Hay hay hay......
Akhirnya bisa up lageee....
Dan bertemu dengan kalian
Daripada penasaran langsung cusss aja yukkk....Happy Reading......
Pagi itu dengan rambut dan kamar yang masih acak-acakan, Rana terbangun dari tidurnya. Ia mencoba terus meyakinkan dirinya bahwa kemarin adalah kejadian yang harus ia lupakan. Ia harus menerima kenyataan bahwa Meta dan Deswita sekarang bukan lagi sahabatnya. Rana menuruni tangga dengan sempoyongan, ia merasa lapar karena sejak kemaren belum makan. Bik ani yang melihat Rana seperti itu langsung menghampirinya. Dengan pelan ia mendudukkan majikannya di meja makan, dan menyiapkan makanan untuk majikannya itu. Rana menyantap nasi gorengnya dengan pelan bahkan ia sampai melamun.
"Bik siapkan koper dan peralatanku segera aku ingin pergi ke tempat nenek" ucap Rana serak.
"Baik non, kira-kira berapa banyak baju yang akan non bawa?" ucap bik ani.
"Ambil saja setengah lemari, kemungkinan aku akan lama disana" jawab Rana.
"Baik non, bibi akan segera siapkan" ucap bik ani mengikuti perintah.
Setelah makan Rana naik untuk mandi dan bersiap-siap. Melihat kamarnya yang masih berantakan ia merapikan dulu dan akhirnya turun dengan tas ransel dipunggungnya.
"Mang Adi siapkan mobil, aku akan pergi sendiri ke desa" ucap Rana pada supir pribadinya.
"Tapi non yakin akan pergi sendiri dengan keadaan yang seperti ini?" jawab mang adi sedih.
"Mang Adi, bik Ani. Rana titip rumah dan nanti jika ada temen-temen atau siapapun yang cari Rana bilang aja Rana pergi dan jangan bilang siapapun kalau aku ke desa ya" pesan Rana pada asisten rumah tangganya itu
"Baik non" jawab keduanya serempak.
Rana tersenyum melihat para asistennya yang selama ini bisa bertanggung jawab dan dapat ia percaya. Rana memasuki mobilnya dan melaju menuju ke rumah neneknya di desa.
Sesampainya di desa, Rana melihat seorang wanita tua yang sedang duduk di teras rumah sambil meminum secangkir teh hangatnya. Dialah wanita yang selama ini selalu Rana rindukan, wanita yang selalu menguatkan Rana dan selalu mendekapnya untuk memberikan kasih sayangnya. Tanpa berlama-lama Rana keluar dari mobil dan menemui neneknya itu.
"Cucuku yang cantik, apa kabarmu nduk?" ucapnya sambil mencium kening Rana dan memeluknya.
(nduk adalah panggilan untuk anak perempuan)
"Alhamdulillah Rana sehat nek, nenek apa kabar?" ucap rana sambil melepaskan pelukan neneknya
"Aku sehat nduk, ayo masuk dulu. Kamu pasti kangen sama kamar masa kecilmu kan?" ucapnya sambil membawa Rana memasuki rumah.
Rana duduk di kursi bambu yang ada di ruang tamu, neneknya menuju ke dapur untuk membuatkan teh untuk cucunya itu. Rana melihat pintu kayu berwarna coklat yang berdekatan dengan ruang tamu, ia berjalan kesana dan memasuki kamar itu.
"Kamar ini sama sekali tidak berubah, semua masih sama dan selalu bersih" gumamnya.
"Oalah nduk kamu disini to, kamar ini selalu nenek bersihkan dan selalu nenek ganti spreinya" ucap nenek wiwik dari ambang pintu kamar.
"Ayo keluar dulu nenek udah buatkan kamu teh" lanjutnya.
Rana keluar dari kamar itu dan meminum teh di ruang tamu ditemani nenek wiwik. Tak lama setelahnya Rana keluar dan menuju bagasi mobil untuk mengambil koper dan tas ranselnya yanb berisi baju dan alat-alat pribadinya. Ia masuk kedalam kamarnya dan merapikan baju di almarinya.
"Loh nduk kok baju yang kamu bawa banyak banget, berapa lama kamu bakal disini nduk?" ucap nenek wiwik memasuki kamar cucunya.
"Rana bakal lama disini nek, Rana rindu suasana di desa ini nek" jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEREKA_
Teen FictionMeta yang berada di samping rana terkejut setelah ia melihat isi kotak yang dibanting oleh deswita dihadapannya, ia tidak percaya apa yang dikatakan aditya ternyata benar. Iapun langsung berdiri dan memegang tangan deswita dengan erat, ia sungguh-su...