12:12 - 02

525 57 27
                                    

Dua hari sebelum kecelakaan.

Musim Dingin memang terasa begitu memuakkan bagi beberapa orang. Suhu dingin yang tak tertahankan juga kesepian dan kesendirian, itu hanya terlihat menyedihkan. Begitu juga yang Jungkook rasakan. Mendapati dirinya seorang diri di sini, berdiri di tepi pantai seperti kebiasannya tanpa ada satupun orang yang menemani, memilih menenangkan diri kemari meski sebenarnya ini bukanlah pilihan yang bagus sama sekali. Pergi ke laut ketika musim dingin, itu terdengar gila memang. Namun, Jungkook hanya ingin karena tekanan beban yang terasa sangat memuakkan daripada hanya terus diam di dalam studio rekaman yang bahkan itu semakin memuakkan, menurutnya.

Di sinilah Jungkook. Menghabiskan satu harinya di pinggir pantai dengan angin kencang yang bukan main dinginnya sedang pikiran-pikiran buruk terus berkelebat di benak juga rasa memuakkan yang mendadak menyerangnya sejak dini hari tadi sehingga semua ini hanya terasa memuakkan. Aneh memang, Jungkookpun paham itu tetapi ia hanya tak mengerti mengapa mendadak ia merasa muak? Ini hanya terasa memuakkan. Ada yang mengerti seperti apa rasanya bertahan dengan pikiran-pikiran yang memuakkan?

Laut memberinya ketenangan, berharap segala kecemasan yang tengah merundungnya segera mereda termasuk alasan itu juga Jungkook berada di sini. Tetapi mungkin hampir empat jam? Atau mungkin kurang lebih lima jam Jungkook hanya berdiri di sini dengan tekad yang terus berharap ia akan berhenti mencemaskan hal-hal yang tak begitu penting tetapi ketika ia merogoh saku coat-nya, mendapati dua bungkus obat juga sebotol kaca yang juga berisi obat, pemuda itu hanya bisa menghembuskan napas berat, memilih segera memasukkan kembali obatnya dan meraih ponsel yang bergetar di saku coat satunya, mendapati sebuah panggilan masuk di sana.

"Yeoboseyo. Jungkook-ah, eodiga?"

"Oh, aku masih di jalan, eomma."

"Kupikir kau masih belum berangkat. Kalau begitu hati-hati."

"Ah, ya."

Kemudian sambungan diputus begitu saja, meninggalkan Jungkook dengan tumpukan kecemasan yang masih tak berkurang, menghela napas sejenak dengan mata yang masih menatap datar layar ponselnya. Kemudian ketika setetes salju jatuh tepat di pucuk kepalanya, Jungkook mengayunkan jari, meraih benda putih itu, mendongak sebentar guna manatap langit mendung yang menggantung di atasnya. Menghela napas lagi sebelum beranjak pergi dari pantai itu ke dalam mobilnya. Begitu tiba di dalam mobil, Jungkook meraih sebotol air mineral di dashboard mobil juga sebotol obat dari dalam sakunya, mengeluarkan cukup banyak pil dari sana dan meminumnya dengan sekali tenggakkan.

Ia sedikit tak sadar atau kesadarannya hampir sepenuhnya hilang karena pengaruh obat yang baru saja diminumnya juga dengan kepala yang terasa sangat pening karena cemas tak kunjung reda sehingga ia tak ingat sama sekali ketika ia keluar dari dalam mobil dan mengambil tas perkakas dari dalam bagasi, merusak master rem mobilnya sendiri.

Faktanya, itu memang Jungkook.

Faktanya, itu memang Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DOWNPOUR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang