Sang nenek yang mendengar cerita dari cucunya merasa terharu. Hubungan rumah tangga anaknya dan menantunya akan berpengaruh besar pada cucu kesayangannya ini. Sang nenek tersenyum ketika Rana menatapnya.
"Apakah nenek kecewa padaku?" ucap Rana sendu
"Nenek tidak pernah kecewa padamu nduk, nenek harusnya minta maaf padamu" jawab sang nenek
"Apa salah nenek hingga nenek harus minta maaf ?" tanya Rana sambil mengangkat tubuhnya untuk berganti posisi duduk.
"Nenek minta maaf karena nenek tidak ada saat kamu menderita kala itu nduk" ucap sang nenek berkaca-kaca
"Udahlah nek, aku yakin ibu disana juga pasti sudah bahagia" ucap Rana sambil menatap jauh di luar jendela.
"Nenek cuma pesen satu sama kamu nduk, ada baiknya kamu mengakui kesalahan dan meminta maaf karena masalah itu gak akan baik kalau terus dibiarkan" ucap sang nenek sambil mengelus pundak Rana
"Akan Rana lakukan nek, tapi Rana perlu memberi jeda pada Meta dan Deswita agar mereka tenang dulu nek" ucap Rana pelan
"Yasudah selesaikan pekerjaanmu setelah itu kita makan malam" ucap sang nenek meninggalkan kamar Rana
"Baik nek" jawab Rana singkat
Rana melanjutkan menata baju-bajunya dan keluar kamar untuk makan malam bersama nenek wiwik. Usai makan malam Rana kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya. Ia meraih ponselnya di nakas samping tempat tidur, sedari tadi ia belum melihat ponselnya. Terdapat beberapa notifikasi dari whatsappnya.
Me friends
Meta Dinata keluar
Deswita Tata keluar
Saat itu juga perasaan Rana semakin tidak dapat dibendung. Penyesalan yang sangat dalam ia rasakan. Ia begitu sangat merasa bersalah hingga air matanyapun tidak terbendung. Ia mencoba untuk menahan isak tangisnya tapi semua tak berguna. Semua meledak, perasaannya hancur, bukan hanya kehilangan kepercayaan tapi ia juga telah menghancurkan hubungan baiknya dengan kedua sahabatnya. Berjam-jam ia menangis sampai akhirnya ia terlelap dalam tidurnya.
Pukul 1 malam nek Wiwik melihat cucunya, ia terkejut saat melihat cucunya tidur dengan posisi duduk diatas kasur dengan jejak airmata dipipinya. Ia paham betul apa yang akan dihadapi cucunya. Dengan perlahan nek wiwik menyelimuti tubuh cucunya dan mengambil ponsel yang masih dalam genggaman cucunya.
"Nduk, ibumu tidak akan bahagia sebelum kamu benar-benar bisa mengakui semua ini, kamu memang salah tapi bukan sepenuhnya salah. Ini takdir dari Allah nduk, kamu yang kuat yaa" Ucap nek Wiwik sambil mengusap pelan kepala sang cucu, lalu kemudian mengecup keningnya.
Saat hendak keluar dari kamar Rana, nek wiwik mendengar ponsel cucunya berdering. Sekilas ia melihat nama Aditya terpampang jelas di layar ponsel cucunya. Ia hanya melihatnya dan meninggalkannya untuk beristirahat di kamarnya.
Keesokan harinya, ketika Rana terbangun ia merasa pegal karena posisi tidurnya yang tidak teratur. Ia sedikit meregangkan ototnya dan beranjak keluar kamar. Didapur tercium aroma sup ayam khas neneknya yang sangat ia sukai. Sup ayam buatan neneknya adalah makanan favorit Rana dari ia masih kecil. Sup itu membuat rana merasa masih bersama dengan ibunya.
"Pagi nek, nenek pasti sedang memasak sup ayam kesukaanku pagi ini" ucap Rana sambil berjalan menuju kamar mandi yang berada disamping dapur.
"Iyaa nduk, habis mandi sarapan dulu yaa. Nanti nenek tinggal ketempat tetangga sebentar, mau nitip uang arisa sama kewarung" sahut nek wiwik pada cucunya tersebut.
"Baik nek." Jawab Rana singkat.
Setelah selesai mandi dan bersiap ternyata nek wiwik sudah pergi ketempat tetangganya. Tanpa berfikir panjang Rana mengambil nasi lauk dan sup untuk sarapan pagi. Didesa rana selalu diajarkan mandiri, ia harus mencuci piring bekasnya sendiri, mencuci baju sendiri dan juga menata kamar sendiri. Ia selalu ingat pesan ibunya jika mereka pergi kedesa. Ibunya selalu mengajarkan agar rana bersikap mandiri dan tidak boleh merepotkan neneknya. Seusai membersihkan piring bekasnya, ia membuat segelas teh hangat dan mulai merapikan kamarnya. Tak lupa rana membuka jendela kamarnya agar udara segar dapat masuk kedalam kamar kesayangannya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEREKA_
Teen FictionMeta yang berada di samping rana terkejut setelah ia melihat isi kotak yang dibanting oleh deswita dihadapannya, ia tidak percaya apa yang dikatakan aditya ternyata benar. Iapun langsung berdiri dan memegang tangan deswita dengan erat, ia sungguh-su...