Tiga

14 0 0
                                    

Halo gaiiss aku up lagi :v
Balik lagi dehh sama aku wkwkwk
Aku kamu jadi kita
Eh mending kita membaca :v
Apaan si gajelas yaa
Yaudah langsung aja

Happy reading......


Suara klakson mobil membuat Meta keluar dari rumahnya. Ia melihat mobil avansa berwarna hitam mengkilap itu sudah terparkir rapi didepan rumahnya. Ya. Itu mobil Deswita sesuai kesepakatan tadi siang mereka akan pergi ke mall untuk mencari buku. Dan sesampainya di mall mereka bertiga berjalan memasuki mall sambil bersenda gurau.

" Um gaiss kita kan udah keliling mall, kita juga udah beli buku. Gimana kalau kita makan sekarang?" ucap Deswita disela-sela perjalanan mereka

" Aku sih ayo, kebetulan aku juga udah laper" sahut Rana cepat

" Urusan makan aja kau nomor satu, giliran suruh bayarin nomor akhir" celetuk Deswita to the point

" Yeekan mumpung ada bu bosnya jadi ayolah" sahut Rana tak mau kalah

" Hust udah-udah kalian gak malu apa, ini kita masih di mall kali" jawab Meta melerai kedua sahabatnya ini.

Setelah menyelesaikan makan malam dan berkeliling mall akhirnya ketiga sejoli itu memutuskan untuk pulang. Sesampainya dirumah Meta merasa sangat lelah hari ini, ia pun menjatuhkan tubuhnya kekasur dan terlelap tidur hingga esok tiba.

Pagi ini Meta, Deswita dan Rana mengikuti kuliah pagi. Mereka satu kampus dan juga saju jurusan. Seperti hari-hari biasa Meta dan teman-temannya selalu diberikan tugas oleh dosen mereka. Dan hari ini mereka mendapatkan tugas kelompok bertiga.

" Uh cintak deh sama tuh dosen, kita bisa barengan lagi akhirnya setelah beberapa bulan gak satu kelompok" ucap Rana ketika dosen mereka telah keluar ruangan

"Biasa aja kali" sahut Deswita kesal karena suara Rana mereka bertiga jadi pusat perhatian.

"Ehe maafin aku des, biasa suka kelepasan" jawab Rana memelankan suaranya.

Suasana kelas yang semula sangat ramai terdiam membeku ketika mereka kehadiran sesosok lelaki bertubuh tinggi dengan tas ransel yang bertengger di pundak kanannya. Tanpa berbicara apapun ia akhirnya mendudukan dirinya di kursi samping kanan Meta. Meta yang melihat lelaki itu merasa sangat terkejut bahkan belum berkedip sampai lelaki itu duduk di sampingnya.

"Eh hay, are you oke?" ucap pria tersebut sambil menjentikkan jarinya didepan muka Meta

"Aditya," ucapnya berguman namun masih dapat didengar sang pemilik nama

"Iya ini gue aditya, do you remember?" ucap pria tersebut

"No, because of you I was almost wretched at that time!" jawab Meta penuh penekanan.

" I am sorry meta, gue tahu gue salah saat itu, berikan gue kesempatan untuk memperbaiki semua" ucap aditya memohon.

Meta langsung berdiri dan meninggalkan kelas, ia berjalan keluar menuju ke parkiran mengambil sepeda motornya dan melesat ke taman kota tempat dimana ia selalu menenangkan diri. Rana dan Deswita yang melihatnya langsung menyusul sahabatnya tersebut mereka takut sahabatnya itu kenapa-napa karena Meta membawa kendaraan dalam keadaan marah.

Ditengah perjalanan menyusul Meta, ponsel milik Rana berdering nyaring. Akhirnya sang pemilik ponsel tersebut berhenti di samping jalan dan mengagkat panggilan yang masuk pada ponselnya.

"Ada apa?" ucap Rana dengan kesal

"Aku ingin kita berakhir sampai sini" ucap pria dari sebrang sana

"No, please jangan lakukan ini padaku" jawab Rana sambil menahan genangan air matanya.

"Jangan anggap semua akan baik-baik saja setelah ini. Hidupmu dalam bahaya, dan bahaya itu dariku Rana Martina" ucap sang pria tersebut.

MEREKA_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang