Empat

46 1 0
                                        

Jadi Human itu Pintar boleh Bego jangan! Orang tua lu percuma kalo cuma ngemodalin people bego!

-Kenzo

***

Menatap mata kekasihnya lembut, lalu menggandeng tangan nya. Keadaan mereka bertolak belakang, Kian yang tampil dengan wajah tersenyum dan Queena yang berwajah masam. Pemandangan seperti itu sudah biasa di SMA Damara, hanya saja kali ini wajah Kian sedikit lebih WOWW dari biasanya. Ya, seperti lebih berseri-seri dan tatapan cinta itu selalu terpancar indah untuk gadis disamping nya. Semua orang pun tau itu.

"Apa aku melakukan sesuatu?" tanya Queena sedikit risih dengan tatapan cowok disamping nya.

Kian tersenyum manis, sedari tadi tatapannya tak terlepas dari Nana nya itu memang benar. Ia terlalu mengagumi wajah itu. "Tidak," jawabnya dengan mata berkedip.

Queena memutar matanya, "Aku tau aku cantik, tapi kamu tak perlu memandang ku seperti singa kelaparan." desisnya sedikit nge gas. Selow dong Mbak🤧

Kian tertawa renyah, membuat Queena membayangkan jika suara itu adalah keripik kentang Favorite nya. "Entahlah, rasanya terlalu sayang jika mataku melewatkan pemandangan ini." Jawaban Kian membuat Queena sedikit gelagapan.

"Stop it Kian. Aku muak mendengar itu." Wajah Queena memerah. Entahlah ia seperti merasakan ribuan kupu-kupu bersalto diperutnya. Rasanya mual sekaligus senang haha🙈

"Nana? Kamu sakit?" tanya Kian khawatir. Ia menghentikan langkahnya untuk mengecek wajah merah gadis nya.

Queena mendengus, ohh jangan lupakan Kian itu sedikit polos dan terlalu suci. Bayangkan saja saat ini Queena blushing karena ulah nya, tapi malah bertanya hal yang membuat Queena mendengus geli. "Aku tak tau." ia mengedikkan bahunya untuk menyembunyikan kegugupannya.

"Ayo ke UKS. Kamu tak boleh sakit!" seru nya cemas. Ya Tuhan ingin sekali Queena menggigit wajah imut didepannya. Gemas sekaligus jengkel.

"Aku duluan." Queena meninggalkan Kian yang masih dalam mode NgeLag.

Queena tersenyum samar, ternyata Setyo sudah menunggu nya didepan koridor. Mereka melempar senyum tanda pertemuan dan saling menggenggam tangan menuju kelas atau entahlah. Maaf Kian Queena nya selingkuh dulu. Ehh🤭

Kian? Cowok itu hanya tertawa miris melihat kelakuan Nana nya. Dan sial nya ia malah tergila-gila dengan Queena, sama seperti Setyo yang saat ini menggandeng tangan Queena. Tangan yang baru saja ia genggam kini bertaut dengan tangan yang lain. Sial nya lagi ia terlalu mencintai gadis itu, hingga tak bisa marah atau pun melarang apapun untuk kebahagiaan sahabat yang dicintainya. Cinta emang membuatnya menjadi cowok idiot sepanjang masa.

"Broooooooooo!!!" suara Herry membuyarkan lamunan nya. Kian mengusap telinga indahnya yang berdenging. Katanya sih Kian pernah di servis telinganya gara-gara si Harry Potter itu, dan harganya mahal makannya ia kapok. Bodo lah, ora urus😜

"Cinta itu buta dan tuliiii!!!!" ledek Jacky dengan gaya penyanyi terkenal. Temannya yang lain mengerubungi Kian yang jengah setengah mati.

"Tak melihat tak mendengar!!" lanjut yang lainnya lebih kompak. Ahh yang benar saja ia sekarang jadi bulan-bulanan teman-teman lucknut nya.

"Bro, kok lama-lama kebodohan lo semakin menonjol ya?" Jangan bertanya siapa yang bersuara, dia adalah Kenzo. Dia mengusap-usap bahu sahabat nya dengan Freehatin. Kian tersenyum masam, ia sudah biasa diledek bocah-bocah ini, tapi walaupun perkataan mereka benar ia tak masalah. Toh perjalanan cinta memang tak pernah selamanya mulus bukan?

"Maaf ya kawan-kawan ku tercinta, dengan berat hati hari ini saya sedang malas mendengar ocehan kalian." Usai berkata begitu Kian langsung melengos pergi meninggalkan teman-temannya yabg nyebelin nya nauzubillah. Dengan alasan apapun, hari ini mood nya sedang bagus jadi ia malas berdebat. Malas sekali.

Apapun itu yang dikatakan sahabat nya adalah kebenaran, tapi ia tak bisa menghentikan perasaan nya untuk Queena. Ia terlalu mengenal Queena, sejak mereka mengingat kehidupan mereka sudah bersama. Apapun yang dilakukan Queena baginya adalah kebenaran. Tugasnya hanya perlu menjadi sosok terbaik bagi Queena, bukan menjadi sosok yang membuat Queena semakin muak dengan hidup nya.

***

"Bie, kamu kenapa gak pernah ngenalin sahabat kamu ke aku?" tanya Setyo. Saat ini mereka sedang berada di kantin dengan dua cup milkshake didepannya. Sebelum masuk kelas mereka selalu menghabiskan waktunya disini.

Queena menaikkan alisnya sebelah. "Apa itu penting untuk hubungan kita?" pertanyaan bodoh macam apa itu?

"Bukan gitu Bie, tapi sepertinya dia baik banget ke kamu. Aku aja sampe insecure liat perhatian dia ke kamu." ucapan Setyo membuat Queena tersenyum simpul. Ahh Kian memang seperti itu yaa?? Dan sialnya di sekolah ini mereka hanya dikenal sebagai sahabat. Bagus sekali.

"Nanti juga kamu bakal kenal dia tanpa perlu kenalan," ujarnya sekena nya. Sifat easygoing Queena membuat siapa pun merasa nyaman di dekat nya. Ia terlalu santai untuk seorang gadis yang pacar nya bertebaran dimana-mana.

"Gimana rasanya punya sahabat cowok?"

"Ya enak sihh, serasa jadi Ratu." Queena membayangkan setiap inci kebaikan yang pernah Kian lakukan untuknya. Kian memang terbaik, tapi kenapa ia tak pernah bisa hidup tanpa banyak lelaki disamping nya.

Setyo menggenggam tangan Queena lembut. "Itu memang cocok dengan mu Queen. Kamu ratu dihati aku." Kalian meleleh mendengar nya? Queena tidak. Dia hanya tersenyum kecil dan mengangguk.

Mereka berbincang-bincang hingga suara bell terdengar. Hanya percakapan santai. Keduanya menyudahi percakapan nya lalu berlalu menuju kelas.

Kelas? Queena malah menuju gerbang. Ia sudah dijemput sopirnya menuju sekolah yang pertama. Entahlah ia merindukan sekolah itu setelah dua hari yang lalu ia mampir kesana untuk menikmati angin di di Rooftop sekolah itu.

***

Bad Liar!! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang