" Ayo cepat mana tugas yang kami pinta? Apa kau sudah mengerjakannya?" Ujar salah seorang siswa yang kini sedang mencengkram bahu siswa lainnya. Siswa yang di cengkram itu hanya bisa terdiam sambil tertunduk. Sesekali memperbaiki letak kacamatanya.Siswa itu terkurung diantara siswa lainnya yang mengikuti siswa yang mencengkram bahunya itu. Biasa, ciri khas pembully yang selalu bergerombol.
" Hei! Kau tuli? Atau bisu?" Bentak siswa tadi. " Mana tugasku??"
" Itu.." Siswa berkacamata itu sedikit ragu untuk menjawab, tapi saat melihat wajah marah si pembully, siswa itu akhirnya menjawab. " Aku lupa mengerjakannya.."
Siswa yang mencengkram bahunya menggeram kesal.
" Sudah Tao, hajar saja." Gumam siswa lain yang ikut mengerumuni siswa berkacamata tersebut.
" Kau benar-benar cari masalah, Park Chanyeol!" Siswa yang di panggil Tao itu menggerakkan kakinya lalu berhasil mendaratkannya di perut siswa berkacamata yang bernama Chanyeol tadi.
" Akh." Chanyeol mengaduh saat lutut Tao menghantam bagian perut sebelah kirinya cukup kuat.
" Rasakan itu." Ejek Tao. " Itu akibatnya kalau kau tidak menuruti perintahku." Tao kini mencengkram dagu Chanyeol. " Dengarkan aku baik-baik, Park Chanyeol.." Tao menatap tajam Chanyeol. " Sekali lagi kau tidak menjalankan perintahku, maka akan kupastikan kau akan lebih memilih untuk tidak datang ke sekolah daripada bertemu denganku. Mengerti?"
Chanyeol, pria yang jadi korban bullying itu hanya diam tapi kepalanya mengangguk. Sedangkan tangannya masih mencengkram perutnya yang terasa sakit. Tao menepuk-nepuk pipi Chanyeol. " Bagus." Lalu Tao menjauhkan dirinya dari Chanyeol.
" Kai, ambil buku tugas si kutu buku ini dan buang ke selokan di depan gerbang." Perintah Tao pada salah seorang siswa yang tadi ikut membully Chanyeol.
" Oke." Kai kemudian mengambil tas yang Chanyeol sandang dan menumpahkan semua isinya. Kai mencari buku tugas bahasa inggris yang harusnya Chanyeol kumpulkan hari ini.
" Karena aku tidak bisa mengumpulkan tugasku.." Tao tersenyum licik. " Maka kau juga tidak boleh mengumpulkannya."
Chanyeol menelan ludahnya, tidak berani membantah. Setelah berhasil menemukan buku tugas milik Chanyeol, Kai langsung meninggalkan kerumunan untuk membuang buku tersebut, sesuai perintah Tao.
Chanyeol geram, tapi dia tidak berani melawan. Pria bernama Tao itu tidak sendirian, Chanyeol yakin kalau dia melawan, dirinya akan mendapatkan luka lebih parah. Andai saja Tao menyerangnya sendirian, mungkin Chanyeol akan berani melawan, satu lawan satu.. bagaimanapun dirinya juga seorang pria. Dan tubuhnya juga sedikit lebih besar dari Tao.
Tapi sayangnya Tao menyerangnya bersama ketiga temannya. Chanyeol yakin kalau dia tidak akan menang dan akan berakhir babak belur, lalu tidak bisa datang ke sekolah selama berhari-hari. Chanyeol adalah pria yang penuh perhitungan dan selalu melakukan sesuatu di atas logika, itu sebabnya dia memilih untuk diam.
" Dan juga..." Tao kembali menatap tajam Chanyeol. " Karena kau tidak mengerjakan tugasku, maka aku akan mendendamu, nerd." Tao menadahkan tangannya. " Serahkan semua uang sakumu.."
Chanyeol mengerutkan keningnya. "Tapi.."
Tao langsung kembali mencengkram dagu Chanyeol. Chanyeol meringis karena rahangnya terasa sakit akibat cengkraman kuat Tao, kuku pria itu sengaja dibenamkan di kulit dagu Chanyeol.
" Aku tidak suka mendengar kata 'tapi', brengsek!"
Lagi-lagi Chanyeol terdiam dan akhirnya memilih untuk mengalah, karena dia tidak ingin memperpanjang masalah ini. Chanyeol merogoh kantung celananya kemudian menyerahkan apa yang dia punya pada Tao.
KAMU SEDANG MEMBACA
It was Always You
FanfictionKau tidak akan pernah menyadari apa yang kau miliki. Sampai kau kehilangan nya.