Suara hantaman terdengar dari luar ruangan olahraga milik kelompok Darvid, atau dulunya. Tidak ada penjaga di sekitar ruangan, namun untuk orang yang pernah mendekati ruangan tersebut pasti tahu banyak cctv tersembunyi memantau luar ruangan.
"Lagi Win! Jangan berhenti!'' Suara Kimmon terdengar hingga luar ruangan. "Fokus! Lawanmu ada di depan, bukan la la land!'' Win berusaha meresapi ucapan Kimmon. Ia berusaha menyerang wajah Kimmon namun apa daya Kimmon sudah menyerang perut Win dengan dengkulnya, membuat Win jatuh tersungkur. Beruntung Win memakai alat pelindung sehingga perut Win tidak begitu sakit. "Bangun, Win. Kau melupakan banyak hal yang pernah kuajari. Kita ulangi terus sampai kau ingat.'' Win kembali berdiri, ia mengelap keringat dari wajahnya lalu pandangannya kembali fokus ke Kimmon. Hari ini saja, Win ingin melupakan Bright.
"Jago juga Win.'' Komentar Gawin dari jauh kepada Pavel yang berdiri di sebelahnya. Pavel tidak membalas komentar, pandangannya sibuk mengamati Win yang kacau. Gawin boleh saja berkata Win hebat tapi bagi Pavel, Win sedang kacau. Gerakannya tidak sebagus biasanya, Win juga tidak fokus. Pavel menoleh ke arah Gawin dan firasatnya mengatakan orang yang berdiri di sebelahnya adalah penyebabnya.
"Win sedang kacau, lo harus tanggung jawab.'' Pavel melepas jaketnya, memamerkan otot kekarnya.
"Kenapa gue?''
"Gue yakin anak lo penyebabnya. Win gak pernah kacau selama latihan.'' Pavel mulai pemanasan, namun pandangannya tak lepas dari Win.
"Oke, gue akui anak gue mungkin salah satu penyebabnya.''
kini Pavel menoleh ke arah Gawin ''semudah itu lo mengiyakan? Tidak mengelak?''
"Untuk apa mengelak kalau memang itu kenyataannya? Lo urusin dulu Win, nanti lo puasin main ama gue.'' Gawin menepuk pundak Pavel kemudian pergi menjauh dari Pavel. "Naret, gue pinjem anak buah lo ya. Anak buah gue suka kasihan ama gue.''
"Sesuka lo lah.'' Pavel tersenyum melihat sikap Gawin. Alasan lain kenapa Pavel suka berteman dengan Gawin karena Gawin adalah orang yang jujur dan apa adanya.
Pavel berjalan menuju matras tempat Kimmon dan Win latihan. "Kimmon,'' Pavel memanggilnya.
Kimmon berhenti sejenak. Ia membungkukkan sedikit badannya ke Win kemudian berjalan ke arah Pavel. "Gantian, kamu istirahat.'' kata Pavel memukul pundak Pavel pelan kemudian berjalan menuju Win yang bernafas dengan terengah-engah.
"Babe.'' Win membungkuk sedikit kepada Pavel, memberi penghormatan. Pavel balas dengan sedikit angukan.
"Kamu kacau.'' adalah kalimat pertama yang Pavel katakan. Win terdiam mendengarnya. Suara bicara Pavel menunjukkan Pavel kecewa. Win menghindari tatapan Pavel yang memandangnya tajam. "Kamu lupa apa yang Kimmon ajarkan, dan kamu juga lupa apa yang Babe ajarkan. Lihat muka Babe.'' Win mengangkat wajahnya dengan ragu. "Kimmon mengajarkan untuk fokus pada musuh, Babe ajarkan apa?'' Pavel berjalan mendekati Win.
"Ingat untuk apa kau melawan, jangan melawan untuk menyerang tapi untuk..''
"tapi untuk melindungi.'' Pavel memotong jawaban Win. "Apa yang kamu lindungi sekarang Win? Ayahmu? Dia aman di dapur hotel sedang membuat yoghurt kesukaanmu. Babe? Babe disini sekarang. Kakek dan Eyang? Mereka sedang main golf sekarang. Kamu kacau karena kamu gak tau siapa ato apa yang kamu lindungi.'' Pavel mendorong Win dengan jari telunjuknya, menunjuk hati Win. "Pikir Win, kamu lindungi apa?''
Win menelan ludah karena Babe nya ada benarnya. Win awalnya gak tau apa yang harus ia jawab, hingga terdengar suara hantaman tak jauh dari Win berdiri. Win melihat Gawin sedang membanting salah satu anak buah Babe nya. Gawin... Papa... Bright... Win salah besar. Ia tidak seharusnya melupakan Bright saat latihan bersama Kimmon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan
عاطفيةBook 1 of Starlight Brightwin AU Dimana Bright sang playboy kampus dijodohkan dengan Win, anak satu kampusnya yang belum pernah pacaran seumur hidupnya.