Chapter 18

2.4K 195 4
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bright, ya?'' suara Gawin dari belakang Win mengagetkan Win

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bright, ya?'' suara Gawin dari belakang Win mengagetkan Win. Win langsung mengunci telepon genggamnya lalu memasukkan telepon genggamnya ke dalam saku celana. "Loh kok dimasukin lagi? Gak papa loh kamu chat sama Bright, kan tunangan sendiri.''

"Gak papa Pa, kan Win kesini buat belajar bantuin Papa nanti.''

"Kamu kan cukup bantu antar minum aja Win, gak susah kok kerjaan kamu.''

"Tapi Win boleh belajar bikin minum?''

"Boleh, kamu mau buatin minuman buat Bright ya?'' tanya Gawin yang dijawab Bright dengan wajah yang merah. "Bright tuh tampang galak tapi dia suka sama yang manis manis, apalagi choco chip. Kamu tahu? Kalo Papa beliin biskuit yang ada choco chip nya, Bright pasti cuma makan chip nya aja. Nanti kalo chip nya udah abis, dia nangis.'' Win tertawa kecil mendengarnya.

"Win bisa bayangin kok Pa.''

"Ya udah yuk sini Papa ajarin bikin minuman kesukaan Bright.'' Gawin dan Win baru mau memasuki pantry saat Pluem berjalan mendekati mereka.

"Bos, biar aku aja.'' tawar Pluem yang dibalas dengan tatapan curiga dari Win.

"Kamu mau ngajarin? Gimana Win? Ga masalah?''

"Gak kok Pa.'' jawab Win meski masih merasa ada yang janggal dengan sikap Pluem.

"Ya udah Papa tinggal dulu ya.'' Gawin kemudian berjalan meninggalkan Pluem dan Win di pantry.

"Lo serius gak masalah ngajarin gue?'' tanya Win saat melihat Pluem sedang mempersiapkan alat-alat.

"Ah, enggak kok. Cafe lagi sepi lagian kasihan Bos kelihatan capek. Kayaknya semalam gak tidur..'' kata Pluem sambil tersenyum jahil, Win yang tahu maksud dari Pluem memukul badan Pluem dengan pelan. "Duh, kenapa main pukul sih?!'' protes Pluem.

"Pikirannya ya!''

"Gue gak ngomong yang aneh-aneh juga!!'' Win hanya tertawa kecil melihat reaksi Pluem. Pluem pun hanya tersenyum melihat Win tertawa. "Lo mau bikin Frappuccino choco chip buat tunangan lo ya?''

"Frappuccino choco chip?''

"Minuman kesukaan Bright.''

"Oh.. iya kayaknya. Selama ini yang gue tau Bright suka daging, gak yakin gue Bright bakal suka kalo gue bikin dessert ato ga.''

"Pasti suka, kan lo bikinnya pake cinta.''

Win memukul Pluem lagi ''Gombalnya!!!''

"Kasar banget sih lo jadi orang!''

''Habisnya makin lama lo makin kayak Pluem rese. Udahlah ajarin gue ayuk. Gue harus masak makan malam buat Bright nih.''

"Iya nyai...''

Gawin tersenyum senang melihat interaksi Win dengan Pluem. Diambilnya telepon genggamnya kemudian ia memotret Win dan Pluem yang sedang tertawa bersama. Tak sabar ia ingin bercerita dengan Dome.

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang