part 2

15 6 2
                                    

[ Kata orang,kalau dijahatin mending diem biar Tuhan aja yang balas.]

Hari ini hari senin yang sial bagi Dera, gimana ga sial, orang Dera bangun kesiangan terus tadi terlambat masuk sekolah dan sekarang dia malah jatuh didepan banyak orang.

Dera mengerjap matanya saat ada uluran tangan didepan matanya, Dera tersenyum lalu menerima uluran itu, dan tiba-tiba jatuh lagi saat seseorang itu melepaskan tangannya.

"Makanya jalan tuh pake mata!" Sindir Amel membuat siswa seantero sekolah tertawa oleh ucapannya.

"Biasa Mel, buta kali mata kakinya"  Timpal seseorang sampingnya yang merupakan teman Amel ---Angel---

Dera memejam matanya untuk tidak kelihatan rapuh didepan orangnya. "Gini aja udah lemah, pantesan Garin mutusin"

Cibiran akhir Amel, yang ntah kenapa membuat hati Dera sedikit sakit.

"Apa-apaan sih! Kalian semua kenapa ketawa? Seneng liat orang susah? Coba kalian jatuh terus diketawain, gimana rasanya?!" Bentak dari Mora yang sejak kapan sudah berada dibelakan Dera dan sukses membuat siswa yang tadinya tertawa menjadi diam dan pergi meninggalkan koridor sekolah.

Mora melangkah kearah Dera dan membantu Dera berdiri, "Der? Kenapa diam?" Bisik Mora kesal membuat Dera tersenyum.

"Ga punya hati ya lu, Mel! Cuma karena lu ditolak sama Garin terus lu jadiin Dera musuh lu? Ga ada otak!" Bentak Mora kasar yang membuat Amel menatap Mora sengit.

"Heh! Lu dibayar berapa emang ama nih boneka? Sampe lu mau bela dia?" Ujar Amel nyolot membuat Mora ingin menampar pipi mulus Amel, namun terhalang oleh tangan Dera.

"Udah, Amel gw minta maaf kalau dulu gw ada salah sama lu, mending kita baikan aja, masalah ama Garin? Lu bisa kok ngejar dia lagi toh gw sama dia juga udahan" Mora melotot matanya setelah mendengar penuturan dari Dera barusan.

"Der!" Sela Mora tak trima namun tak dihiraukan oleh Dera membuat Mora mendengus kesal, "Kita duluan"

"Kaki lu gapapa? Beneran ga mau di obatin?" Ujar Mora khawatir saat mereka telah berhasil melewati Amel dan juga Angel.

Dera menggangguk sembari jawaban. "Iya gapapa kok, toh gw bisa jalan biasa" tutur Dera yang berusaha berjalan biasa walau dia menahan sakit di pergelangan kakinya.

Saat Dera berusaha berjalan,tiba-tiba dia merasakan dirinya terbang dan menoleh ke atas untuk mengetahui siapa dalang yang tidak ijin menggendongnya itu.
"GARIN!!! TURUNIN GAK!" teriak Dera sambil mengayunkan kakinya keatas-bawah.

"Diam!"

Dera memajukan bibirnya setinggi 1 cm itu sambil menyilangkan tangannya didepan dada, dan menatap diam kearah Garin yang sedang fokus menatap depan.

Hingga Dera tersadar bahwa dirinya diturunkan di brankar uks, kemudian kakinya ditarik ke samping, sampai diliat-liat oleh Garin.

Dera masih sama dengan ke-diam-annya, sedangkan Garin mengambil obat yang di kotak p3k. Setelah mendapatkan, Garin kembali ketempat Dera dan mengurut kaki Dera pelan namun masih bisa membuat Dera meringis menahan sakit.

"Ihhh.. pelan,Rin!" Rengek Dera membuat Garin menghembus nafas kesal. "Lu kenapa sih ga lawan? Terus juga lu seenak jidat nyuruh dia deketin gw, lu kira gw barang!" Semprot Garin yang sedari tadi menahan emosinya.

Dera diam sambil mengerjap matanya bak boneka, "Gw salah ya?" Tanya Dera seperti orang tak bersalah. Garin menatap Dera dan menghembus nafasnya kasar.

"Der? Lu boleh baik, tapi kalau ada orang yang jahatin lu, lu jangan diem aja" ujar Garin dengan suara yang sedikit melunak. Dera menunduk kepalanya, "Im sorry"

Garin berdiri lalu mengelus rambut Dera pelan, "Jangan diulang ya?" Dera mengangguk patuh membuat Garin tersenyum. "Pinter" ujar Garin yang ntah kenapa membuat hati Dera sedikit menghangat.

"Istirahat ya?" Ujar Garin saat mendengar bel pelajaran berbunyi, membuat Dera menggeleng kepalanya. "Gw kekelas ya?" Tanya Dera membuat Garin menggeleng kepalanya tegas.

Kemudian Garinpun meninggalkan Dera yang diuks sendirian.

Dera menatap punggung Garin dengan tatapan nanar lalu kembali memanyunkan bibirnya, menjatuhkan badannya ke kasur.
"Masa cuma jatuh sampe ga boleh ikut pelajaran" cibir Dera sambil mengambil boneka sapi kecil yang tiap hari dibawa Dera kemanapun dia berada. Memang Dera itu maniak dengan sapi.

●●●

"DERAA!" Teriak Mora memasuki uks dan diam saat melihat Dera tidur dalam tenang itu. Mora masih berdiri sambil melihat kaki Dera yang masih bengkak itu.

Kemudian Mora menoleh saat tahu ada seseorang yang memasuki uks, yang ternyata Garin.

"Tidur?" Tanya Garin pelan membuat Mora mengangguk. "Bawain tasnya ke mobil gw aja Mor" ujar Garin yang dituruti oleh Mora.

Garin melangkah kearah Dera, tersenyum menatap wajah Dera yang tenang itu. "Der?Jangan bikin gw khawatir lagi ya?" Ujar Garin walau Garin tahu Dera tak mendengar.

Kemudian, Garin dengan pelannya mengangkat badan Dera seperti ala bridal style itu.

Setelah berhasil, Garin pun dengan pelan menggendong Dera dan berjalan dengan langkah lebar, karena dirinya tak mau mengganggu tidurnya Dera.

Dengan dibantu Mora membukakan pintu, Dera pun telah berhasil di kursi mobil Garin dengan keadaan masih terlelap.

"Makasih ya Mor" ujar Garin tulus membuat Mora tersenyum, "Iya, hati-hati ya bawa temen gw"

"Siap!" Garin masuk ke mobilnya dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

"Yang bucin mah beda ya" sindir Putra membuat Mora menoleh,

"Kayak lu engga aja" Putra masih menatap kepergian mobil Garin yang sudah menghilang sejak tadi.

"Boleh ga sih gw maju buat dapetin Dera, lagi?"

Up : 21 Juli 2020❄

[IF YOU LEAVE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang