Tiga

66 11 6
                                        

***

Maafkan aku yang tidak bisa berhenti mencintaimu, Nana.

-Kian Damian Alfanio

***

Queena mengerjapkan matanya, perutnya kenyang, hatinya nya senang. Tidur lebih baik rupanya.

Drrrrrttt!

Suara panggilan dari ponselnya membuat Queena menggeram. Ia gagal untuk tidur cantik.

Setyo?

"Hm?"

"Belum tidur beib?"

"Udah. Ini lagi ngingau."

"Haha.. Sayang kamu ada ada aja!" Setyo terkekeh geli.

"Emang selama ini ngilang?"

"Haha iya iya. Up to you beib...." lalu obrolan terus berlanjut dari A hingga Z terlewati.

Jam 22. 00 mereka menyudahi percakapan nya dengan alasan Queena yang mengantuk, nyata nya Fian menelpon.

"Hm."

"Malam my angel."

"Seneng bener!" cibir nya.

"Kamu gak suka liat aku seneng, hm?"

"Maybe." terkekeh pelan.

"Besok aku jetlag yang. Spanyol lagi." suara Fian terdengar lelah. Iya memang sudah bekerja sebagai arsitek dunia. Pekerjaan nya yang selalu memaksa untuk bepergian jauh.

"Pergilah. Aku menunggu mu kembali." Queena berucap untuk sekedar menenang kan.

"I will miss you, my angel."

Queena tersenyum kecil. "Aku juga."

"Yaudah, aku lagi packing. Good night dear!" pamitnya. Lalu telepon ditutup.

Queena menghela napas. Kembali memejamkan matanya dan mulai kerek. Ia lelah juga.

Drrrrtttt!!

Queena melemparkan ponselnya geram. Hey dia butuh istirahat.

Suara panggilan terus berbunyi di ponsel nya. Sialan!

"Arrgggghhhh!!!" Ia mengambil ponselnya. "Siapa sehhh?!"

"Hem."

"Sayang udah tidur?" suara diseberang sana terdengar parau dan berat.

Queena melihat layar ponselnya. Ander? Apa apaan menelpon di jam 01. 45?!

"Why?" tanya Queena malas, apalagi saat mendengar suara yang menyesakkan diseberang nya.

"Club NightLight! Jemput!" perintah nya.

Seperti dugaannya Ander berada di Club. Mendesis malas, ia tersenyum sinis. "Gak."

Bad Liar!! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang