Musim Dingin - 01

379 58 3
                                    

Terkadang, bagi beberapa orang Musim Dingin terasa begitu panjang, mengapa?

.
.
.
.
.

"Yuna-ya, menikahlah dengan Jeon Jungkook."

"Jeon Jungkook? Mengapa aku harus menikah dengannya, ayah?"

"Tentu saja agar rumah makan keluarganya menjadi milik Choi Grup."

"Aku akan menandatangani kontraknya dengan satu syarat, ayah."

.
.
.
.
.

"Jungkook-ssi."

"Hmm?"

"Mianhae."

"Wae?"

Yuna tersenyum tipis ketika mendapati Jungkook sedikit mengangkat alisnya dengan raut penuh tanda tanya.

Tidakkah aku merepotkan?

Merepotkan? Karena kau takut hujan?

Yuna mengangguk pelan, masih dengan kemudi di genggamannya sedang Jungkook hanya membalas anggukannya dengan senyuman sedang di sisi lain, Choi Yuna benar-benar merasa bersalah. Bukan karena phobia-nya, tetapi hari-harinya usai menikah kontrak dengan Jeon Jungkook terasa begitu salah. Niat awalnya untuk menandatangani kontrak hanya untuk memanfaatkan pemuda itu. Selebihnya? Tak ada alasan lain kecuali rumah makan keluarganya.

Jadi, ketika ia melihat keadaan Jungkook yang sekarang, Yuna tak bisa membayangkan bagaimana reaksi pemuda itu ketika tau apa yang sebenarnya terjadi. Yuna harap Jungkook tak akan mengetahui apapun. Tidak dengan kontrak pernikahan mereka, juga kontrak kerja sama keluarga mereka.

"Jeon, ayo pergi berkencan denganku sebelum natal."

"Hmm?"

Hari itu dua hari sebelum natal ketika Jungkook, adik perempuannya, dan ibunya pergi ke Seoul untuk mengunjungi ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu dua hari sebelum natal ketika Jungkook, adik perempuannya, dan ibunya pergi ke Seoul untuk mengunjungi ayahnya.

"Hai, ayah," sapa Jungkook dengan masker yang masih menutupi wajahnya ketika ia tiba di rumah makan ayahnya yang ramai. Rumah makan keluarga mereka selalu ramai. Belum pernah Jungkook mendapati cabang rumah makan keluarganya lenggang.

"Masuklah ke dalam. Kalian pasti lelah. Sebentar lagi ayah selesai," balas ayahnya sembari melepas pelukan pada ibunya dan Jungkook menurut, menarik adiknya untuk masuk ke bagain belakang rumah makan yang tergabung dengan sebuah ruang keluarga juga dua ruangan lainnya, dimana tempat tidur ditata sedemikian rapinya.

Begitulah kebiasaan ayahnya. Daripada membangun rumah di lahan lain, lebih baik digabung saja dengan bangunan rumah makan karena begitulah awal usaha rumah makan keluarga mereka berjalan. Jungkook tak tau pasti sesulit apa kondisi ketika itu, hanya begitu yang ia dengar dari ibunya.

DOWNPOUR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang