Sembilan

3.3K 210 4
                                    

Kenalan yuk.. follow me 😍
Happy Reading 😄
.
.

Cuaca siang ini cukup terik. Akhir pekan seperti ini biasanya Milea akan bersantai di rumahnya. Tentu setelah paginya dia selesai nginem beberes rumah. Namun, hari ini berbeda. Sangat berbeda dari biasanya.

Pagi-pagi sekali pintu rumahnya sudah diketuk. Seseorang mengajaknya jalan-jalan. Setelah lelah bermain dan mengelilingi mall, lalu makan bakso, maka disinilah dia sekarang, kedai Ice Cream langganan Rara.

Di satu meja dengan empat kursi itu, penuh terisi semua. Rara, Diana dan Milea tentunya. Oh jangan lupakan satu kursi lagi yang kini juga terisi oleh wanita bernama Nadia Monalisa, ibu kandung Rara. Dia adalah wanita yang datang bersama Rayhan kemarin.

Beberapa menit yang lalu, seseorang menelpon Diana. Rayhan menanyakan keberadaan mereka. Setelah itu tidak lama justru muncul wanita yang mengenalkan dirinya sebagai mama Rara.

Suasana canggung jelas terasa. Milea bisa melihat mata Diana yang sesekali melirik ke arah Nadia memasang wajah jengah. Rara sendiri saat ini sedang menikmati es krim strawberry kesukaannya. Menikmati tetapi tanpa senyum ataupun tawa yang biasa terukir di wajah lucunya. Hanya ada wajah datar, dengan sedikit ketakutan yang terlihat dari pancaran matanya.

"Rara mau nambah es krim lagi, yang strawbery atau mau rasa yang lain? Vanilla, coklat, atau mau rasa lainnya? Mama bakal beliin semua yang Rara mau." Nadia terus saja membujuk dan merayu sang putri. Berusaha dekat kepada Rara.

"Cukup! Rara nggak boleh terlalu banyak minum es krim. Dia gampang batuk kalau kebanyakan makan es krim. Satu cup sudah cukup, apalagi ukuran cup-nya juga besar tadi," jelas Diana dengan wajah kesal yang sangat ketara. Suaranya juga terdengar ketus.

"Kalau begitu kita beli buat persediaan di rumah aja. Kan bisa ditaruh di kulkas dan dimakan buat besok-besok. Oke, Sayang?"

Rara telah menghabiskan es krimnya. Dia terdiam, matanya mengerjap satu kali, dua kali. Dia memandang mamanya, lalu beralih memandang Diana. Akhirnya Nadia tetap memutuskan membeli es krim berbagai rasa untuk dibawa pulang.

Sebelum pulang, Rara meminta pee ke toilet. Dia berbisik ditelinga Diana. Walaupun sudah memakai diapers, kini Rara lebih nyaman pee di kamar mandi sejak sudah mendapat pelajaran toilet training di sekolah.

Nadia berinisiatif mengantarnya. Namun, lama mereka tidak kunjung balik ke meja semula. Akhirnya Milea memutuskan untuk menyusul dan melihat sendiri di toilet.

Saat di toilet, Milea melihat Nadia sedang sibuk berdandan di depan cermin sambil menelpon seseorang. Namun, Milea tidak mendapati Rara di samping mamanya. Dia menyusuri pintu-pintu bilik toilet yang tertutup. Tiba-tiba telinganya mendengar pelan isak tangis dari balik salah satu pintu disana.

"Rara? Apa Rara di dalam? Ini Bunda Lea. Bunda buka pintu toiletnya ya?" tanya Milea meminta ijin. Dia yakin di dalam sana Rara berada.

Pintu itu memang tidak tertutup sempurna, namun Milea tetap merasa harus ijin untuk membukanya. Takut kalo Rara terkejut dan semakin menangis karena tidak tahu siapa yang menyusup masuk ke bilik toiletnya.

Benar saja, Rara sedang berjongkok di sana sambil menangis menyembunyikan wajah diantara kedua kakinya. Milea tidak mungkin bertanya kenapa dia menangis, karena pasti tidak akan dijawab. Dia menebak jika Rara belum bisa membersihkan dirinya sendiri setelah aktivitas pee-nya selesai. Dan karena Nadia tidak menunggui dan tidak kunjung datang untuk membantunya, Rara pun terisak menangis.

"Bunda bantu Rara bersihin diri ya? Diapersnya bunda lepas aja ya? Ini bunda bawain celana milik Rara. Setelah dibersihkan, Rara bisa ganti pake celana yang baru aja." Selesai menjelasakan dan membantu Rara, Milea menggendongnya keluar dari sana.

Selective Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang