Suara getaran dan nada dering membangunkan Win dari tidurnya. Win ingin bangun dan meraih sumber suara, yang berada di meja kecil sebelah ranjang, namun Bright masih tertidur sambil memeluknya sehingga Win kesulitan untuk melakukannya. Win memutuskan hanya tangan kanannya yang bergerak meraih telepon genggam lalu mengangkat telepon genggam yang ia ambil dengan mata yang masih terpejam. ''Halo?'' tanya Win. Tak ada balasan dari seberang telpon. "Halo?'' Win kembali bertanya.
"Sial, Ohm benar!!'' suara umpatan yang tidak dikenal Win membuat Win membuka matanya. Win melihat ke layar telpon untuk melihat telepon siapa yang ia ambil dan terkejut karena yang ia ambil adalah telepon Bright dengan nama kontak ''Bumi Datar'' di layar.
"Earth?!'' Win kembali menempelkan telinganya ke layar telepon Bright.
"Iya ini gue Earth. Bright ada?''
"Ada, tapi masih tidur..''
''Duh sorry ya gue ganggu.''
"Ganggu apaan sih..'' wajah Win memerah lalu ia tersenyum. "Kenapa telpon pagi-pagi?''
"Semalam Bright cerita kalo dia lagi berantem ama lo terus mau tidur di tempat gue, tapi sampe sekarang tu anak belum muncul jadi gue cariin.'' Senyuman Win semakin melebar. Dadanya terasa hangat saat tahu semalam Bright memang tidak berencana tidur bersama wanita lain melainkan bersama sahabatnya. "Sudah baikan ya?''
"Udah.. maaf ya Bright gak ngabarin dulu. Chaos banget semalam.''
".... ok, gue gak perlu detailnya.'' Win bingung kenapa Earth berkata seperti itu namun Win menghiraukannya.
"Win..." pandangan Win beralih ke Bright yang memanggilnya. Win hanya bisa tersenyum melihat wajah Bright yang baru bangun tidur, salah satu pandangan yang Win suka saat ia dan Bright tidur bersama. "Berisik..." rengek Bright.
"Maaf, ini Earth telpon nyariin kamu..." Win menjawab pertanyaan Bright meski masih tersambung telepon dengan Earth.
"Ooh... masih sakit gak?" Bright bertanya masih dengan mata tertutup, belum siap untuk bangun. "Masih perih?"
"Udah enggak kok... nih kamu mau ngomong gak ama Earth?" Win lalu memberikan telepon Bright ke pemiliknya, dan Bright mengambilnya dengan malas.
"Apaan Earth..."
"YA! BRIGHT SUPHAKORN! JANGAN LAGI LO BAHAS KEHIDUPAN SEX LO DI HADAPAN GUE YA!" teriak Earth lalu mematikan sambungan teleponnya. Bright menjauhkan telponnya setelah mendengar teriakan Earth.
Bright mengembalikan telepon ke Win lalu kembali memeluk Win dengan erat. "Bright... udah pagi ini ayo bangun.''
"Gak mau, mau bobo lagi sama kamu..''
"Jangan manja deh, aku mau mandi. Semalam aku belum mandi..''
Bright tersenyum mendengar kalimat Win lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Win untuk berbisik ''Ya udah, aku ajarin kalau tunangan mandi bareng tuh gimana ya.''
Win langsung menoleh ke arah Bright dengan wajah merah. "Bright! Masa pagi-pagi sih.''
"Jadi kalo malam boleh?''
"Ya....'' Win ragu menjawabnya. Di satu sisi ia ingin melangkah lebih lanjut, tapi di sisi lain ia malu. "Jangan malam ini please...''
Bright tetap tersenyum mendengar jawaban Win lalu mencuri ciuman di bibir Win. "Kapanpun kamu siap, aku tunggu.''
Win ikut tersenyum mendengar jawaban Bright. Kini ia yang berinisiatif untuk mencium Bright di bibir. "Love you, fiance.''
"Love you too.''
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan
RomanceBook 1 of Starlight Brightwin AU Dimana Bright sang playboy kampus dijodohkan dengan Win, anak satu kampusnya yang belum pernah pacaran seumur hidupnya.