part 2 : populer

9 2 0
                                    


Budayakan vote sebelum baca ya
😉😉😉
.
.
.
.
.

"Harusnya lo tu bersyukur punya saudara kayak kak Reza, na." Komentar fiona langsung menembus pendengaran Alana usai dia mengakhiri ceritanya tentang kejadian kemarin sore. Bahkan ia juga masih merasa kesal karena tidak berhasil membalas perlakuan Nando semalem. Karena entah ada angin apa, Reza kembali ke rusun dan menyeretnya pulang.

Hari masih sangat pagi untuk kedua anak manusia ini menampakkan diri di kampus. Jika bukan karena sudah mendapat surat peringatan lantaran selalu bolos kuliah. Dua gadis berambut panjang beda karakter ini pasti lebih memilih bertahan dibawah selimut hingga siang bolong.

Fiona itu sahabat Alana sejak SMP, dia feminim. Kemana - mana selalu menggenakan minidress, bahkan itu juga jadi outfit andalannya saat ke kampus, walau sudah berkali - kali di tegur pihak kampus untuk menggenakan pakaian yang lebih santun, gadis berkulit putih pucat itu tak kunjung menurut. Pada dasarnya gadi yang lahir dari keluarga kaya raya ini punya tingkat kebangetan yang sama dengan alana. Mungkin itu yang membuat mereka bisa menjadi sahabat cukup lama. Entahlah.

"Kak Reza itu udah ganyeng, baik, pinter, shalatnya rajin, dan tipe cowok yang ngejaga adeknya banget. Pokoknya kak Reza itu kalau menurut gue-,"

"Manusia tanpa cela" Sela Alana yang sudah hafal memuji kakak semata wayangnya itu.

Ya bukan hanya Fiona bahkan seantero kampus menyebut Reza sebagai mahasiswa terbaik dan terpopuler yang pernah ada. Apa Alana bangga? Tentu. Tapi ia juga sedikit kesal, kenapa dirinya tidak bisa jadi seperti kakaknya? Kenapa tidak ada satupun sifat baik dan secuil kecerdasan kakaknya yang menempel padanya? Padahal umur mereka hanya terpaut 2 tahun. Tapi kenapa tak ada satupun sifat kakaknya yang menurun padanya? Apa Alana anak pungut? Ah...tidak, tidak. Semua orang bilang jika wajah mereka mirip, apalagi iris mata hitam dan sorot mata teduh yang mereka miliki. Sungguh mirip.

"Kak Alana ya?" Panggilan seseorang memecah lamunan Alana.

Bukan Fiona melainkan cewek berpakaian putih abu - abu, berwajah imut dengan rambut tergerai indah kini berdiri tepat di sisi meja yang ia dan Fiona tempati.

"Lo siapa?" Tanya Alana dengan alis bertaut. Heran kenapa remaja SMA ini bisa ada di kantin kampusnya.

"Aku Lia kak. Aku mau nitip ini buat kak Reza" Ungkap gadis berponi ini sambil menyodorkan coklat berbentuk hati yang sudah di bungkus bahkan di ikat dengan pita bewarna pink terang.

"Woah..nggak nyangka ternyata kepopuleran kak Reza tersebar hingga ke luar kampus," Seru Fiona kegirangan sendiri. Alana yang melihat hanya memutar bola matanya malas.

"Kakak adiknya kak Reza kan? Aku titip ini buat dia, hari inikan valentine. Aku mau kak Reza tahu perasaan aku di hari kasih sayang ini." Papar Lia dengan senyum sumringah.

Bukannya senang mendapati kakaknya punya penggemar cantik dan di beri coklat di hari valentine, Alana malah berdecih dengan wajah kesal "eh dengar ya adek manis nan unyu, kakak gue nggak ngerayain valentine dan dia nggak suka coklat." Bener Alana sambil mengambil coklat yang tadi Lia sodorkan.

"Tapi kenapa coklatnya tetap di ambil kak?. Tanya lia takut - takut.

" Kakak gue nggak suka coklat. Tapi gw suka, Terima kasih ya." Alana dengan santainya membuka bungkus coklat dan kemudian memakan. Jangan lupakan Fiona si penggila coklat yang juga turut larut menikmati coklat bermerk mahal itu.

comienzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang