[Senyumanmu masih sama ya?]
•••"Deraaa!!!"
Gadis yang bernama Dera itupun , menggerakan tubuhnya kearah jam 9, dan benar dugaannya jika suara yang tadi memanggil dirinya itu Mora---sahabat dari Smp nya---"Sini!" Ujar Mora yang menyuruh Dera mendekati dirinya dengan tangan yang mengode. Dera menghela nafas sebentar, lalu berjalan mendekati sahabatnya itu. "Apa?"
Tapi yang dirinya dapati dari sahabatnya, adalah sebuah kode yang membuat Dera mengikuti arah tatapan yang sedang dilirik oleh Mora saat ini.
Dera mengerut keningnya dan menatap tajam untuk melihat jelas apa yang diliat Mora tadi. Dera melihat tiga pria famous disekolahnya yang srdang berjalan santai dikoridor, yang sesekali-kali bergurau tak luput siswi-siswi sepanjang koridor mengagumi 'ketampanan' mereka.
"Masuk kelas yuk,Mor?" Ajak Dera membuat Mora menoleh, "Lu ga mau liat mantan lu itu?" Goda Mora membuat Dera menunduk dan menahan umpatan yang ingin sangat Dera keluarkan untuk teman sengeselin nya itu.
"Garin!!!" Teriak Mora tiba-tiba membuat Dera mendongak kaget dan matanya berpapasan dengan mata Garin yang sedang melihatnya juga, lalu Garin tersenyum kearah Dera.
Dera diam ditempat, bukan diam tapi dia bingung dengan perasaannya kali ini, tak mau absurd Dera pun membalik badannya tapi terhalang dengan Garin yang menepuk bahunya pelan, "Der?"
Tak bisakah Garin mengerti perasaan Dera sekarang? Dera menghelai nafasnya pelan, lalu membalik badan ke arah Garin dan berusaha tersenyum, "iya?" Jawab Dera lembut.
"Senyum lu masih sama ya? Gw kangen" ujar Garin yang sukses bikin Dera ingin hilang dari bumi saat ini juga.
"Lu kenapa manggil?" Garin menghela nafasnya lesu, "Lu kok berubah sih? Kan kita temen" Dera tersenyum, "kenapa?" Tanya Dera lagi, membuat Garin memanyunkan bibirnya lucu, membuat Dera yang melihat itu gemas.
"Ntar ajarin gw fisika ya? pas pulsek. Gak mau tau! harus ngajarin! Gw tunggu di perpus ntar!" Ujar Garin tak terbantah lalu mengacak rambut Dera dan berjalan meninggalkan Dera dengan teman-temannya tadi.
Dera tersenyum, diam-diam dia masih menaruh harapan lagi dengan Garin, diam-diam dia masih ingin bersama Garin walau dia tau itu sangat mustahil.
"Lu tau kan, Der? Kalau kita itu cocoknya temenan, udah ga usah harapin gw lagi"
"Woy, Der!" Pekikan dari Mora membuat Dera tersadar lalu tersenyum,
"Lu ngapa dah?" Tanya Mora penasaran, Dera menggeleng, lalu berjalan memasuki kelas membuat Mora mau tak mau mengikuti dirinya."Cie tadi digoda mantan" goda Mora mengejek membuat Dera melihat itu jengah. "Apa,sih" sewot Dera sebal yang sukses membuat Mora tertawa. Astaghfirulloh punya temen kok gini banget.
●●●
Dera terbangun dari tidurnya, dan menatap sekelilingnya lalu berfikir, bagaimana bisa dia tertidur? Kemudian, Dera menoleh saat guru fisika keluar dari kelas. Huum dia ingat, dia tidur karena pelajaran fisika.
"Udah bangun lu?" Tanya Mora saat guru sudah pergi dari kelas mereka. Dera mengangguk sebagai jawaban, "Kebiasaan" cibir Mora yang membuat Dera menyengir.
"Mor?" Mora yang tau kebiasaan Derapun hanya memberi bukunya ke Dera dan diterima Dera dengan baik. "Lu sekali aja dipelajaran Fisika ga tidur, Der" keluh Mora seperti biasa membuat Dera membuka mulut tapi tertahan oleh ucapan Mora selanjutnya. "Ga bisa Mor, lu tau kan Fisika itu bagaikan dongeng buat gw"
"Klasik tau ga alesan lu" sambung Mora yang masih mencibir membuat Dera hanya tersenyum kaku. "Ya gimana lagi, gurunya ngebosenin sih"
"Aaaa.... udah lah gw laper ayok kantin" ajak Mora menghentikan perdebatan mereka,kemudian beranjak dari duduknya yang diikuti oleh Dera setelah itu.
"Yawlah Der, penuh semua" ujar Mora disaat mereka telah sampai di depan kantin, "Ya terus mau gimana?" Tanya Dera membuat Mora menatap sekeliling kantin dan tersenyum saat ada kursi kosong.
Ditariklah tangan Dera menuju tiga pria yang sedang asik berbincang, "Maaf ganggu, kita boleh gabung ga?" Tanya Mora menghentikan aktifitas ketiga pria itu.
Tiga pria itupun menoleh kearah mereka, dan salah satu dari pria itu memperbolehkan Mora untuk bergabung."Lu disini ya Der, gw mau beli makanan buat kita" bisik Mora yang langsung kabur sebelum Dera mengiyakan, Dera ingin memarahinya tapi inget saat matanya menatap sosok pria didepannya itu. Garin.
"Der, apakabar?" Tanya Putra disamping Garin memulai pecakapan mereka. Dera tersenyum, "baik".
"Tapi, keadaan temen gw ga baik pas kalian putus, Der" sindir Reza menimpali membuat Dera kikuk dan Garin yang melototkan matanya ke arah Reza.
"Jangan dengerin, Der! Fitnah dia fitnah" elak Garin yang sedikit salting membuat Dera tersenyum bingung
"Hilih" cibir Reza lagi yang setelah itu Mora datang dengan dua mangkuk somay dan dua gelas es jeruk untuk Dera dan juga Mora. "Sayang, makasih ya" ujar Reza sambil mengambil mangkok yang tadi dibawa oleh Mora.
Tak selang berapa menit, "Yang Sakit!" Adu Reza setelah Mora menampar pelan tangan Reza, "Itu buat Dera, kan kamu udah beli sendiri".
Dera tersenyum lalu mengulurkan lidahnya mengejek kearah Reza dan mengambil mangkok dari Reza, "Mon maap princes lapar" sindir Dera, membuat Garin dan juga Putra tertawa melihat kejadian hari ini.
"Ngapa lu tawa?!" tanya Reza galak pada temannya, "Woles bro, woles" ujar Putra yang menahan tawa.
Kemudian Garin mengambil minuman Dera didepannya lalu mencicipi es jeruk milik Dera. "Rin! Kok diminum sih" protes Dera tak rela minumnya diminum orang lain apalagi yang statusnya mantan.
"Ini kecut, lu kan ga suka yang kecut, bentar gw gantiin ya?" Ucap Garin yang setelah itu pergi untuk mengganti minuman Dera.
"See? Gw bilang apa? Garin itu cuma gengsi, sok-sokan bilang udah move on dari lu nyatanya, hilih tai leding" lapor Reza setelah dirinya benar-benar melihat Garin yang jauh dari pemandangan matanya.
Putra mengangguk setuju. "Dia mah tiap hari liatin chat kalian, dia tuh sebenernya kangen lu, Der tapi kan dia gengsinya selangit" ujar Putra yang juga ikutan bikin gosip.
Walau Dera diam, sebenarnya Dera diam-diam juga rindu kenangan dulu, Dera rindu Garinnya dan Dera rindu jahilnya Garin padanya.
"Hahaha, kamu kan tau kalau aku jahil"
"Ihhh ngeselin!" protes Dera yang setelah itu Garin memeluknya erat dan mengelus rambut Dera pelan."Nih, udah gw ganti" ujar Garin sambil meletakan es jeruk didepannya membuat Dera menarik nafas dan menahan air matanya yang ingin jatuh.
"Makasih"
KAMU SEDANG MEMBACA
[IF YOU LEAVE]
Teen FictionPernah ga sih lu mikir kayak gini? Gw harusnya bersyukur dapetin dia, dia baik belum tentu ada orang yang hatinya setulus dia, gitu? Padahal gw mau lu berjuang lagi buat gw, tapi nyatanya disini gw terus ya? Yang berjuang buat lu? Terus disini juga...