Epilogue

2.5K 147 3
                                    

Epilogue 1 - Earth - 

Earth berdiri di bawah panggung sambil melihat Bright dan Win berpelukan sambil ciuman. Tanpa sadar, Earth meneteskan air mata.

"Ini'' sebuah sapu tangan tiba-tiba muncul di hadapan Earth. Earth menoleh dan dapat melihat pria yang menculik Win sedang memberinya sapu tangan.

"Terima kasih.'' Earth menerima sapu tangannya lalu menghapus air matanya. "Gue gak pernah liat lo selama ini. Baru?'' tanya Earth. Earth tahu Bright meminta salah satu anak buah Lao Ye untuk membantu Bright merencanakan melamar Win, tapi Earth tidak mengenalinya.

"Tidak, saya sudah 5 tahun bekerja dengan Tuan Chris.'' Jawab pria itu.

"Ooh... nama lo siapa?''

"Benjamin, biasa dipanggil Ben.''

"Ok Ben, nama gue Earth. Salam kenal.'' Earth pun menjulurkan tangannya untuk berjabatan tangan dengan Ben. Ia tidak sadar impiannya mendapatkan anak buah Lao Ye akan terwujud.


Epilogue 2 - Ohm - 

"Dadah Om!!'' Fiat melambaikan tangan kecilnya saat ingin memasuki kelas PAUD.

"Dadah Fiat!!'' Ohm pun ikut melambaikan tangannya sebelum akhirnya berjalan menuju pintu gerbang sekolah. Sekarang Ohm rutin mengantar dan menjemput Fiat. Berusaha sebisa mungkin membayar semua waktu yang ia buang percuma. Ohm bisa merasakan semua pandangan tertuju padanya, tapi Ohm tidak peduli. Biarlah orang-orang berbicara buruk kepadanya selama ia masih bisa bersama Kak Krist dan Fiat.

"Nganter lagi, Ohm?'' suara salah satu guru PAUD yang menjaga pintu gerbang membuat langkah Ohm terhenti

"Eh Pak Mark, iya nih nganter keponakan lagi.'' jawab Ohm sambil tersenyum.

"Kok manggilnya pak sih, kak aja. Kita kab seumuran.''

"Iya deh Kak Mark.'' jawab Ohm tersenyum lebar. Mark adalah salah satu guru Fiat yang bersikap ramah padanya. Parasnya yang cantik di mata Ohm membuat Ohm mengira ia adalah seorang wanita. Ohm bukanlah gay. Pria yang pernah Ohm cintai di hidupnya adalah Kak Singto. Mungkin, Mark bisa jadi orang kedua, atau itu yang Ohm kira.

Di lain tempat, seorang remaja laki-laki sedang memakai teropong dari dalam mobilnya dalam keadaan geram. Ia ingin merusak teropong yang ia pegang namun ia teringat dengan janji kakaknya. "Lima tahun lagi, Nanon. Lima tahun lagi dan kau akan mendapatkannya...'' 

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang