Assalamu'alaikum,
Kejutan untuk kalian di Minggu yang dingin karena guyuran air hujan ... 😄😄
Happy Reading
.
.Sekali lagi Milea memastikan penampilannya di depan cermin, wajahnya terlihat cerah dengan sedikit polesan make up dan jilbabnya pun sudah rapi. Dia sudah siap bertemu para siswanya di sekolah.
Psikolog rasa guru.
Setelah empat hari tidak bertemu Rara, rasanya Milea sangat merindukan gadis kecil itu. Selain Rara, ada juga beberapa siswa di sekolah itu yang merupakan child with special needs. Kebanyakan diantaranya mengalami gangguan emosi seperti anak dengan hyperactive, sulit berkonsentrasi, dan juga gangguan perilaku.
Sesuai jadwal, seharusnya hari ini Rara berada di sentra bahan alam. Sentra yang kegiatannya bereksplorasi dengan bahan-bahan yang ada di alam, seperti pasir, air, dan lainnya. Namun begitu sampai di kelas itu, Milea tidak menemukan keberadaan Rara. Akhirnya dia beralih menuju siswa lain yang juga harus dipantaunya. Saat jam istirahat tiba, barulah Milea tahu jika Rara sudah dua hari ini tidak masuk ke sekolah karena sakit.
"Hari ini rencananya saya dan Bunda Risma mau menjenguk Rara di rumah. Apa Bunda Mili mau ikut?" tanya bunda Dewi mengajak Milea.
"Boleh, nanti saya ikut menjenguk Rara," jawab Milea tanpa berpikir lama. Dia sangat merindukan Rara. Saat mengetahui Rara sakit, hatinya menjadi cemas.
Selesai jam mengajar, ternyata beberapa guru juga ingin ikut untuk menjenguk Rara di rumahnya. Sesampainya di sana, Rara sedang beristirahat di dalam kamar. Ada Diana dan pengasuh Rara - Bi Uni yang menemaninya.
Menurut Diana, Rara mengalami gejala flu, panas tinggi dan hidung mampet.
"Seharusnya Kak Rayhan sudah sampai rumah sekarang, tetapi karena pesawatnya delay, jadi kemungkinan sore atau malam baru bisa sampai Jakarta," jelas Diana saat ada guru yang menanyakan keberadaan ayah Rara.
Milea memperhatikan, di dalam tidurnya Rara terlihat gelisah. Saat menyentuh kening Rara, suhu tubuhnya juga masih terasa tinggi.
"Semoga setelah ayahnya pulang, Rara bisa segera sembuh ya. Biasanya kan anak kecil begitu, sakitnya karena kangen," ucap guru lain menanggapi.
Perlahan kelopak mata Rara berkedut. Rara terbangun dengan matanya memandang sayu, menatap para guru yang datang menjenguk. Dia tersenyum lemah. Tangan mungilnya terulur, berusaha meraih tangan Milea.
"Ternyata Bunda Mil guru favorit Rara ya? Bunda Dewi kalah saing nih sama bunda Mili." Guru-guru pun tertawa menanggapi candaan Bunda Risma.
Sekitar sepuluh menit para guru masih asik berbincang dengan Rara yang memperhatikan sambil terdiam dengan wajah kuyunya, efek dari sakit. Setelah dirasa cukup, para guru berpamitan untuk pulang. Namun, Rara masih saja memeluk tubuh Milea dengan erat.
Milea berusaha memberi pengertian, bahwa dia akan ikut pulang bersama guru lainnya. Tidak disangka, reaksi Rara diluar dugaan, dia terisak menangis. Tangan Rara juga semakin erat mencengkram jilbab Milea. Tidak tega melihat itu, Milea mengalah, dia memilih tidak ikut pulang bersama guru yang lain.
* * *
Di sebrang pulau..
Bandara Ngurah Rai, Bali.Beberapa penumpang protes dan marah, merasa dirugikan. Penerbangan yang harusnya bertolak dari Bali menuju Jakarta mengalami delay, sudah hampir satu jam mereka masih menunggu slot time baru.
![](https://img.wattpad.com/cover/231163371-288-k483266.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Selective Love (Completed)
Romance* "NIKAH YUK !!" Merupakan judul awal, sekang sudah BERGANTI menjadi "SELECTIVE LOVE" ** CERITA LENGKAP & LEBIH MENARIK, PINDAH DI KWIKKU YACH ** (Akan ada juga versi skenarionya di Kwikku) "Bapak punya pacar atau tunangan?" "Gak. kenapa?" "Nikah yu...