"etto, bawang lalu..."
.
.
.
.
.
.
.4.02
Pagi
(Name) dan Bakugo menyiapkan peralatan dan bahan-bahan untuk membuat Katsudon. Dilihatnya dari (Name) yang terkekeh kecil melirik Bakugo dengan sengaja, menunjukan kalau ia tak tau harus apa saja yang akan ia iris nanti."Kau ini, sudah wanita tapi tak tau apa-apa"
Bakugo memberi semua bahan-bahannya yang akan diiris (Name), sambil membelakanginya Bakugo menyembunyikan senyuman kecilnya untuk memasak sebuah telur.
Bakugo, saat ini hampir selesai dengan masakannya, tapi apa yang dilihatnya, malah membuatnya menghela nafas panjang.
"Etto, sebentar lagi...
//Tok
//Tok
Ahk susah sekali, eh jangan bantu aku! Sebentar lagi nee Katsuki"
Bakugo yang melihat, (Name) fokus pada potongannya, ia mendengar sekilas suara gadis gila itu. Ia mendengar bahwa gadis itu telah mengucapkan namanya. Rasa sesak dan sakit didadanya membuatnya benar-benar tidak terkendali. Dengan segenap niatnya ia menghampirinya.
"Heh?! Apa yang-"
"Diam, jangan mengomel, agar kuajarkan kau menjadi wanita yang lebih baik"
(Name) Pov
Aku yang sedang memotong setengah irisan itu, aku dihadiri sebuah pelukan hangat dari belakang oleh pemuda gagah itu. Badannya yang kekar menutupi seluruh bagian badanku. Hangat, hangat sekali.
Dadanya merasa sesak, jantunnya seperti dimainkan, melihat Katsuki membonekai tanganku dengan pisaunya. Perlahan ia mengajarkanku bagaimana cara memotong yang benar.
Hening
Sepi
Hanya ada suara potongan dari pisau.
Aku yang menerima tangan itu dengan mudah dan menyenderkan kepalaku didadanya yang keras itu. Lelaki benar-benar tidak tau diri sampai-sampai ia nekat melakukan ini.
Bakugo Pov
Hah, aku benar-benar melakukannya. Agar gadis itu tau bagaimana caranya memanggil namanya dengan benar dan memasak dengan cepat.
//Srlaart
Aku mencoba menghindari tangan (Name) dari potongan pisau dengan kasar, ia tak merengit kesakitan, walaupun aku yang ujungnya terkenal goresan pisau itu.
"Ah, M--ma--maaf kan aku, lihat! Sialan kau pakai terluka segala sini tanganmu!"
Dibalik amarah gadis gila itu. Terdapat hati yang perhatian dengan sekitarnya. Tangannya yang mungil memegang tanganku menuju wastafel. Aku merengit kesakitan.
"Jangan manja! Segitu sakit?"
"Dasar iblis"
"Cih kau masih ingin bercanda?"
Aku hanya terkekeh kecil memerhatikan (Name) membersihkan luka goresan yang dipenuhi darah itu di wastafel.
Aku masih memperhatikaan tanganku yang dibawa olehnya menuju p3k yang tidak terlalu jauh itu. Meskipun itu, aku tidak merubah wajah datarku sama sekali. Yang ada, aku menghindari maluku dengan amarahku.
"Cih, aku bisa menyembuhkannya sendiri"
Bukannya merespon (Name) membalikan badannya, membuat posisiku dan (Name) berhadapan sangat dekat. Ia menunjukan muka garang dan sipitan mata itu. Ya, aku paham yang ia maksud.
"Iya-iya, kau menang gadis aneh"
-----------------------------------------
"Hoho, bagaimana dengan masakanku Katsuki?! Kau ingin meremehkanku lagi?!"
Redear Pov
Bakugo yang medengarnya lagi, melihat (Name) menaruh tangannya didepan dadanya dan mulai mengangkakt kepalanya tinggi-tinggi menunjukan sifak sombongnya saat ia mengucapkan Nama Katsuki itu lagi.
Bakugo nyaris saja tersedak karena ia telah mendengar gadis gilanya memanggil dengan namanya.
"Lumayan, tapi kau juga harus menghabiskannya (Name) sialan"
Nada berat, muka datar, kalimat serius, (Name) membuka matanya lebar mendengat temannya menggailnya dengan namanya. Ah, benar-benar terjadi, Bakugo yang agrsif jarang memanggil temannya sendiri dengan namanya.
(Name) bangun dari lamunannya dan sontak menghampiri mangkuk kedua.
(Name) hanya sibuk mengunyah, memasang wajah datar diwajahnya. Terjadi keheningan lagi diantara mereka yang sedang memakan dengan posisi berhadapan."Nee, Katsuki, apa kau terbiasa seperti ini?"
"Hm?"
"Tidak, tidak, seperti... Bangun pagi, lalu memasak. Apalagi soal memotong, tadi itu membuatku terkejut."
(Name) melirik sekilas pada lelaki yang didepannya. Bakugo yang sibuk makanpun hanya terdiam memasang muka datar sibuk menatapi mangkuknya sambil mengunyah.
Sunyi lagi.
04.47
Hari masih pagi, Bakugo dan (Name) mendengar beberapa anak-anak dilantai atas sudah bangun dan keluar kamar. Mereka tak gesa-gesa menghabiskan sarapannya. Hanya ada kesepian dan sunyi.
"Hei, kakimu mengganggu bodoh!"
"Xixi, memangnya kenapa orang nyasar?"
Yah, dapat dilihat (Name) mulai jahil lagi. Ia mencoba menarik emosi Bakugo dihadapannya agar tidak sunyi. Tapi tetap saja, apa yang mereka lakukan, membuat suasana canggung sampe mereka menghabiskan makanannya.
"Ah, Nee Katsuki, kau mau beberapa potongan terakhir? Aku benar-benar sudah kenyang"
Kalian tau lah Bakugo nggak budeg, tapi hanya slow respon. Ia terdiam sebentar, lalu berdiri dan mendekati (Name) yang dihadapannya dan meletakkan kedua tangannya diatas meja makan tepat didepan badan (Name). Kepala Bakugo menghampiri (Name) yang terlihat bingung.
Dan ia...
---------------------------------------------
Eh, berhenti deh, awokawok, iya-iya. Soalnya udah 600+
Tunggu chap selanjutnya ya
Tetep dukung author terus!
Wet, 600++ justru dikit banget! Yudh author usahain buat jadwal upnya agak dipercepat okh!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush BoyFriend [Bakugou Katsuki x Reader]
Kurgu Olmayan(Name) ya, itu aku. Dengan quirk yang tidak terlalu berguna tinggal bersama ibuku saja di new york. Pemarah, agresif dan sensitif itulah aku. Aku tetaplah seorang wanita, memiliki hati yang rapuh dan kelembutan seorang gadis. Apa yang terjadi apabil...