Sloppy Papa!

2.4K 315 78
                                    

Di pagi yang cerah-pada hari Senin ini, Soobin sekeluarga sedang dalam perjalanan menuju kediaman keluarga Kang.

Ya, beberapa bulan belakangan ini mereka memang saling bergantian menjaga anak jika sedang weekdays.

Di hari Senin, Jumat, dan Sabtu, Soobin dan Ara akan menitipkan Soora kepada Mirae. Sementara di hari Selasa, Rabu, dan Kamis, gantian Mirae yang menitipkan dua buntelan lucunya itu pada Soobin dan Ara.

Hanya sekadar informasi tambahan. Mirae itu kembali bekerja, namun sekarang ia tidak lagi menjadi bagian dari SDM perusahaan tempat dulu ia bekerja-melainkan menjadi seorang psikolog yang membuka praktik di klinik yang Taehyun buka.

Ya, jadi ada poli gigi, poli umum, dan juga ruangan khusus untuk konsultasi dengan psikolog-yaitu Mirae. Dan di hari Selasa, Rabu, dan Kamis itulah Mirae menerima janji temu dengan para kliennya.

Mirae bukan bekerja karena butuh uang kok! Mereka itu kan sudah terlahir kaya. Sudah begitu, sekarang ini penghasilan yang Taehyun dapat sebagai seorang dokter gigi dan pemilik klinik-juga sangat cukup untuk membiayai kehidupan mereka. Hanya saja, Mirae tidak ingin menyia-nyiakan ilmu yang ia dapatkan selama menjalani pendidikannya.

Dan Ara juga bekerja. Makanya ia menitipkan Soora pada Mirae di hari yang telah disebutkan tadi. Ara itu menjadi bos di kafe yang ia jalankan bersama dengan Soobin.

Iya, bukan hanya Yeonjun-Soobin juga banting stir dalam masalah pekerjaan ini. Selain menjadi pemilik kafe, sekarang ini Soobin juga menjadi seorang pastry chef. Soobin lah yang membuat kue-kue dan roti yang dijual di kafe mereka.

Lelaki ber-dimple itu kini mengenakan kaca mata hitam dengan begitu percaya diri-membuat sang istri sesekali menertawakannya karena ia malah terlihat narsis sendiri.

"Papa! Sula mau dengal lagu let it go dong!" teriak yang di belakang sana.

Gadis kecil yang tengah memeluk boneka teddy kecil itu menyengir kala sang Mama menatap ke arahnya. Sementara Soobin hanya berdeham mengiyakan permintaan sang anak. Sebelah tangannya ia bawa untuk menekan tombol yang ada di radio mobil.

"Utututu, dengar Mama menyanyi saja, ya? Soora mau?" tanya sang Mama yang kini melongok ke belakang-menatap gadis manisnya.

Bersamaan dengan itu, backsound lagu dari kartun ternama itu terdengar.

"Tidak mau! Suala Mama tidak bagus!" balas Soora penuh dengan kejujuran yang membuat Soobin terbahak-bahak menertawakan istrinya.

Wanita beranak satu itu memajukan bibirnya, tak lupa pula dengan alisnya yang kini telah menukik tajam. Tangannya dengan cepat memukul lengan atas lelakinya-yang sepersekian detik kemudian langsung berhenti tertawa.

"Ihh Soora gitu ya sama Mama. Awas loh, nanti tidak Mama bacakan dongeng lagi!" ancamnya masih dengan bibir yang dimajukan.

"Ya sudah. Nanti Sula minta bacakan dongeng sama Papa saja!" balas Soora dengan tampang polosnya.

Ara hanya bisa mendengus kesal saja mendengar balasan anaknya. Ia bersedekap dada, mengalihkan pandangannya lurus ke depan-menatap jalan. Di sampingnya, kini Soobin sudah menahan tawa melihat kelakuan istrinya itu.

"Kalau Papa tidak mau, bagaimana? Nanti tidak ada yang membacakan dongeng untuk Soora lagi dong?" Kini Soobin angkat bicara. Lelaki itu mengintip kelakuan sang anak dari kaca spion dalamnya.

"Eum... Kalau begitu nanti Sula baca sendili! Nanti Mama ajalkan Sula membaca, ya?" balas Soora seraya terkekeh.

"Wahh baiklah! Nanti kita belajar ya! Nanti Mama belikan buku alfabet untuk Soora!" balas Ara yang seketika bersemangat begitu mengetahui sang anak memiliki keinginan untuk belajar.

Papa! • TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang