya ke arah Gio yang mungkin ikut terbangun karena ulahnya. Di sana, Gio duduk bersila dengan mata mengantuk dan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.
Mendadak rasa panik Gio timbul saat melihat penampakan Rubi yang sedang berdiri di depan pintu balkon. Dengan langkah lebar, Gio buru-buru berjalan menghampiri Rubi yang baru selesai menutup pintu. Gio mendekap kasar lengan Rubi kemudian menyeretnya kembali ke tempat tidur. "Jangan dekat-dekat balkon!"
"Maaf tadi aku kedinginan jadi pintunya mau aku tutup." Balas Rubi mengartikan perbuatannya yang sempat dicurigai Gio.
"Oh, gue emang ga sengaja kelupaan tutup pintu. Sebelum tidur gue merokok dulu di sana." Cengkraman Gio pun langsung mengendor. Prasangka buruknya seketika berganti menjadi perasaan bersalah.
"Ini rumah kamu?"
"Iya, kita pindah karena lokasi villa gue terlalu jauh dari markas Rajendra."
"Gio, kayanya ada orang lain di halaman belakang rumah kamu." Ujar Rubi sambil menunjuk area di mana sumber suara tersebut berasal. Rubi berprasangka bahwa orang-orang tersebut adalah pencuri namun sangat mustahil bagi orang biasa berniat untuk melakukan tindak kejahatan dan menjerumuskan diri mereka ke kandang singa.
"Halaman belakang?" Tanya Gio mengulang perkataan Rubi.
"Iya, barusan waktu aku kebangun ada suara berisik terus aku lihat ada orang lain jalan-jalan di halaman kamu." Terangnya.
Gio memeriksa jam tangannya, jarum jam menunjukkan pukul satu pagi. Mungkin suara yang dimaksud Rubi adalah suara dari para penghuni rumah yang terletak di samping kiri lahan rumahnya. Rumah yang dikenal sebagai markas utama kelompok Rajendra. Pasalnya tanah halaman Gio memiliki lahan kosong yang cukup untuk mendirikan sebuah rumah yang sebenarnya lebih cocok disebut pondok. Dia membangun markas itu bertujuan untuk dijadikan sebagai tempat menampung anggotanya yang kesusahan mencari tempat tinggal karena terhalang beban biaya. Rata-rata anak buah Gio merupakan masyarakat yang ekonominya berada di kelas bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's All I Need
Fanfic[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] (R19+) Gio, si ketua Rajendra yang sudah kebal dengan segala ancaman kematian dari para musuhnya. Kesepakatan merupakan hal yang sering dia lakukan dengan para rekan bisnisnya. Termasuk saat dia menyetujui penawaran dar...