Musim Dingin - 02

340 52 1
                                    

Suasana hening yang sedari tadi menyelimuti dirinya dan Jungkook tak kunjung reda. Yuna sadar itu sedang Jungkook, pemuda itu seolah tak berniat membuka mulutnya sama sekali, lebih memilih menatap jalanan yang tak terlalu ramai di sisi kanannya juga ia pikir, Yuna tak terlalu ingin berbicara, mengingat gadis itu masih saja terdiam mematung, usai keluar dari rumah besar Keluarga Choi.

"Jeon." Yuna menepuk pelan bahu Jungkook, berusaha melunturkan keheningan yang sedari tadi seolah membeku di udara dan pemuda itu menurut, memutar kepalanya untuk menatap gadis yang masih saja menunduk menatap kedua lututnya.

"Ya?" Jungkook menyahut dan Yuna mengangkat kepalanya, menatap Jungkook. "Maaf soal ibu tiriku."

"Ibu tiri?"

"Yang memakai gaun merah, itu ibu tiriku."

"Ah, ya," balas Jungkook seadanya, menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, merasa tak tau juga bagaimana harus menanggapi ucapan gadis yang terduduk di sampingnya ini.

Jadi, kita akan ke mana? tanya Yuna, mengalihkan pembicaraan mereka.

Oh, Ilsan. Aku ingin mengajakmu ke Ilsan.

"Ilsan? Kenapa?"

Aku ingin menginap di rumah lamamu.

Yuna tak pernah berpikir jika Jungkook adalah sosok yang romantis karena Jungkook jarang sekali bertingkah begini di hadapannya. Pemuda itu hanya akan bertingkah selayaknya teman atau mungkin seseorang yang merawatnya, tetapi untuk bersikap romantis, itu tidak sama sekali. Jadi, ketika mengetahui keinginan Jungkook untuk menginap di rumahnya, rumah di mana ia menghabiskan separuh waktu masa kecilnya, itu terdengar sangat manis juga dengan sorot mata Jungkook yang benar-benar tulus ketika mengatakannya, itu lucu.

"Itu rumah ibuku, kook."

Yah begitu, mendadak saja aku ingin membawamu ke sana seperti beberapa waktu lalu kau membawaku ke Busan.

Mengingat Busan, Yuna jadi teringat kejadian hilangnya Jungkook yang begitu mendadak juga ketika ia tiba di rumah, Jungkook ternyata sudah lebih dahulu berada di dalam kamar, entah bagaimana caranya untuk kembali ke Seoul.

"Di Busan, kau pergi kemana?" Yuna memberanikan diri untuk bertanya kepada Jungkook, berharap pemuda itu akan menjawab dengan jujur tetapi sayangnya, Jungkook justru menjawab dengan nada datar, "Aku tak pergi kemanapun, Yuna-ssi."

Jadi, Yuna hanya mengangguk, memilih untuk tidak membahasnya lebih lanjut karena ia paham betul Jungkook tak berada di hotelnya selama seharian itu karena bahkan setelah acara usai, ia tak bisa mendapati keberadaan Jungkook.

"Aku pergi menemui teman," lanjut Jungkook setelahnya dan Yuna menatap lekat mata pemuda itu, "Teman?"

Begitulah, juga maaf karena kau harus naik bus di kencan pertamamu.

Jungkook mengalihkan pembicaraan mereka lalu menurunkan masker yang dipakainya, memberikan sebuah senyum tipis untuk Choi Yuna dan gadis itu ikut membalasnya dengan senyum yang sama.

"Kau pikir aku tuan putri? Aku tak akan pingsan hanya karena naik bus, Jeon."

"Aku memiliki kenangan buruk tentang mobil, hujan, dan salju. Jadi, secara tidak langsung aku memaksamu untuk tidak berkendara di tengah salju tebal hari ini."

Mendadak, raut wajah Yuna berubah sendu usai mendengar cerita Jungkook tentang kenangan buruk pemuda itu sehingga Jungkook yang melihatnya, menarik jahil kedua pipi Yuna untuk membuat gadis itu memekik kecil lalu sebuah pukulan halus mendarat di bahunya.

"Sakit, sialan!"

"Berhenti berpikir bahwa hidupku menyedihkan, Yuna-ssi."

Yuna terkesiap sekejap, "Siapa yang berpikir begitu? Aku juga teringat kenangan burukku karena ceritamu itu."

DOWNPOUR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang