Langsung ku terbangun dari tidurku karena ada kakak kelas senior yang membangunkanku untuk persiapan solat tahajud di pesantren baru, memang awalnya tak menyangka akan secepatnya pergi dari rumah untuk mencari ilmu,rasanya hanya raga yang berada ditempat ini,tetapi pikiran masih tetap saja dirumah.
Mungkin memang itu ya,rasanya menjadi anak pesantren yang baru masuk sekolah,wawasan dan pengalaman pun masih sedikit. Kemudian, aku berusaha untuk mengawali pagi pada lembaran kisah baruku dengan bahagia,walaupun sesekali merasa sedih karena ingin kembali ke rumah.
Tapi mau bagaimana lagi? Dalam perjalanan meraih impian,pastinya butuh pengorbanan yang tidak ringan dalam menjalaninya,misalnya tak paham materi yang diajarkan,ingin pulang,uang hampir habis, jadwal kegiatan yang terasa sangat padat,membuat raga dan pikiran lelah karena masih dalam fase adaptasi.
Bukan main rasanya,ini memerlukan daya juang lebih,demi impian yang kuharap menjadi kenyataan dimasa depan. Namun,bukan namanya berjuang apabila tidak menemui masalah serta tantangan,dan hal-hal yang tak mengenakkan lainnya.
Merasa tak nyaman dengan lingkungan,berasa hidup sendiri padahal banyak teman-teman yang mau menemani,malas belajar karena sudah kelelahan dengan kegiatan sehari-hari,itu semua mungkin terjadi karena suasana hati yang kadang rindu dengan keluarga,dunia maya,dan zona nyaman lainnya yang tidak dapat dirasakan di pesantren.
Berlanjut.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Berusaha Mampu -Kisah hijrah- ✅ ( TERBIT)
Fiksi Umum🌨️ Terbit ✔️🌨️ ( Part Belum ada yang dihapus ) Kehidupan seorang Rahmina pun begitu berubah ketika dirinya berada di pesantren. Tantangan demi tantangan pun berusaha ia lewati,karena ia sadar bahwa perjuangan memang harus dilakukan sesering mungki...